Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Hari Guru Nasional

Sambut Hari Guru Nasional, Berikut Kisah Inspiratif Guru, Ada yang Digaji Rp 85 Ribu per Bulan

Ucapan 'Selamat Hari Guru' ramai ditujukan untuk para guru sebagai bentuk apresiasi atas pengabdian dan dedikasinya.

KOMPAS.com ZAKARIAS DEMON DATON/NASIANUS TARIS
Hari Guru Nasional: Berikut kisah inspiratif para guru 

"Seminggu dua kali saya membacakan big book pada anak, cara membaca juga harus menarik perhatian siswa," kata Diana dikutip dari Kompas.com.

Diana menerapkan langkah membaca bersama, kemudian mencocokkan prediksi siswa.

Lalu pada akhir sesi, guru meminta siswa untuk membuat akhir cerita sesuai kata-kata sendiri.

Dengan begitu siswa mampu memahami apa yang telah mereka baca, tidak hanya sebatas membaca.

2. Bertha Buadera, seorang guru honorer yang hanya digaji Rp 800 ribu

Guru honorer Bertha Buadera saat mengajari anak muridnya di SD Filial 004 Samarinda Utara di Kampung Berambai, Selasa (12/11/2019).
Guru honorer Bertha Buadera saat mengajari anak muridnya di SD Filial 004 Samarinda Utara di Kampung Berambai, Selasa (12/11/2019). (KOMPAS.com/ZAKARIAS DEMON DATON)

Bertha Baudera merupakan guru honorer yang mengajar di SD Filial 004 Samarinda Utara.

Sudah 10 tahun ia menjadi guru honorer dengan gaji yang hanya Rp 800 ribu.

Ia harus berjalan kaki setiap hari sejauh dua kilometer dari rumahnya di tengah hutan menuju sekolah.

Dikutip dari Kompas.com, saat jadi guru honor pertama kali, ia memperoleh gaji Rp 150 ribu per bulan.

Uang yang ia peroleh dari gaji sebagai guru honorer tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga, yang terdiri dari suami dan seorang anak.

Untuk mencukupi kebutuhannya Bertha dan suami melakukan pekerjaan sampingan  bertani dan berjualan.

"Biasa pulang sekolah saya jualan pisang, ubi, dan sayur-sayuran di pasar malam," kata Bertha dikutip dari dari Kompas.com.

Selain gaji yang tidak cukup untuk hidup sebulan, Bertha juga mengeluhkan fasilitas sekolah yang hanya punya satu gedung dan beban kerja.

"Fasilitas kurang, kami mau praktik susah. Sementara di buku kurikulum menganjurkan banyak praktik," ujar Bertha.

3. Maria Beta Nona Vin, guru honorer di pedalaman Flores tanpa listrik dan jaringan telepon

Ibu Maria Beta Nona Vin, salah seorang guru honor di SMPN 3 Waigete, saat diwawancara di gubuknya, tepat di Desa Watu Diran, Kabupaten Sikka, Flores NTT, Senin (8/7/2019).
Ibu Maria Beta Nona Vin, salah seorang guru honor di SMPN 3 Waigete, saat diwawancara di gubuknya, tepat di Desa Watu Diran, Kabupaten Sikka, Flores NTT, Senin (8/7/2019). (KOMPAS.com / Nansianus Taris)
Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved