BMKG Sebut Sesar Baribis Masih Aktif, Bergerak 5 mm per Tahun, Picu Gempa Bumi Megathrust Jakarta?

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi seismograf, alat pengukur getaran gempa bumi. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut Sesar Baribis masih aktif, dengan estimasi laju geser mencapai sekitar 5 milimeter per tahun.

TRIBUNTERNATE.COM - Beberapa waktu belakangan, satu fitur geologi di Indonesia bernama Sesar Baribis tengah menjadi perbincangan.

Karena letaknya yang dekat dengan ibu kota RI, DKI Jakarta, Sesar Baribis perlu diwaspadai.

Sementara itu, di wilayah Pulau Jawa bagian barat diketahui terdapat enam sesar yang masih aktif (termasuk Sesar Baribis).

Keenam sesar tersebut adalah Sesar Lembang, Sesar Cimandiri, Sesar Baribis, Sesar Garsela, Sesar Cipamingkis, dan Sesar Citarik.

Sesar Baribis sendiri membentang di sebelah selatan Jakarta.

Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut Sesar Baribis masih aktif, dengan estimasi laju geser mencapai sekitar 5 milimeter per tahun.

"Keaktifan sesar ini didukung hasil monitor alat sensor seismograf BMKG di mana terdapat aktivitas gempa yang terpantau di jalur sesar, meskipun dalam magnitudo kecil 2,3 - 3,1," kata Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, Minggu (26/6/2022).

Dalam artikel ini, termuat apa itu Sesar Baribis, letaknya, dan jejak studi yang membahasnya.

Seorang ahli geodasi Australia Achraff Koulali mengungkap temuannya tentang Sesar Baribis aktif yang membentang sepanjang 25 kilometer di selatan Jakarta.

Temuan ini dipublikasikan pada 2016 silam, di jurnal internasional Elsevier.

Baca juga: Sesar Lembang di Jawa Barat Masih Aktif, Daryono BMKG: Tak Seorang pun Tahu Kapan Gempa Kuat Terjadi

Baca juga: Sejumlah Wilayah di Indonesia Dilanda Cuaca Panas, BMKG Tegaskan Bukan Gelombang Panas

Sesar ini disebut melintang dari Purwakarta, Cibatu-Bekasi, Tangerang, dan Rangkasbitung.

Jika ditarik garis lurus dari Cibatu ke Tangerang, Sesar Baribis diprediksi melewati beberapa kecamatan di Jakarta.

Sebelum studi dilakukan oleh Achraff, bukti sejarah telah mencatat adanya gempa besar yang mengguncang Jakarta pada 5 Januari 1699 sekitar pukul 01.30 WIB.

Peristiwa gempa pada tahun itu dicatat oleh profesor geologi asal Jerman, Arthur Wichman.

Menurut catatan data gempa yang dibuat Arthur Wichman, gempa besar tersebut merusak 40 bangunan, termasuk bangunan Hindia belanda yang kokoh, seperti Istana Daendels.

BMKG mengapresiasi hasil kajian tentang aktifnya Sesar Baribis di selatan Jakarta, yang terbit di jurnal bergengsi Scientific Reports (Nature) pada tahun 2022 karena telah melengkapi peta sumber dan bahaya gempa bumi di Indonesia.

Baca juga: Ahli Kegempaan ITB Sebut Gempa Banten Bisa Jadi Alarm akan Adanya Potensi Gempa Besar

Menurut Daryono, jalur Sesar Baribis dan sekitarnya meliputi kota besar seperti Bogor, Bekasi, dan Jakarta yang diperkirakan memiliki panjang sekitar 100 kilometer.

"Tentu saja, dengan keberadaan jalur sesar aktif ini maka berpotensi terjadi gempa. Jika mencermati data gempa hasil monitoring BMKG tampak segmen selatan Jakarta ini memang belum menunjukkan aktivitas gempa, tetapi hasil kajian menunjukkan adanya tingkat kompresi yang tinggi, yang diduga terkait dengan area yang terkunci. Ini yang patut diwaspadai," kata dia.

Peta Sesar Baribis yang terletak di selatan Jakarta. (Infografis Kompas.ID/Gunawan)

Terkait hal tersebut Daryono pun meminta adanya edukasi dan pelatihan evakuasi saat gempa bumi besar benar-benar terjadi.

Hal tersebut dilakukan sebagai antisipasi potensi gempa megathrust yang terjadi dan berdampak kepada kota Jakarta dan sekitarnya.

Sementara itu Peneliti Geofisika ITB, Endra Gunawan mengatakan masyarakat perlu diedukasi sehingga bisa memitigasi ancaman gempa tersebut.

”Ini memang agak sensitif karena berkaitan dengan daerah yang padat penduduk. Tetapi, harus disampaikan apa adanya bahwa dari sisi sains, zona tektonik di selatan Jakarta memang aktif,” kata dia.

Endra yang terlibat dalam serangkaian studi kegempaan di Jawa, khususnya sekitar Jakarta ini, menjelaskan, kerentanan bencana di Jakarta dan sekitarnya ini perlu dikomunikasikan ke masyarakat.

Sehingga dengan mengetahui potensi ancaman bencana tersebut bisa harus mulai dipersiapkan mitigasinya.

”Selain tata ruang dan tata bangunan, juga edukasi dan pelatihan menghadapi gempa perlu disiapkan secara rutin,” kata dia.

Terpisah, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengaku akan langsung melakukan pengecekan terkait aktifnya sesar Baribis yang bisa mengancam kota Jakarta.

"Nanti akan saya cek kembali," kata Anies.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Bergerak 5 Milimeter Per Tahun, Sesar Baribis Ancam Jakarta hingga Potensi Terjadi Gempa Megathrust

Berita Terkini