TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE- Provinsi Maluku Utara disebut memiliki potensi pengembangan produksi ikan cakalang untuk meningkatkan ekonomi daerah.
Hal tersebut dikatakan Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Maluku Utara, Tunas Agung Jiwa Brata pada kegiatan Media Briefing Torang pe APBN, Selasa (27/8/2024) lalu.
Tunas mengungkapkan, Maluku Utara berpotensi melakukan pengembangan produksi ikan cakalang karena tercatat sebagai daerah penghasil terbesar kedua setelah Sulawesi Utara.
Baca juga: Pj Sekprov Malut Abubakar Abdullah Pantau Tim Penanganan Pengungsi Banjir Bandang Rua Ternate
"Sesuai data statistik KKP tahun 2022, daerah penghasil Ikan Cakalang terbesar di Maluku Utara adalah Kota Ternate sebanyak 3.780 Kg, kemudian Kota Tidore Kepulauan 5.613 Kg, dan Kepulauan Sula 4.234 kg," katanya.
Ia mengungkapkan, data statistik KKP juga mencatat, hasil tangkap Ikan Cakalang per 2022 mengalami peningkatan sebesar 5,1 persen jika dibandingkan dengan tahun 2021.
"Meningkat secara tahunan, dari 28.488.832 Kg pada tahun 2021 menjadi 29.942.918 Kg pada tahun 2022," ungkapnya.
Menurut Tunas, tak hanya ikan cakalang segar saja yang dapat dikembangkan, tetapi juga dalam bentuk beku hingga hasil olahan.
Baca juga: Partai Pemenang Pileg Siap Pasang Badan Menangkan Citra-Utuh di Pilkada Taliabu Maluku Utara 2024
"Cakalang Fufu, Gohu Ikan Cakalang, dan Cakalang Suwir Pedas, olahan-olahan itu banyak diminati oleh wisatawan," tuturnya.
Namun, ia juga mengatakan terdapat sejumlah saran pendukung yang dibutuhkan Maluku Utara dalam pengembangan produksi ikan cakalang, salah satunya cold storage atau gudang berpendingin.
"Karena ikan segar bersifat mudah rusak dan membusuk, maka memerlukan cold storage untuk menjaga kesegaran Ikan Cakalang," tandasnya. (*)