TRIBUNTERNATE.COM - Performa Sadio Mane di klub barunya, Bayern Munich, yang melesat bagai pesawat jet kini tengah mengalami turbulensi.
Penyerang asal Senegal itu telah memberikan awal yang menjanjikan bagi Bayern Munich di musim 2022-2023.
Ia memulai debut cemerlang di DFL-Supercup saat Bayern Munich mengalahkan RB Leipzig dengan skor 5-3.
Kemudian, Sadio Mane mampu menyumbangkan 3 gol dalam 3 pertandingan Bundesliga pertamanya.
Namun, mulai pekan keempat Liga Jerman, Sadio Mane tidak mencetak gol sama sekali dalam 6 pertandingan terakhir bersama Bayern Munich, baik di Bundesliga maupun di Liga Champions.
Puasa gol Sadio Mane juga terjadi bertepatan dengan masalah skor tim sekaligus tergelincirnya Bayern Munich ke urutan ke-5 klasemen sementara Liga Jerman 2022-2023.
Hal-hal ini menimbulkan beragam pertanyaan mengenai taktik dan arahan dari sang pelatih, Julian Nagelsmann, serta isu ketidakharmonisan dalam ruang ganti di Saebener Strasse.
Belum lagi, Sadio Mane dinilai masih belum mampu menggantikan Robert Lewandowski, yang terus mencetak gol di klub barunya, FC Barcelona.
Meski demikian, selalu ada sisi yang bisa dijadikan teladan di tengah-tengah isu perselisihan dan saling tuding soal menurunnya performa Bayern Munich.
Yakni, sosok Sadio Mane yang rendah hati, selalu instrospeksi diri dan fokus pada diri sendiri, serta bertanggung jawab dalam kepemimpinannya sebagai orang baru di Die Bayern.
Baca juga: Performa Sadio Mane Menurun, Direktur Olahraga Bayern Munich: Dia Cuma Butuh Sedikit Waktu
Baca juga: Bayern Munich Harus Berbenah: Ada Upaya Mengincar Striker Baru, Posisi Sadio Mane Terancam?
Baca juga: Jurgen Klopp Disebut Penyebab Sadio Mane Tinggalkan Liverpool: Segalanya Tak Berjalan Semestinya
Media olahraga Jerman, Sport Bild, melaporkan bahwa Sadio Mane tak ingin langsung menyalahkan tim, tetapi ia merasa bertanggung jawab atas apa yang dialami Bayern Munich.
Dalam laporan Sport Bild yang dicantumkan oleh akun Twitter @iMiaSanMia, Sadio Mane sangat memikirkan situasinya.
Sebagai salah satu pemain pemimpin, ia menerima kritik, tidak mencari-cari alasan, dan sangat memahami mengapa pelatih menempatkannya di bangku cadangan.
Sadio Mane memang kesal karena saat ini ia belum mampu menunjukkan kemampuannya.
"Sadio Mane is thinking a lot about his situation. As a leading player, he assumes criticism, doesn't look for excuses and understands when the coach subs him off. Mané is annoyed that he's currently not showing what he capable of [@SPORTBILD]" demikian laporan dari Sport Bild, dikutip dari Bavarian Football Works.
Baca juga: Barcelona Kalah dari Bayern Munich, Robert Lewandowski Masih Kesal: Seharusnya Kami Bisa Menang
Baca juga: Bundesliga Berlanjut, Julian Nagelsmann Cuma Belum Temukan Formula Tepat untuk Bayern Munich
Baca juga: Liga Jerman: Head-to-head Bayern Munich vs Bayer Leverkusen, Akankah Jawara Bundesliga Bangkit?
Meski begitu, Sadio Mane tidak meragukan dirinya sendiri - dia pernah berada di fase yang sama di Liverpool dan Southampton sebelumnya.
Dia sadar bahwa fase lemahnya saat ini juga berkaitan dengan formasi tim.
Namun, Manuel Neuer, Thomas Muller, dan Joshua Kimmich kerap menjalin kontak dengan Sadio Mane dan melihatnya sebagai salah satu pemimpin tim.
"Nevertheless, Mane is not doubting himself - he's had such phases at Liverpool & Southampton before. He's aware that his current weak phase is also related to the team's form. Neuer, Müller & Kimmich often look for contact with him and see him as one of the leaders [@SPORTBILD]" lanjut laporan singkat itu.
Jelas sudut pandang ketiga rekan di Bayern Munich terhadap Sadio Mane itu merupakan pengakuan yang mengesankan bagi seseorang yang baru saja tiba di jendela transfer musim panas 2022.
Meski masih baru, dalam waktu singkat Sadio Mane telah menempatkan dirinya dengan mulus ke dalam tim.
Dari laporan ini terlihat, sikap Sadio Mane menjadi salah satu contoh dalam menghadapi masa sulit bagi tim Bayern Munich.
Dalam dunia sepak bola, pasti ada periode adaptasi dengan gerakan apa pun.
Sadio Mane memang telah menunjukkan kemampuan, kecerdasan, dan inisiatif yang luar biasa.
Ia hanya perlu mengembangkan chemistry-nya dengan pemain lain secara lebih baik seiring berjalannya waktu.
Perlu diingat pula, masa-masa sulit pasti pernah menimpa pemain mana pun.
Contohnya, Son Heung-min dari Tottenham Hotspur yang sempat paceklik gol total dan akhirnya mampu mencetak hattrick dalam satu babak saat melawan Leicester City, Sabtu (17/9/2022) lalu.
Karena pernah mengalami fase terendah saat di Southampton dan Liverpool, diyakini Sadio Mane akan bangkit dengan penuh percaya diri sekaligus tanggung jawab, ia akan mendapatkan cinta dan dukungan dari rekan satu tim maupun penggemar Bayern Munich.
(TribunTernate.com/Rizki A.)