TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - Alumni Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) bersama Pemerintah Daerah (Pemda) mendorong peningkatan fasilitas kesehatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) dokter di Maluku Utara.
Dukungan itu dikemas dalam program Bersama untuk Masyarakat Indonesia (BUMI) Three Point Zero (3.0), yang berlangsung sejak 31 Juli hingga 2 Agustus 2025 di Ternate.
Langkah yang dilakukan alumni FKUI ini, sejalan dengan program Gubernur Maluku Utara Sherly Laos untuk mendorong kesehatan di Maluku Utara semakin sejahtera.
Baca juga: Aipda Sibli Siruang, Sosok Polisi Asal Morotai di Balik Viralnya Tete Ali
“Jadi kegiatan BUMI 3.0 yang dilakukan angkatan 25 di Ternate ini merupakan rangka peringati Dies Natalis ke-75 FKUI,” kata dr R. Arief Rahman Nurdin selaku Ketua pelaksana Bumi 3.0, Sabtu (2/8/2025).
Dijelaskan, Bumi 3.0 merupakan perkumpulan para dokter yang mendorong sejumlah fasilitas kesehatan dan memberikan penyuluhan ke masyarakat program-program kesehatan.
“Kegiatan ini sudah yang ketiga kali dilakukan mulai dari Surabaya, Jakarta Utara dan sekarang di Kota Ternate,” jelaskan.
Sasaran dari Bumi 3.0 meliputi sharing keilmuan sesama dokter di Maluku Utara, kuliah umum, serta Simposium bagi tenaga kesehatan dan masyarakat awam.
Dengan melatih hingga mengupas terkait penyakit yang banyak dihadapi oleh masyarakat di Ternate.
“Kami juga melibatkan banyak mitra kerja serta BUMN Pemkot, Pemprov Malut maupun Pempus dalam hal ini Kementerian Kesehatan untuk berkolaborasi menyelenggarakan kegiatan ini,” ungkapnya.
Dijelaskan juga, kerjasama antara pemerintah provinsi Maluku Utara dengan Universitas Indonesia dalam rangka pendidikan dokter spesialis dan dokter subspesialis cukup baik.
Selain itu juga telah terjalin kerjasama antara Fakultas Kedokteran UI dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Khairun Ternate.
dr R. Arief Rahman Nurdin menjelaskan, pihaknya memberikan edukasi tentang TBC, Stunting, penyakit kanker payudara dan kanker serviks disusul kegiatan pemeriksaan IVA test, pemeriksaan terintegrasi atau pemeriksaan penyakit tidak menular.
Kemudian, skrining TBC menggunakan alat ronsen yang (berbasis AI). Alat ini dipinjamkan dari Dinas Kesehatan Provinsi Maluku.
"Alat ini sangat baik dan mudah digunakan tanpa harus selalu ditancapkan pada listrik. Jadi ada batrenya sehingga pemakaian bisa bertahan sampai dengan 150 pengambilan gambar sehingga sangat cocok untuk daerah-daerah Indonesia yang sifatnya kepulauan."
Baca juga: Harga Rempah di Ternate Hari Ini, Sabtu 2 Agustus : Pala dan Cengkeh Masih Menguntungkan
"Ini saya rasa sangat baik karena kita tahu TBC di Indonesia menempati posisi nomor 2 di dunia. Oleh itu dengan skrining yang baik tentu diharapkan pengobatan berjalan sehingga TBC di Indonesia bisa kita turunkan,” katanya.
Lanjut dr. Arief, pihaknya juga memberikan tambahan makanan sehat bagi balita stunting hingga tindakan medis rekondisi bagi masyarakat di wilayah kota Ternate.
Selain itu ada operasi katarak gratis bagi 45 warga yang membutuhkan dan tindakan metode operasi pada balita yang biasa dikenal dengan sebutan tubektomi. (*)