Gempa Bumi
5 Fakta Seputar Gempa M 7.1 di Maluku Utara, Penyebab hingga Total Bangunan Rusak
Gempa bumi magnitudo 7,1 terjadi di Joilolo, Maluku Utara, Kamis (14/11/2019) pukul 23.17 WIB.
Melansir Kompas.com, gempa di Jailolo, Maluku Utara terjadi akibat adanya sesar dalam lempeng laut Maluku.
Hal itu disampaikan Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono, seperti dikutip Antara, Jumat (15/11/2019).
"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal. Ini akibat adanya deformasi atau penyesaran dalam lempeng laut Maluku," kata Rahmat.
Hasil analisis mekanisme sumber, lanjut Rahmat, menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Hasil analisis BMKG menunjukkan informasi awal gempa bumi ini memiliki parameter dengan magnitudo 7,4 yang selanjutnya dilakukan pemutakhiran menjadi magnitudo 7,1.
Episenter gempa bumi dirasakan di daerah Bitung dan Manado IV-V MMI (getaran dirasakan hampir semua penduduk, orang banyak terbangun), Gorontalo dan Ternate III-IV MMI (pada siang hari dirasakan oleh banyak orang dalam rumah), di Buol II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda ringan yang digantung bergoyang).
Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini berpotensi tsunami dengan status ancaman "waspada" untuk daerah Minahasa Utara bagian Selatan (Sulawesi Utara).
5. Total Bangunan Rusak
Puluhan rumah warga di Kecamatan Batang Dua, Kota Ternate, Maluku Utara, rusak akibat gempa bumi yang mengguncang wilayah tersebut pada Kamis (14/11/2019), pukul 23.17 WIB.
Sejumlah warga di Kecamatan Batang Dua juga dikabarkan mengalami luka ringan akibat terkena reruntuhan bangunan.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ternate Mansur P Mahli mengatakan, untuk wilayah Kota Ternate belum ada laporan korban jiwa akibat gempa magnitudo 7,1.
“Tadi pagi kita sudah terhubung dengan Lurah Mayau di Kecamatan Batang Dua dan di sana memang ada kerusakan bangunan rumah warga serta mengalami luka ringan,” kata Mansur di kantor BPBD Ternate, Jumat (15/11/2019), dilansir dari Kompas.com.
Warga luka ringan dan bangunan yang mengalami kerusakan itu tersebar di tiga kelurahan di Kecamatan Batang Dua, yaitu Kelurahan Mayau, Bido dan Lelewi.
“Semuanya masih kategori ringan. Untuk sementara, itu data yang kami dapatkan dan kita akan terus update,” ujar Mansur.
Sementara itu, Lurah Mayau Abrie saat dikonfirmasi mengatakan bahwa jumlah bangunan yang mengalami kerusakan di Kecamatan Batang Dua mencapai 22 unit.
Bangunan yang rusak terdiri dari 10 unit di Kelurahan Mayau dan 10 unit di Kelurahan Lelewi. Kemudian, 2 unit di Kelurahan Bido.
“22 unit itu sudah termasuk bangunan rumah ibadah yakni 3 unit. Semuanya rusak ringan, selain ada dinding roboh, ada juga dinding hanya retak,” kata Abrie.
(TribunTernate.com, Kompas.com)