Virus Corona

Mengenal Arcturus, Subvarian Baru Covid-19 Omicron XBB.1.16 yang Merebak di India

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

ILUSTRASI Kasus Covid-19 - Dalam foto: Tenaga medis bekerja di unit perawatan intensif dengan pasien Covid-19 di sebuah rumah sakit di Freising dekat Munich, Jerman selatan, pada 16 November 2021, di tengah pandemi virus corona Covid-19 yang sedang berlangsung.

Studi mencatat bahwa subvarian tersebut berpotensi menyebar ke seluruh dunia dalam waktu dekat.

Hasil tes dari universitas juga menunjukkan bahwa subvarian itu 'sangat resisten' terhadap berbagai antibodi Covid-19.

"Ini salah satu yang harus diperhatikan, subvarian ini telah beredar selama beberapa bulan," kata Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19, Dr Maria van Kerkhove dalam konferensi pers pada 29 Maret lalu.

Dr van Kerkhove menambahkan bahwa WHO belum melihat perubahan tingkat keparahan di antara individu atau populasi, namun mencatat bahwa 'kita harus tetap waspada'.

Di mana saja tempat ditemukannya subvarian ini?

Subvarian Arcturus telah terdeteksi pada lebih dari 20 negara, termasuk Singapura, India, Nepal, Amerika Serikat (AS), Australia dan Inggris.

Sebagian besar kasus dilaporkan terjadi di Nepal dan India yang mengalami lonjakan jumlah infeksi dalam beberapa pekan terakhir.

Di Singapura, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) negara itu mengatakan gelombang infeksi Covid-19 saat ini didorong oleh campuran subvarian XBB, termasuk XBB.1.5, XBB.1.9 dan XBB.1.16.

Namun saat ini tidak ada bukti peningkatan keparahan dalam kasus tersebut.

Pada minggu terakhir bulan Maret, 28.410 kasus Covid-19 tercatat di Singapura, angkanya hampir dua kali lipat dari angka minggu sebelumnya sebesar 14.467.

Lalu apa saja gejala yang ditimbulkan dan apakah penggunaan vaksin efektif terhadap subvarian ini?

Menurut New Delhi Television, mereka yang terinfeksi varian Arcturus dapat mengalami gejala seperti sakit tenggorokan, pilek, demam, kelelahan, batuk, sakit kepala, nyeri otot hingga perut terasa tidak nyaman.

Banyak pasien juga melaporkan mata yang gatal dan konjungtivitis, gejala yang tidak terlihat pada gelombang Covid-19 sebelumnya.

WHO mengatakan, laporan sejauh ini tidak menunjukkan peningkatan kasus rawat inap, masuk ICU atau kematian akibat XBB.1.16.

Sementara itu Asisten Dekan Penelitian dan Profesor di Institut Teknologi New York, Dr Rajendram Rajnarayanan mengatakan bahwa vaksin penguat (booster) yang menargetkan strain Omicron harus menawarkan 'beberapa perlindungan jika dosisnya baru'.

Halaman
123

Berita Terkini