Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Curhat Jarang Ditemui Organisasi Perempuan, Megawati: Jadi Dianggapnya Apa Saya Ini Laki-laki Ya?

Megawati Soekarnoputri merasa heran lantaran dirinya jarang ditemui oleh organisasi perempuan.

Editor: Sansul Sardi
TRIBUNNEWS.COM/Humas KEMHAN
Rakernas Dewan Kerajinan Nasional di Gedung A.H Nasution Kementerian Pertahanan, Selasa (10/9/2019). Pembukaan ditandai dengan pemukulan alat musik talempong oleh Ketua Umum Dekranas Ibu Mufidah Jusuf Kalla dengan didampingi Ibu Nora Ryamizard Ryacudu dan Ibu Erni Tjahjo Kumolo, dilanjutkan dengan pencerahan mengenai "Hak Kekayaan Intelektual" oleh Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri. Sebelumnya Menhan RI Ryamizard Ryacudu selaku tuan rumah berkesempatan menyambut Ketua Umum Dekranas dan Presiden RI ke-5. 

Diberitakan sebelumnya, Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Megawati Soekarnoputri, mengatakan Undang-Undang Dasar 1945 memberi kesempatan setiap Warga Negara Indonesia (WNI) berkontribusi untuk bangsa dan negara.

Menurut dia, laki-laki dan perempuan mempunyai peluang yang sama dapat menempati jabatan penting di negara ini. Bahkan, kata dia, tidak tertutup kemungkinan perempuan menjabat sebagai Panglima TNI.

"Kita harus ucapkan terima kasih kepada pemimpin, pejuang yang memerdekaan republik in dan membuat konstitusi yaitu UUD 1945. Baca konstitusi, disitu tidak ada laki-laki, perempuan tetapi setiap warga negara. Setiap warga negara laki-laki dan perempuan mempunyai hak sama dimata hukum," kata dia.

Pernyataan itu disampaikan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu saat membacakan pidato di acara Seminar Nasional dengan tema "Perempuan Hebat Untuk Indonesia Maju" yang diselenggarakan BPIP di Lantai 4 Ballroom The Ritz-Carlton Jakarta, Pasific Place, Jakarta Selatan, pada Minggu (22/12/2019).

Dia menegaskan negara memandang laki-laki dan perempuan mempunyai derajat yang sama.

"Jadi jangan berpikir kaum perempuan di belakang laki-laki. Konstitusi mengatakan seperti itu," kata dia.

Bahkan, pada zaman penjajahan, kata dia, sejumlah perempuan turut maju ke medan perang. Diantaranya, yaitu Cut Nyak Dien dan Laksamana Malahayati.

"Saya tidak terbayang ibu Cut Nyak Dien ikut perang. Laksamana Malahayati dia laksanama benar. Dia bukan embel-embel dia ikut perang. Bukan tidak bangga kita punya Laksamana Malahayati. Panglima TNI, why not perempuan?," kata dia.

Sepanjang 74 tahun Indonesia merdeka, Indonesia sudah pernah memiliki Presiden perempuan dan Ketua DPR RI berjenis kelamin perempuan.

"Artinya ke bawah ya boleh dong. Betul atau tidak," tambah mantan Presiden Kelima Republik Indonesia itu. (Tribunnews.com/Glery Lazuardi)

Sumber:

Kompas.com: Curhat Megawati yang Jarang Ditemui Organisasi Perempuan

Tribunnews.com: Perempuan Jabat Panglima TNI, Megawati: Kenapa Tidak?

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved