Trijan Abdul Halim: Penulis, Pengajar, dan Penggerak Position English Club di Halmahera Timur

TRIBUNTERNATE.COM,MABA- Dari sebuah desa kecil bernama Maba Sangaji di Kecamatan Kota Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara, muncul sosok muda inspiratif yang aktif menggerakkan literasi dan pendidikan bahasa Inggris di daerahnya.

Ia adalah Trijan Abdul Halim, lulusan Sastra Inggris Universitas Khairun (Unkhair) Ternate tahun 2019. Ia tak hanya dikenal sebagai praktisi sastra, tetapi juga penggerak pendidikan yang terjun langsung ke tengah masyarakat.

Saat ini, Trijan tengah menulis sebuah buku biografi berjudul “Muh Nuh; Sang Visioner”. Buku tersebut ia dedikasikan untuk sosok Muh Nuh, figur lokal yang ia anggap memiliki pengaruh besar dalam perjalanan hidupnya, terutama dalam hal kepemimpinan dan pandangan tentang masa depan.

Baca juga: Pemprov Malut Terima 28 Sertipikat Aset dari Menteri ATR/BPN Nusron Wahid

Buku ini direncanakan akan diterbitkan secara independen.

“Menulis bukan hanya soal menuangkan pikiran, tapi juga soal merawat ingatan kolektif kita terhadap sosok-sosok inspiratif di sekitar. Muh Nuh adalah salah satunya,” ujar Trijan, Sabtu (23/8/2025).

Namun dedikasi Trijan tidak berhenti pada dunia penulisan. Ia juga mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar bahasa Inggris, khususnya bagi pelajar tingkat sekolah dasar di Kecamatan Kota Maba.

Berangkat dari keprihatinan atas minimnya guru bahasa Inggris di beberapa sekolah, Trijan merasa terpanggil untuk terlibat secara langsung.

“Masih banyak sekolah di daerah kami yang belum memiliki guru bahasa Inggris tetap. Padahal, keterampilan berbahasa asing sangat penting untuk masa depan anak-anak kita,” jelasnya.

Bersama empat pemuda lainnya, Trijan menggagas Position English Club, sebuah komunitas belajar bahasa Inggris di luar lingkungan sekolah.

Komunitas ini hadir berkat sinergi dengan PT Position melalui program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), yang memberikan dukungan dalam bentuk bahan ajar, fasilitas belajar, hingga memfasilitasi siswa untuk mengikuti ajang perlombaan yang berbahasa Inggris.

Program ini mengusung metode pembelajaran yang menyenangkan dan kontekstual, melalui pendekatan outdoor learning dan learning by playing.

Anak-anak tak hanya diajarkan dasar-dasar bahasa Inggris, tetapi juga dibekali kemampuan public speaking melalui kegiatan puisi, pidato, drama, hingga menjadi master of ceremony (MC) dalam bahasa Inggris.

 “Anak-anak lebih cepat menangkap pelajaran kalau mereka senang. Belajar tak harus di kelas. Bisa di taman, lapangan, bahkan di pantai. Yang penting mereka merasa ini bagian dari kehidupan mereka, bukan beban,” kata Trijan.

Buah dari konsistensi dan metode pembelajaran kreatif tersebut mulai tampak. Tiga siswa dari Position English Club yang dibina oleh Trijan Abdul Halim bersama Sri Wahyuni berhasil mengharumkan nama sekolahnya dalam ajang Semarak HUT RI ke-80 tingkat pelajar.

Ketiga siswa tersebut adalah Yasmin Amira, yang meraih juara pada lomba Pidato dan puisi; Indriyani, juara pada lomba MC dari SD Inpres Maba; serta Sunan, yang meraih gelar juara pada lomba puisi dari Inpres Wailukum semuanya disampaikan dalam bahasa Inggris.

Capaian ini menjadi tonggak penting, tidak hanya bagi para siswa, tetapi juga bagi para pengajar muda seperti Trijan dan Sri Wahyuni, yang telah membuktikan bahwa pendekatan akar rumput dalam pendidikan mampu menghasilkan prestasi yang membanggakan.

Apa yang dilakukan Trijan Abdul Halim, dkk adalah bukti bahwa perubahan besar bisa dimulai dari langkah kecil dan niat tulus.

Baca juga: Menteri ATR/BPN Nusron Wahid Tekankan Kolaborasi Pemda dalam Proses Sertipikasi Tanah di Malut

Ia tidak hanya menulis tentang visi, tetapi juga menghidupi visinya sendiri melalui aksi nyata di tengah masyarakat.

Dengan semangat sastra dan dedikasi dalam dunia pendidikan, Trijan adalah salah satu wajah muda Halmahera Timur yang patut diperhitungkan.

Ia adalah bukti bahwa pemuda desa pun bisa menjadi agen perubahan dengan kata, karya, dan pengabdian. (*)