Bagus Kahfi Ungkap Perjalanannya dari Main Sepak Bola di Kampung hingga Berlaga di Eropa

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemain sepakbola Indonesia, Bagus Kahfi - Belum lama ini, Bagus Kahfi membagikan kisahnya berkecimpung di dunia sepakbola hingga akhirnya dilirik oleh klub di Eropa.

TRIBUNTERNATE.COM -- Nama pesepak bola muda Indonesia Amiruddin Bagus Kahfi Alfikri alias Bagus Kahfi  saat ini tengah bersinar.

Bagaimana tidak?

Pemain kelahiran Magelang, 16 Januari 2002 tersebut kini tengah 'merumput' di dataran Eropa, tepatnya ia bergabung dengan klub asal Belanda Jong FC Utrecht.

Selain itu, Bagas Kahfi juga bergabung dengan Tim Nasional Indonesia U-19.

Bagus Kahfi sendiri punya saudara kembar yang bernama  Amiruddin Bagas Kaffa Arrizqi alias Bagas Kaffa.

Keduanya sama-sama pemain inti Timnas Indonesia U-16 yang sukses meraih gelar juara di Piala AFF U-16 2018.

Rupanya, ajang Piala AFF U-16 tersebut menjadi titik di mana karier Bagus Kahfi melesat bagai meteor di ajang sepak bola Indonesia.

Dalam ajang tersebut, Bagas Kahfi pun dinobatkan menjadi Top Scorer.

Sebelumnya, pria dengan tinggi badan 169 centimeter itu juga menjadi Top Scorer di Piala Soeratin U-15 2017.

Belum lama ini, Bagus Kahfi membagikan kisahnya berkecimpung di dunia sepakbola hingga akhirnya dilirik oleh klub di Eropa.

Kisah itu ia paparkan dalam sesi wawancara dalam video yang diunggah di kanal YouTube Vindes, Senin (11/7/2022).

Mulanya, Bagus Kahfi ikut serta untuk berlatih bersama Garuda Select.

Kemudian, pemuda usia 20 tahun itu menemukan jalan untuk bisa berlaga di Eropa bersama pelatihnya, Dennis Wise dan Des Walker, untuk berlatih dan bermain sepak bola di Inggris.

Perjalanannya ke Inggris itu pula yang pada akhirnya membawa Bagus Kahfi bisa bermain di Belanda bersama Jong FC Utrecht.

Ia debut bersama Jong FC Utrecht di kompetisi resmi, Eerste Divisie atau kasta kedua Liga Belanda pada Agustus lalu, Bagus kembali mendapat kesempatan dalam laga persahabatan kontra La Louviere Centre, Jumat (3/9/2021) malam WIB.

Sebelum menginjakkan kaki di Eropa sebagai pesepak bola, Bagus Kahfi memang sudah gemar bermain sepak bola bersama saudara kembarnya, Bagas Kaffa.

Sebab, ia dan Bagas kerap melihat banyak temannya yang bermain sepak bola di Magelang.

Bahkan, menurut Bagus, sang ayah Yuni Puji Istiono yang penggemar otomotif tidak pernah mendukung dirinya bermain sepak bola saat masih usia belia. 

"Bapak saya lebih suka otomotif, sejak TK saya dan Bagas selalu diperkenalkan dengan motocross," ujar Bagus ketika menjadi bintang tamu di acara Vincent Rompies dan Desta Mahendra.

Pemain Timnas Indonesia U-23, Bagus Kahfi

Bagas dan Bagus akhirnya memilih untuk ikut sekolah sepak bola bersama teman-temannya di kampung halamannya.  

"Main bola di kampung dan ikut teman yang belajar sepak bola di SSB, lalu saya ikut SSB. Saya tidak dilarang oleh ayah saya dan dia membebaskan saja, ayah saya tak pernah berbicara sepak bola bahkan tidak pernah antar saya dan Bagas untuk belajar sepak bola, Kami hanya ditemani oleh Mas Gusnu, tetangga saya," ujar Bagus.

Bagus dan Bagas pertama kali masuk SSB Naga Paksa kemudian pindah ke SSB Putra Harapan.

"Saya lama di Putra Harapan karena sering menjadi pemain cabutan di pertandingan tarkam. Saya dulu tarkam terus dan dapat uang Rp 75.000 dari hasil pertandingan tarkam," ujarnya.

Setelah mengetahui bakat kedua anaknya adalah bermain sepak bola akhirnya sang ayah mendukungnya dengan menjual motocross mini anaknya untuk digunakan membeli sepatu bola.

"Bapak saya akhirnya mensuport saya untuk main bola ketika melihat kami main di final sebuah turnamen dan kami menang," ujar Bagus.

Lebih lanjut, Bagus mengatakan semasa kecil dia bermain bola untuk kesenangan saja.

Namun, ketika beranjak ke jenjang SMP sang ayah meminta agar Bagus dan Bagas fokus terhadap pilihannya sepak bola atau akademis.

Bagus dan Bagas akhirnya memilih untuk mendalami sepak bola.

Sang ayah tidak banyak berkomentar tentang sepak bola yang dipilih kedua putranya tapi tetap mensupport.

Saat juara piala AFF U-16 2018, sang ayah juga diam-diam datang bersama warga satu kampungnya menggunakan bus untuk menyaksikan mereka bertanding di Delta Sidorajo.

Perjalanan karier Bagus dimulai ketika dia ikut Piala Menpora, saat itu dia menjadi pemain yang mewakili Kalimantan Tengah hingga akhirnya bisa membawa tim Kalimantan Tengah ke Jakarta sebagai juara 2 Nasional.

Selanjutnya, Bagus membela Jawa Tengah di ajang Piala Menpora selanjutnya.

Dari dua turnamen tersebut penampilan Bagus dan Bagas dilihat pelatih nasional Fakhri Husaini.

Bagus dan Bagas akhirnya dipanggil untuk ikut seleksi Timnas U-15.

Saat seleksi timnas U-15 pelatih Fakhri Husaini masih belum bisa membedakan kedua anak kembar tersebut sehingga menempatkan penempatan posisinya pun tertukar.

Bagus yang biasa main sebagai bek tengah ditunjuk untuk main sebagai striker dan sebaliknya Bagas ditunjuk untuk main sebagai beg yang awalnya sebagai striker.

Meski demikian Bagus Kaffi dan Bagas Kaffa menerima keputusan tersebut dan tetap mengikuti arahan pelatih.

Posisi tersebut akhirnya terus menempel pada diri mereka hingga saat ini.

Hasil juara di turnamen pertama mereka Vietnam di ajang Tien Phong Plastic Cup 2017 memperlebar jalan Bagus menuju cita-citanya menjadi pesepak bola internasional.

Selanjutnya Bagus dan Bagas sukses  bersama Timnas Indonesia U-16 dibawah naungan kepelatihan Fakhri Husaini meraih ajang Piala AFF U-16 tahun 2018, mengalahkan Thailand melalui adu penalti (4-3) di Stadion Gelora Delta, Sidoarjo.

Setelah Juara AFF U-16, PSSI membawa sejumlah pemain terbaik dari timnas dan hasil seleksi Elit Pro Akademi untuk tergabung dalam Garuda Select dan diberangkatkan ke Inggris. 

"Di Inggris kami main lawan seluruh tim Inggris dari divisi bawah sampai divisi 1 sampai lawan Chelsea dan Arsenal U-18. Selanjutnya Dennis Wise menawarkan saya untuk ikut program di musim selanjutnya dan saya bersedia," ujar Bagus.

Sementara, kata Bagus, di musim selanjutnya saudara kembarnya Bagas memilih untuk tidak ikut dan memilih berkarier di Indonesia.

"Tapi sesi kedua nama Bagas ada di daftar nama tapi gak tau alasan kenapa dia tak berangkat. Sebenarnya sedih juga biasa berdua, dia tak berangkat," ujarya.

Di musim kedua Bagus berlatih di Inggris tanpa saudara kembarnya, ia mengalami cedera saat menghadapi Reading FC.

"Saya berangkat sendiri dan cedera lah di Inggris lawan Reading FC, baru main 25 menit dan cetak gol 2-0. Saya dapat dua kali operasi lantaran cedera patah tulang tibula dan engkel. Sampai saat ini masih ada pen di kaki saya dan saya tidak bisa jongkok," ujarnya.

Meski mengalami cedera dan butuh waktu berbulan-bulan untuk menyembuhkan cederanya nasib Bagus tetap bagus.

Dia akhirnya mendapat tawaran untuk bermain di Belanda bersama Jong FC Utrecht.

"Saat ke Belanda saya melihat pengalaman baru di sepak bola. Kalau di Inggris kita harus segera ke depan baru berpikir akan melakukan apa, tapi di Belanda kita harus berpikir dulu baru melakukan sesuatu di lapangan," ujar Bagus.

Kata Bagus, di Belanda bermain sepak bola lebih banyak mengugunakan otak dan menggunakan tenaga seefisien mungkin.

Bagus pun mengaku lebih suka tinggal di Belanda lantaran di sana banyak pula makanan Indonesia.

Setelah satu musim bermain bersama Jong FC Utrecht saat ini bagus tengah menjalani trial selama dua pekan di Yunani. 

"Saat ini saya tengah trial 2 minggu di Yunani, semoga semuanya lancar dan semoga lancar untuk visanya," ujar Bagus.

Bagus juga mengatakan bahwa dia juga berusaha untuk mengajak serta saudara kembaranya Bagas untuk tampil di Eropa.

Agen Bagus juga ada keinginan untuk membawa Bagas untuk membawa ke luar negeri

"Saat ini Bagas main di Barito Putera dan menunggu kontraknya habis, agen saya juga akan membawanya ke luar negeri," ujar Bagus.

Artikel ini telah tayang di Tribundepok.com dengan judul Kisah Pesepak Bola Bagus Kahfi dari Main Tarkam Dibayar Rp 75 Ribu Hingga Kini Merumput di Eropa

Berita Terkini