Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Pulau Taliabu

Jembatan Likitobi Taliabu Dipalang Warga Gegara Tarif Naik, Ini Penjelasan Yeni Gabriel

Aksi protes itu terjadi akibat tarif Jembatan Likitobi, Taliabu dinaikin dari Rp 15 ribu ke Rp 25 ribu untuk roda 2 begitu pun untuk roda empat

Penulis: Laode Havidl | Editor: Munawir Taoeda
Handover
PROTES: Warga Desa Kawalo - Desa woyo di Pulau Taliabu palang akses pintu masuk Jembatan Likitobi beberapa waktu lalu. Kali ini warga kembali palang akses transportasi ini gegara kenaikan tarif 

TRIBUNTERNATE.COM, TALIABU - Jembatan Telaga Likitobi di Kecamatan Taliabu Barat, Pulau Taliabu, Maluku Utara, dipalang warga pada Sabtu (13/9/2025) kemarin.

Pemalangan akses jembatan swadaya itu dilakukan oleh gabungan masyarakat Desa Kawalo- Desa Woyo.

Mereka memblokade pintu masuk jembatan bagian arah selatan menggunakan pepohonan.

Aksi protes itu terjadi akibat tarif jembatan dinaikin dari Rp 15 ribu ke Rp 25 ribu untuk roda 2 dan Rp 50 ribu ke Rp 100 untuk roda 4.

Baca juga: Waduh! 2 Pekerja Hiburan Malam di Taliabu Terdeteksi Penyakit Kelamin

Fakta lainnya, pemilik jembatan atasnama Yeni K Gabriel seringkali mengadakan jumat berkah.

Jumat berkah yang dimaksud biasanya pemilik jembatan memberikan sedekah."

"Sebagai pemilik jembatan, saya gratiskan pengendara melewati jembatan ini di hari Jumat, "kata Yeni pada Jumat (12/92025) lalu.

Inisiatif menggratiskan tarif jembatan tersebut sebagai bentuk kepedulian sosial.

"Kami lakukan ini bagian dari membantu masyarakat agar tidak menguras biaya."

"Sehingga biaya yang dimiliki dapat memenuhi kebutuhan mereka yang lain, "terangnya seraya berharap jumat berkah yang dibuat dapat bermanfaat bagi semua pengguna jembatan tersebut.

Baca juga: Ini Alasan Warga Minta Pelabuhan Jorjoga Taliabu Segera Difungsikan

Diketahui jembatan Telaga Likitobi dibangun secara swadaya oleh Yeni Gabriel.

Jembatan itu tentunya sangat membantu masyarakat Desa Kawalo-Desa Woyo dan bagian selatan sebagai akses penghubung darat ke Desa Bobong (ibu kota kabupaten).

Dulunya sebelum ada jembatan ini, masyarakat melintas menggunakan rakit sebagai transportasi penghubung di Telaga Likitobi. (*)

Sumber: Tribun Ternate
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved