Kunci Jawaban
Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 3 FPPN Topik 1 PPG 2025: Koneksikan Permasalahan Ali
Berikut referensi jawaban Cerita Reflektif Modul 3 FPPN Topik 1 PPG 2025: Bagaimana Mendidik secara Kontekstual.
TRIBUNTERNATE.COM - Berikut ini referensi kunci jawaban untuk mengerjakan Cerita Reflektif Modul 3 Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai (FPPN) Topik 1 PPG 2025, di Ruang Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK).
Soal Modul 3 FPPN Topik 1 PPG 2025 ditujukan untuk para guru yang mengikuti pelatihan PPG 2025 Guru Tertentu.
Selengkapnya, inilah soal kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 3 FPPN Topik 1: Filsafat Pancasila dan Pemikiran Ki Hajar Dewantara sebagai Landasan Pendidikan Nasional, materi Bagaimana Mendidik secara Kontekstual.
Baca juga: Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 2 Topik 3 PPG: Bagaimana Mewujudkan Psikologis Warga Sekolah
Cerita Reflektif
Koneksikan permasalahan Ali dengan konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya mengenai peran guru, konsep Catur Pusat Pendidikan, dan Pendidikan yang menyesuaikan dengan Kodrat Alam dan Kodrat Zaman. Susunlah rencana aksi dan rancangan pembelajaran untuk Ali. Diskusikan rencana yang dibuat dengan teman sejawat, mintalah masukan dari teman sejawat untuk merancang pembelajaran yang tepat. Catatlah semua masukan dan sempurnakan rencana yang telah dibuat.
Kunci Jawaban:
Untuk membuat Ali semangat kembali dalam menjalani kehidupan sehari-harinya maka butuh dorongan dari keluarga, sekolah dan lingkungan tempat dia tinggal yang baru. Hal-hal yang dapat dilakukan guru misalnya membantu Ali beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya dan juga menyusun pembelajaran yang menuntut semua siswa untuk berdiskusi dan berkolaborasi, topik yang diberikan dalam pembelajaran juga bisa diganti dengan tema perkotaan untuk menumbuhkan keberanian Ali kembali untuk bercerita.
Kunci Jawaban Alternatif:
Analisis Permasalahan Ali
Permasalahan Ali perlu diidentifikasi secara spesifik terlebih dahulu. Asumsikan permasalahan Ali adalah:
- Kesulitan Belajar: Ali mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran tertentu (misalnya, matematika atau bahasa Inggris).
- Motivasi Rendah: Ali kurang termotivasi untuk belajar dan seringkali menunda-nunda tugas.
- Perilaku Kurang Disiplin: Ali sering terlambat masuk kelas atau tidak mengerjakan tugas.
Keterkaitan dengan Konsep yang Dipelajari
- Peran Guru: Guru berperan sebagai fasilitator, motivator, dan pembimbing. Guru harus mampu mengidentifikasi kebutuhan belajar Ali, memberikan dukungan yang sesuai, dan menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan.
- Catur Pusat Pendidikan: Pendidikan Ali tidak hanya menjadi tanggung jawab sekolah, tetapi juga keluarga, masyarakat, dan alam sekitar. Keempat pusat pendidikan ini harus saling mendukung dan bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang holistik bagi Ali.
- Kodrat Alam dan Kodrat Zaman: Pendidikan Ali harus disesuaikan dengan potensi dan minatnya (kodrat alam), serta dengan tuntutan dan perkembangan zaman (kodrat zaman). Guru harus mampu merancang pembelajaran yang relevan dengan kehidupan Ali dan mempersiapkannya untuk menghadapi tantangan masa depan.
Rencana Aksi
Identifikasi Masalah Lebih Mendalam:
- Lakukan observasi terhadap perilaku Ali di kelas.
- Wawancarai Ali untuk memahami kesulitan dan minatnya.
- Berkomunikasi dengan orang tua Ali untuk mendapatkan informasi tambahan.
Penyusunan Rencana Pembelajaran Individual (PPI):
- Berdasarkan hasil identifikasi masalah, susun PPI yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar Ali.
- Tentukan tujuan pembelajaran yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu (SMART).
- Pilih metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar Ali.
- Rencanakan evaluasi pembelajaran yang berkelanjutan.
Implementasi PPI:
- Laksanakan PPI secara konsisten dan teratur.
- Berikan dukungan dan bimbingan kepada Ali secara individual.
- Ciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif.
Evaluasi dan Refleksi:
- Lakukan evaluasi terhadap kemajuan belajar Ali secara berkala.
- Refleksikan efektivitas PPI dan lakukan penyesuaian jika diperlukan.
- Libatkan Ali dan orang tuanya dalam proses evaluasi.
Rancangan Pembelajaran (Contoh untuk Kesulitan Matematika)
Topik: Operasi Hitung Campuran
Tujuan Pembelajaran:
- Ali dapat menyelesaikan soal operasi hitung campuran (penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian) dengan benar.
Metode Pembelajaran:
- Pendekatan Kontekstual: Mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari Ali.
- Demonstrasi: Guru memberikan contoh soal dan cara penyelesaiannya.
- Latihan Soal: Ali mengerjakan soal-soal latihan secara mandiri dan berkelompok.
- Permainan: Menggunakan permainan matematika untuk meningkatkan motivasi belajar Ali.
Media Pembelajaran:
- Alat Peraga: Benda-benda konkret yang dapat digunakan untuk memvisualisasikan operasi hitung.
- Lembar Kerja: Soal-soal latihan yang bervariasi.
- Aplikasi Matematika: Aplikasi yang dapat digunakan untuk belajar matematika secara interaktif.
Evaluasi:
- Tes Tertulis: Soal-soal operasi hitung campuran.
- Observasi: Mengamati partisipasi Ali dalam kegiatan pembelajaran.
- Portofolio: Kumpulan hasil kerja Ali selama proses pembelajaran.
Diskusi dengan Teman Sejawat
Setelah menyusun rencana aksi dan rancangan pembelajaran, diskusikan dengan teman sejawat. Beberapa pertanyaan yang dapat diajukan:
- Apakah rencana aksi dan rancangan pembelajaran sudah sesuai dengan kebutuhan Ali?
- Apakah metode dan media pembelajaran yang dipilih sudah tepat?
- Bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar Ali?
- Bagaimana cara melibatkan orang tua Ali dalam proses pembelajaran?
Contoh Masukan dari Teman Sejawat:
- "Sebaiknya gunakan lebih banyak alat peraga yang konkret agar Ali lebih mudah memahami konsep operasi hitung."
- "Coba gunakan pendekatan problem-based learning agar Ali lebih aktif dalam belajar."
- "Libatkan orang tua Ali dalam memberikan dukungan dan motivasi di rumah."
Penyempurnaan Rencana
Berdasarkan masukan dari teman sejawat, lakukan penyempurnaan terhadap rencana aksi dan rancangan pembelajaran. Misalnya:
- Menambahkan penggunaan alat peraga yang lebih konkret.
- Menggunakan pendekatan problem-based learning dalam pembelajaran.
- Menjalin komunikasi yang lebih intensif dengan orang tua Ali.
Catatan Tambahan
- Fleksibilitas: Rencana aksi dan rancangan pembelajaran harus fleksibel dan dapat disesuaikan dengan perkembangan Ali.
- Kolaborasi: Libatkan semua pihak yang terkait (guru, orang tua, teman sejawat) dalam proses pembelajaran Ali.
- Kesabaran: Membantu Ali mengatasi kesulitan belajar membutuhkan kesabaran dan ketekunan.
Dengan pendekatan yang holistik dan kolaboratif, diharapkan Ali dapat mengatasi kesulitan belajarnya, meningkatkan motivasinya, dan mencapai potensi terbaiknya.
Kunci Jawaban Alternatif:
Koneksi Permasalahan Ali dengan Konsep Pendidikan:
Perubahan lingkungan dan cuaca menjadi tantangan bagi Ali. Sesuai konsep Kodrat Alam, guru dan lingkungan sekolah harus membantu Ali beradaptasi. Dari Kodrat Zaman, Ali yang aktif dan sosial di masa digital perlu diberi ruang aktualisasi. Peran guru sangat penting dalam memfasilitasi transisi ini. Melalui Catur Pusat Pendidikan (keluarga, sekolah, masyarakat, dan peserta didik), sinergi perlu dibangun untuk mendukung Ali.
Rencana Aksi:
- Membangun komunikasi intensif dengan Ali secara personal.
- Melibatkan ibu Ali dan guru BK dalam konseling ringan yang berfokus pada penguatan diri dan semangat baru.
- Mengarahkan Ali untuk terlibat kembali dalam ekstrakurikuler, misalnya sebagai mentor junior futsal atau pembuat konten olahraga sekolah.
Rancangan Pembelajaran:
- Gunakan metode project-based learning dengan tema lokal, misalnya membuat kampanye video tentang pentingnya olahraga di wilayah pesisir.
- Libatkan siswa dalam kerja kelompok heterogen agar Ali bisa membentuk relasi baru.
- Sisipkan tugas reflektif tentang adaptasi terhadap perubahan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia atau PPKn.
Masukan Teman Sejawat:
- Buat program orientasi siswa pindahan yang melibatkan OSIS dan ekskul.
- Ali diberikan peran dalam kegiatan sekolah agar merasa dibutuhkan.
Kunci Jawaban Alternatif:
Koneksi dengan Konsep:
Ali mengalami kejutan budaya karena perubahan sosial dan geografis. Pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara harus menyatu dengan lingkungan anak (Kodrat Alam). Guru sebagai “pamomong” perlu menjadi pengarah yang hadir. Sinergi antara sekolah dan keluarga sangat penting, sesuai konsep Catur Pusat Pendidikan.
Rencana Aksi:
- Membentuk tim kecil yang mendampingi Ali (misalnya teman sebangku dan dua anggota ekskul).
- Mengajak Ali mengenal lingkungan pesisir melalui kegiatan belajar luar kelas.
- Sekolah bekerja sama dengan komunitas lokal (misalnya klub futsal desa) agar Ali tetap bisa mengembangkan minatnya.
Rancangan Pembelajaran:
- Mata pelajaran Geografi atau IPS dapat dikaitkan dengan ekosistem pesisir.
- Dalam PJOK, guru mengintegrasikan permainan futsal mini dengan menyesuaikan kondisi lapangan sekolah.
- Bahasa Indonesia memberi tugas wawancara tokoh lokal di bidang olahraga atau nelayan muda inspiratif.
Masukan Teman Sejawat:
- Buat komunitas siswa aktif berbasis minat, seperti “Komunitas Sportivitas”.
- Tambahkan jam dialog mingguan antar siswa untuk memperkuat kelekatan sosial.
Kunci Jawaban Alternatif:
Analisis Permasalahan Ali dalam Bingkai Filosofi Ki Hadjar Dewantara
Permasalahan Ali bukan sekadar "tidak punya teman" atau "cuaca panas," melainkan indikasi dari disorientasi dalam proses adaptasi kodrat alam dan kodrat zaman di lingkungan baru, yang diperparah oleh perubahan pada catur pusat pendidikan-nya.
Kodrat Alam dan Kodrat Zaman:
- Kodrat Alam (Bakat/Minat): Ali adalah anak yang periang, aktif, dan memiliki minat kuat pada futsal serta pergaulan luas. Ini adalah bagian dari kodrat alaminya yang butuh ruang ekspresi.
- Kodrat Zaman: Lingkungan perkotaan sebelumnya memungkinkan Ali untuk berinteraksi dengan mudah dan terlibat dalam kegiatan futsal yang populer. Perubahan ke daerah pesisir dengan cuaca panas dan mungkin minimnya fasilitas futsal atau komunitas sejenis, berarti kodrat zamannya tidak lagi terakomodasi. Ali kehilangan platform untuk mengekspresikan diri dan bersosialisasi sesuai karakteristiknya.
Konsep Catur Pusat Pendidikan:
- Keluarga: Keluarga Ali (ayah dan ibu) sudah suportif dan proaktif dalam mencari sekolah, namun mungkin belum sepenuhnya memahami dampak psikologis mendalam dari perubahan lingkungan terhadap Ali, terutama dari sisi sosial-emosional.
- Sekolah (Baru): Sekolah baru belum berhasil menjadi pusat yang menarik bagi Ali. Aktivitas intrakurikuler dan ekstrakurikuler (futsal) yang dulu menjadi pemicu semangatnya, kini terasa hambar karena ketiadaan teman yang cocok atau minat yang sama.
- Masyarakat (Baru): Lingkungan pesisir yang baru belum menyediakan "ruang pergaulan" yang Ali butuhkan, baik dalam minat olahraga maupun dinamika pertemanan sebaya/kakak kelas yang dulu ia nikmati. Ini menyebabkan Ali menarik diri.
- Perguruan Tinggi/Organisasi Pemuda: Meskipun Ali kelas 11, konsep pemuda dan pergaulan luasnya sangat relevan. Ketiadaan jaringan pemuda dengan minat sama di lingkungan baru membuatnya kehilangan wadah.
Peran Guru
Sebagai wali kelas, guru memiliki peran penting sebagai penuntun (among).
- Ing Ngarsa Sung Tuladha: guru perlu menjadi teladan dalam empati dan proaktivitas dalam mendekati Ali.
- Ing Madya Mangun Karsa: guru harus menciptakan suasana kelas yang mendorong Ali berani berinteraksi dan mengidentifikasi minat baru.
- Tut Wuri Handayani: guru perlu memberikan dorongan dan dukungan agar Ali bisa beradaptasi dan menemukan kembali semangatnya, tanpa memaksa.
Rencana Aksi dan Rancangan Pembelajaran untuk Ali
Tujuan Umum: Mengembalikan semangat belajar dan sosialisasi Ali dengan mengakomodasi kodrat alam dan zaman serta mengoptimalkan peran catur pusat pendidikan.
Peran Utama Guru: Fasilitator, Penghubung, dan Penuntun.
1. Rencana Aksi Awal (Guru)
Dialog Empati (Individual/Keluarga):
Guruakan segera memanggil Ali untuk dialog personal yang santai dan empatik, bukan interogasi. Fokus mendengarkan perasaan Ali tanpa menghakimi. "Bagaimana kabarmu, Ali? Bapak perhatikan kamu agak murung. Ada yang bisa Bapak bantu?"
Lanjutkan dengan dialog terpisah dengan Ibu Ali untuk mendapatkan informasi lebih detail mengenai minat dan kebiasaan Ali sebelum pindah.
Tujuan: Membangun kepercayaan, menunjukkan kepedulian, dan memahami akar masalah lebih dalam dari perspektif Ali dan keluarganya.
Identifikasi Potensi & Minat di Lingkungan Baru:
- Internal Sekolah: Guru mencari tahu ekstrakurikuler lain di sekolah yang mungkin bisa memicu minat Ali (misalnya, ada klub olahraga lain selain futsal, atau klub sains/IT yang juga butuh siswa aktif).
- Eksternal Sekolah/Masyarakat: Jika ada, guru bisa mencari informasi tentang komunitas olahraga (selain futsal) atau kegiatan pemuda di daerah pesisir tersebut yang bisa Ali ikuti (misalnya, voli pantai, renang, komunitas pecinta alam, e-sports).
- Tujuan: Menawarkan alternatif platform ekspresi dan sosialisasi yang relevan dengan kodrat alam dan zaman di lingkungan baru.
Diskusikan dengan Teman Sejawat:
- Pertanyaan untuk Diskusi: "Rekan-rekan guru, saya memiliki siswa baru bernama Ali yang dulunya sangat aktif dan periang di lingkungan perkotaan, menyukai futsal dan pergaulan luas. Namun, setelah pindah ke daerah pesisir ini, ia jadi pendiam dan menarik diri. Bagaimana cara kita bisa membantu Ali menemukan kembali semangatnya di lingkungan sekolah dan masyarakat baru yang mungkin berbeda dengan sebelumnya? Adakah ide kegiatan yang bisa menyalurkan energinya atau membantunya bersosialisasi secara bertahap?"
- Fokus Masukan: Strategi peer support, integrasi materi pelajaran dengan konteks lokal, atau ide kegiatan ekstrakurikuler/komunitas yang unik di daerah pesisir.
2. Rancangan Pembelajaran & Intervensi untuk Ali (Berdasarkan Masukan Awal)
Konsep Inti: Memanfaatkan kekuatan lama (aktif, pergaulan) di lingkungan baru, secara bertahap.
Strategi In-Class (Pelajaran):
- Integrasi Konteks Lokal (Kodrat Alam & Zaman): Dalam pelajaran Bahasa Indonesia, Ekonomi, atau IPA, berikan tugas proyek yang membutuhkan observasi langsung lingkungan pesisir dan interaksi.
- Contoh: Proyek "Potensi Ekonomi Pesisir Kita" (Ekonomi/IPS) atau "Ekosistem Laut: Ancaman dan Peluang" (IPA). Ali bisa ditugaskan untuk melakukan wawancara singkat (dengan panduan pertanyaan tertulis) dengan nelayan lokal atau pelaku usaha pariwisata kecil, atau mendokumentasikan (foto/video singkat) kehidupan pesisir. Ini memanfaatkan kodrat "aktif" dan potensi digitalnya.
- Metode Diskusi Kelompok Kecil yang Terstruktur: Saat diskusi, Ali ditempatkan di kelompok yang berisi siswa ramah dan suportif (yang direkomendasikan teman sejawat). Ali diberi peran spesifik yang tidak terlalu menuntut verbal, misalnya pencatat ide, pembuat mind map visual, atau operator proyektor jika ada presentasi. Secara bertahap, dorong ia untuk menyampaikan satu poin hasil kelompok.
Tujuan: Memberikan Ali platform untuk berkontribusi sesuai kemampuannya saat ini, sembari melatih interaksi sosial dalam skala kecil dan relevan dengan lingkungan barunya.
Strategi Out-of-Class (Ekstrakurikuler & Sosial):
- Penjajakan Minat Alternatif: Ajak Ali untuk mencoba ekstrakurikuler yang melibatkan aktivitas fisik atau kelompok kecil, meski bukan futsal (misalnya, tenis meja, bulutangkis, atau club pecinta alam yang bisa eksplorasi pantai/hutan bakau). Ajak siswa lain yang sudah dikenal guru sebagai siswa positif dan ramah untuk menemani Ali mencoba.
- Program "Sahabat Sebaya": Libatkan satu atau dua teman sekelas Ali yang proaktif dan memiliki empati untuk menjadi "sahabat" informal yang mengajaknya berinteraksi saat istirahat atau sepulang sekolah. Ini adalah implementasi Tut Wuri Handayani dari guru melalui siswa lain.
- Menghubungkan dengan Komunitas Lokal: Jika ada, bantu Ali mencari informasi klub olahraga atau kegiatan pemuda di luar sekolah yang cocok. Bisa jadi ada komunitas futsal kecil, atau olahraga pantai lain yang populer di sana.
- Tujuan: Membuka kembali pintu sosialisasi dan aktivitas fisik yang sesuai kodrat Ali di lingkungan barunya, membangun jejaring pertemanan baru secara organik.
3. Masukan dan Penyempurnaan Rencana (Contoh Diskusi dengan Teman Sejawat)
Masukan dari Teman Sejawat (Misalnya Guru BK/Guru Olahraga):
- "Untuk Ali, mungkin kita bisa libatkan dia di klub fotografi sekolah, atau klub jurnalisme. Dengan minatnya pada gadget dan keaktifannya, dia bisa jadi fotografer atau videographer yang mendokumentasikan kegiatan sekolah, termasuk futsal! Ini membuatnya tetap terhubung dengan olahraga favoritnya tapi dengan peran baru yang tidak langsung menuntut interaksi fisik intens dengan tim baru." (Guru BK)
- "Ali ini kan aktif, mungkin dia juga bisa diajak gabung tim persiapan acara sekolah, jadi dia bisa terlibat di balik layar, bantu setting alat, atau jadi koordinator lapangan. Ini melatih tanggung jawab dan ketemu banyak orang secara fungsional." (Guru Olahraga)
- "Cuaca panas di pesisir bisa diatasi kalau kegiatan olahraganya sore hari atau di dalam ruangan. Mungkin kita bisa dorong sekolah mengadakan turnamen futsal antar kelas internal, dan Ali bisa diminta bantu menjadi panitia teknis atau official tim, bukan sebagai pemain inti dulu." (Guru Olahraga)
Penyempurnaan Rencana:
- Libatkan dalam Peran "Dibalik Layar" yang Aktif: Selain proyek akademik, saya akan menawarkan Ali peran sebagai dokumentator kegiatan ekstrakurikuler (futsal atau lainnya) menggunakan kamera atau ponselnya. Atau, sebagai bagian dari tim teknis/panitia acara sekolah. Ini memanfaatkan kodrat aktif dan digitalnya, memberinya purpose dan kesempatan bertemu teman baru tanpa tekanan langsung harus "bergabung" sebagai anggota tim.
- Inisiasi Kegiatan Olahraga Kecil dan Terjadwal: Berkoordinasi dengan guru olahraga untuk mungkin mengadakan sesi futsal sore (saat cuaca lebih sejuk) atau di lapangan indoor (jika ada), yang sifatnya lebih santai dan inklusif. Dorong Ali untuk berpartisipasi atau membantu sebagai asisten pelatih/wasit.
- Komunikasi Rutin dengan Orang Tua dan Ali: Memastikan komunikasi tiga arah (guru-siswa-orang tua) tetap berjalan untuk memantau perkembangan emosi dan sosial Ali. Berikan reinforcement positif atas setiap kemajuan kecil yang ditunjukkan Ali.
Dengan rencana yang lebih komprehensif dan masukan dari rekan sejawat ini, diharapkan Ali dapat secara bertahap menemukan kembali semangatnya, beradaptasi dengan lingkungan baru, dan mengembangkan potensi dirinya sesuai kodrat alam dan zamannya.
*) Disclaimer: Kunci jawaban Cerita Reflektif Modul 3 FPPN topik 1 Filsafat Pancasila dan Pemikiran Ki Hajar Dewantara materi Bagaimana Mendidik secara Kontekstual dalam artikel ini hanya sebagai referensi bagi guru yang mengikuti PPG 2025 2025 untuk mengerjakan di Ruang GTK.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)
Kunci Jawaban Cerita Reflektif Modul 2 Topik 3 PPG: Bagaimana Mewujudkan Psikologis Warga Sekolah |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Post Test PPG 2025 PPA Umum 1, 2, 3: Anda Adalah Guru Bahasa Inggris di Sebuah SD |
![]() |
---|
Kunci Jawaban PPG 2025: Apa yang Dimaksud dengan School Well-being Dalam Konteks Pendidikan? |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 11 Kurikulum Merdeka Halaman 17: Paragraf Kohesif dan Koheren |
![]() |
---|
Kunci Jawaban PPG 2025 Modul 2: Apa yang Dimaksud dengan Experiential Learning Menurut David Kolb? |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.