TRIBUNTERNATE.COM, SOFIFI - Wali Kota Tidore Kepulauan, Maluku Utara Muhammad Sinen menegaskan pentingnya konsistensi kehadiran pegawai (ASN) Pemprov Maluku Utara di Sofifi selama hari kerja.
Ia meminta Gubernur dan Wakil Gubernur Maluku Utara Sherly Laos dan Sarbin Sehe mengambil langkah tegas, untuk mengakhiri kebiasaan ASN pulang-pergi dari Ternate ke Sofifi yang dinilainya menghambat aktivitas pemerintahan dan perputaran ekonomi lokal.
"Kalau kita lihat dari awal berdirinya provinsi ini, zaman Thaib Armaiyn (gubernur sebelumnya) memang infrastruktur belum lengkap."
"Tapi sejak dua periode kepemimpinan almarhum AGK (Abdul Gani Kasuba/mantan gubernur), pembangunan perumahan dan kantor sudah memadai, "ujarnya, Senin (9/6/2025).
Baca juga: Jepang Badai Cedera Jelang Lawan Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia, 3 Pemain Absen
Menurutnya, fasilitas pendukung seperti perumahan dinas dan kantor pemerintahan sudah siap digunakan, namun masih banyak yang dibiarkan kosong karena ASN lebih memilih pulang-pergi setiap hari menggunakan speedboat.
"Saya minta fasilitas speed cepat itu dihentikan untuk urusan bolak-balik ASN. Mereka harus berada di Sofifi selama hari kerja, Senin sampai Jumat."
"Kalau Jumat sore mau pulang ke Ternate, silahkan. Tapi dari Senin sampai Jumat, ASN harus tinggal dan bekerja di Sofifi, "tegasnya.
Ia juga menyoroti disiplin pegawai, khususnya terkait jam kerja dan kelayakan menerima Tambahan Penghasilan Pegawai (TPP).
Banyak ASN, katanya, justru datang terlambat namun tetap berharap mendapat TPP penuh.
"Saya tiap hari di Sofifi, saya tahu jam berapa mereka datang. Ada yang baru tiba jam 10, bahkan jam 11."
"Padahal jam kerja mulai pukul 08.00 pagi. Tapi masih juga berharap dapat TPP penuh. Ini tidak adil, "ujarnya.
Selain itu, Muhammad Sinen mendukung langkah Gubernur untuk tidak membayar TPP kepada ASN yang tidak menunjukkan kinerja dan disiplin kerja yang baik.
Ia menilai TPP adalah bentuk penghargaan bagi pegawai yang benar-benar bekerja secara profesional dan disiplin.
"TPP itu bukan hak otomatis. Itu insentif atas kinerja. Kalau masuk kantor jam 10 dan pulang jam 12, lalu menuntut TPP, itu bukan hanya salah, tapi juga tidak bermoral. Kita ini orang beragama, jangan makan sesuatu yang bukan hak, "ucapnya lantang.
Ia juga mengimbau agar ASN menjadi contoh dalam membangun budaya kerja yang profesional di Sofifi.
Baca juga: Kesal Chelsea Kejar Mike Maignan, Kini Fans Terharu: Segitunya Kiper AC Milan Ingin Gabung The Blues
Menurutnya, jika ASN hadir dan aktif di Sofifi sepanjang minggu kerja, maka perputaran ekonomi di Sofifi pun akan ikut tumbuh.
"Kalau ASN hadir dan tinggal di Sofifi, warung makan hidup, pasar bergerak, jasa transportasi jalan."
"Ini dampaknya luar biasa untuk ekonomi lokal. Saya yakin Ibu Gubernur tahu betul soal ini, tinggal dijalankan lebih tegas, "pungkasnya. (*)