TRIBUNTERNATE.COM - Depo Pertamina Plumpang terbakar hebat hingga api merembet ke kawasan pemukiman sekitar pada Jumat (3/3/2023) malam.
Sejauh ini, tercatat 19 orang meninggal dunia akibat kebakaran tersebut dan puluhan orang lainnya mengalami luka-luka.
Insiden kebakaran ini mendapat perhatian langsung dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Selain itu, Jokowi meminta agar kawasan di sekitar Depo Pertamina Plumpang harus steril dari warga, dan salah satu solusinya adalah relokasi.
Akan tetapi, permintaan Jokowi untuk merelokasi warga mendapat pro dan kontra.
Perintah Jokowi
Dalam kunjungan ke lokasi penampungan warga korban kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jokowi memerintahkan Pertamina dan Pj Gubernur DKI Jakarta dalam dua hari menyelesaikan masalah ini.
"Ini akan segera diputuskan (Relokasi) sehari dua hari ini oleh Pertamina, Gubernur DKI sehingga solusinya menjadi jelas," kata Presiden Jokowi.
Presiden Jokowi melanjutkan bahwa wilayah di Depo Pertamina Plumpang merupakan zona bahaya yang harus bebas dari aktivitas penduduk.
"Tetapi memang zona ini harusnya zona air entah dibuat sungai untuk melindungi dari objek vital yang kita miliki. Karena barang-barang didalamnya barang-barang yang sangat bahaya untuk
berdekatan dengan masyarakat, apalagi dengan pemukiman penduduk," tegasnya.
Kemudian terkait dengan relokasi dikatakan Presiden Jokowi nanti akan dibicarakan
pilihan-pilihannya.
"Ini yang baru nanti dibicarakan, ada pilihan-pilihan, ada opsi-opsi, apakah deponya yang digeser apakah masyarakatnya yang digeser. Kalau digeser tanahnya di mana. Tapi harus segera ditemukan solusinya," ujar Jokowi.
Baca juga: 24 Korban Kebakaran Depo Pertamina Plumpang Dirawat di RSPP Jakarta, 13 di Antaranya Ditidurkan
Baca juga: Siswa SD di Sukabumi Dbacok hingga Tewas, Pelaku Diduga Masih Pelajar SMP
Baca juga: 4 Fakta Kecelakaan Moge Tabrak Bus di Situbondo: Pengendara Moge Tewas hingga Penyebab Tabrakan
Pasrah Jika Direlokasi
Ryan (34) pedagang warung kopi di Jalan Koramil, Tanah Merah Bawah, Rawa Badak Selatan, Koja, Jakarta Utara mengaku pasrah jika nantinya harus direlokasi imbas kebakaran Depo Pertamina Plumpang.
Dia mengaku merasa berat jika diminta pindah lantaran selain untuk berdagang, warkop itu juga ia
gunakan sebagai tempat tinggalnya bersama sang istri yang sedang hamil.
"Berat lah, orang sudah lama disini tapi kalau disuruh pindah ya saya ikut saja pindah,"
ucapnya.
Kendati mengikuti arahan pemerintah untuk pindah, Ryan menyebut jika nantinya direlokasi ia menginginkan tempat tinggal yang layak sebagai pengganti tempat tinggal yang lama.
Ia tak ingin pemerintah hanya memindahkan warga tanpa adanya solusi jika nantinya benar-benar dipindah dari lokasi tersebut.
"Boleh saja dipindahin kalau emang dijamin sama fasilitas yang bener gitu kan. Tapi jangan ngomong doang saja," kata Ryan.
Kejadian kebakaran yang terjadi seperti Jumat malam lalu itu sebenarnya sudah dikhawatirkannya sejak jauh-jauh hari.
Sebab antara tempat ia tinggal dan Depo milik Pertamina itu hanya dibatasi tembok selebar beberapa sentimeter saja.
Namun, ia tak memiliki banyak pilihan, sebab ia sudah tinggal di lokasi itu sudah sejak tahun 2017 silam atau enam tahun lalu.
"Iya sempat khawatir, tapi kan karena kita tinggal udah lama disini, nyari rezeki juga disini jadi takut gak takut, lillahitaala saja," ujarnya.
Kini ia pun berharap, pemerintah bisa adil terhadap warga dan juga dirinya apabila benar-benar memindahkan dari tempatnya saat ini.
"Lebih baik begitu lah ya, lebih baik saja hidupnya," ujarnya.
Terpisah, Lurah Rawa Badak Selatan Suhena berharap Depo Pertamina Plumpang bisa dipindahkan lokasinya.
"Ya mudah-mudahan (Depo dipindahkan). Justru bagus kalau deponya dipindahkan. Hal itu karena penduduk sini jadi lebih nyaman," kata Suhena.
Suhena mengukapkan bahwa untuk Izin Membuat Bangunan (IMB) lahan warga hanya bangunan saja bukan lahan.
"Kalau untuk IMB itu warga IMB kawasan. Jadi untuk mengakui bangunan saja bukan untuk lahan," jelasnya.
Hal senada juga disampaikan warga bernama Melani.
Menurut Melani orang tuanya telah meninggal dunia. Dia pun punya anak dan tetap tinggal di wilayah tersebut.
"Orangtua saya di situ juga sampai almarhum dua-duanya di situ. Sampai sekarang punya anak," jelasnya.
Sementara itu warga lainnya bernama Kurniati mengungkapkan hal yang sama.
Ia menolak untuk direlokasi.
"Saya pribadi kalau bisa deponya pindah mending deponya yang pindah. Karena saya dari kecil sudah disitu, jadi sudah mencintai tempat tersebut dari dulu tidak ada bangunan," jelasnya.
Sedangkan warga yang lain bernama Tiurma tidak masalah jika direlokasi jika itu dirasa memang yang terbaik.
Meski begitu ia meminta jika direlokasi tidak asal-asalan.
"Kalau saya mana jalan terbaik saja. Apa kata pemerintah kita turuti. Karena kita tidak punya apa-apa kalau bisa tidak asal-asalan," ujarnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul 13 Korban Kebakaran Depo Plumpang yang Dirawat di Ruang ICU RSPP 'Ditidurkan', 11 Pasien Sadar