BJ Habibie Meninggal Dunia
Ini Alasan BJ Habibie Memilih Membuat Pesawat, Hanung Bramantyo: Ibunya Beliau kan dari Solo
Hanung Bramantyo ungkapkan alasan Presiden ketiga RI, Bacharuddin Jusuf Habibie memilih membuat sebuah pesawat dibanding alat transportasi lain
TRIBUNTERNATE.COM - Presiden ketiga Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie meninggal dunia di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat pada Rabu (11/9/2019) pukul 18.05 WIB.
Mengingat tentang sosok Habibie, tentunya semua masyarakat Indonesia sangat paham jika beliau mendapat gelar sebagai Bapak Dirgantara.
Awal mula Habibie disebut Bapak Dirgantara lantaran beliau menjadi orang Indonesia pertama yang berhasil membuat sebuah pesawat dan pesawat tersebut mampu terbang dengan baik di angkasa.
Tentunya banyak orang yang bertanya-tanya mengenai alasan Habibie membuat pesawat dibandingkan membuat alat transportasi lain.
• Mahfud MD: Seandainya Boleh Minta Dispensasi, Kita Akan Minta Pak Habibie Jangan Dipanggil Dulu
Hal ini turut disampaikan oleh sutradara bertangan dingin, Hanung Bramantyo di program acara Mata Najwa.
Dipantau dari kanal YouTube, Najwa Shihab yang diunggah pada 11 September 2019, Hanung menceritakan saat proses pembuatan film Rudy Habibie, dimana dirinya sedang bercakap-cakap dengan Habibie.
Habibie turut menyampaikan cita-citanya, serta selalu bersemangat jika menceritakan bangsa Indonesia.
"Sebetulnya eyang itu tidak hanya berbunga-bunga ketika kisah hidupnya di filmkan, jauh sebelum itu beliau selalu bercerita Indonesia, tentang bagaimana dia punya keinginan bagaimana beliau punya cita-cita gitu kan," ungkap Hanung.
Dari percakapan tersebut, akhirnya Habibie menjelaskan alasan beliau membuat sebuah pesawat.
Ternyata Habibie mempunyai keinginan menyatukan orang yang ada di Indonesia yang tersebar dalam beberapa pulau.
• BJ Habibie Meninggal, Masyarakat Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang Selama 3 Hari
"Sebetulnya apa yang muncul di film Rudy Habibie pada saat dialog Bapaknya Eyang Rudy sama Rudy waktu kecil tentang pesawat, kan kenapa dia pengen buat pesawat karena dia pengen menyatukan orang-orang yang ada di dalam Indonesia yang pulaunya terpisah-pisah," imbuh istri Zaskia Adya Mecca.
Selain keinginan tersebut, ternyata Habibie juga mempunyai alasan khusus dirinya membuat pesawat.
Alasan tersebut ternyata sang ibunda tercinta yang berasal dari Solo namun harus ikut tinggal di Gorontalo mengikuti sang ayah.
Melihat hal tersebut, Habibie kemudian berpikir untuk menemukan cara agar sang ibunda bisa pulang pergi ke Solo - Gorontalo secara cepat dan efisien.
"Karena pada saat itu Ibunya beliau kan dari Solo, dan tinggal di Gorontalo, jadi gak bisa pulang, karena tidak ada pesawat atau sesuatu yang bisa membawa ke Solo dan Gorontalo secara cepat, jadi harus butuh waktu berbulan-bulan," ujar Hanung.
Dari hal ini lah yang membuat Habibie sangat bersemangat membuat sebuah pesawat.
Selain untuk menyatukan orang antar pulau, dirinya juga bisa membantu sang ibunda bisa pulang kampung secara cepat.
• Ini Rangkaian Proses Upacara Pemakaman Jenazah BJ Habibie, Dipimpin Langsung Presiden Jokowi
"Di situ kemudian beliau punya keinginan untuk menyatukan itu dengan sebuah pesawat medium apa pun itu yang penting bisa menyatukan itu," imbuh pria asal Yogyakarta ini.
Di akhir percakapannya dengan Habibie, Hanung terus memberikan pertanyaan alasan sebenarnya almarhum membuat pesawat.
Dari sekian pertanyaan, jawaban Habibie membuat pesawat lantaran Indonesia negara kepulauan yang bisa dihubungkan dengan cepat dan efisisien dengan pesawat.
"Kenapa, mengapa harus pesawat? Jawabannya adalah itu, Indonesia itu adalah negara kepulauan jadi bagaimana kita bisa menghubungkan satu orang dengan pulau lainnya dengan cepat dengan efisien, ya salah satunya dengan pesawat," pungkas Hanung.
• Rossa: Selamat Jalan Eyang, Semoga BJ Habibie Diberikan Tempat Terbaik Bersama Sang Tercinta
Dikutip dari Kompas.com, perjalanan Rudy menjadi Habibie, tertuang dalam buku biografinya yang ditulis Ginas S Noer, Rudy, Kisah Masa Muda Sang Visioner.
Dikisahkan juga kisah haru dari Rudy, saat masih remaja dan baru 40 hari ditinggal ayahnya meninggal, ia terpaksa dikirim sang ibu untuk menyeberang ke Pulau Jawa dari Parepare demi melanjutkan studi.
Pada saat itu, Rudy yang baru berusia 13 tahun mengaku sangat memahami pilihan ibunya untuk mengirimnya berlayar tiga hari tiga malam jauh dari keluarga.
"Saat itu ibu mengatakan, saya tidak mau melepasmu sendiri tapi saya harus melaksanakan agar kamu selalu nomor satu dan selalu menjadi panutan, kamu harus laksanakan tugasmu," papar Habibie dengan mata berkaca-kaca.
Berkat ketegaran ibunya tersebut, Rudy akhirnya dapat menjelma menjadi Habibie yang dikenal seperti saat ini.
ini video lengkapnya
(TribunTernate.com/Sri Handayani)