Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Sebut Pernyataan Kepala BPIP Tak Salah, Sujiwo Tejo: Enggak Maksud Bela Kaum Jokowi, Mari Kita Sadar

Budayawan Sujiwo Tejo merasa pernyataan Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Yudian Wahyudi itu tidak salah.

dakwatuna.com
Sujiwo Tejo 

TRIBUNTERNATE.COM - Budayawan Sujiwo Tejo merasa pernyataan Ketua Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Prof. Yudian Wahyudi itu tidak salah.

Diketahui Yudian mengatakan bahwa agama merupakan musuh besar Pancasila.

Mulanya, Sujiwo Tejo mengatakan dirinya sempat menahan diri untuk tidak berkomentar setelah mendengar pernyataan Yudian Wahyudi tersebut.

Namun, ia menegaskan bahwa tidak bermaksud membela pihak pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Selamat malam Pak Karni, jadi ketika hari Rabu tanggal 12 ketika Pak Yudian bilang begitu saya termasuk menahan diri," kata Sujiwo Tejo seperti dikutip TribunWow.com dari channel YouTube Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Rabu (19/2/2020).

Sujiwo Tejo Sentil Oknum yang Sewot dengan Kepala BPIP: Bukankah Musuh Terbesar adalah Diri Sendiri?

Kepala BPIP Sebut Agama Musuh Terbesar Pancasila, Fadli Zon: Tuna Sejarah, Bubarkan Saja BPIP!

Lalu, Sujiwo Tejo melanjutkan bahwa ia menilai pernyataan Yudian soal agama musuh Pancasila itu tak ada salahnya.

"Jadi apa salahnya menganggap begitu agama musuh terbesar Pancasila, enggak ada yang salah bagi saya."

"Karena dalam perjalanan panjang Pak Suteki itu baik teki itu tapa, meditasi, meditasi yang baik mudah-mudahan, suteki itu teki," jelas Sujiwo Tejo.

Ia menilai demikian lantaran agama adalah bagian dari Pancasila.

Sujiwo Tejo membenarkan perkataan Ali Ngabalin bahwa agama adalah Pancasila.

"Pancasila dalam perjalanan termasuk dalam Piagam Jakarta akhirnya sudah sejiwa, agama sudah menyatu dengan Pancasila di dalam puncak-puncak sosio kulturalnya bukan peribadatannya."

"Jadi Pak Ngabalin sudah ngomong gitu satu sebetulnya Pak Teki juga sudah ngomong gitu jadi satu," ungkap Sujiwo Tejo.

Lantaran agama sudah menyatu dengan Pancasila, maka menurutnya agama menjadi musuh Pancasila benar adanya.

Hal itu layaknya musuh terbesar seseorang itu adalah dirinya sendiri, musuh terbesarnya adalah bagian dirinya sendiri.

"Sudah jadi satu Pancasila di dalam sosio kulturalnya jadi satu dan sebaliknya."

"Ya siapa musuh terbesar diri sendiri? Pertanyaan saya orang-orang pintar semuanya, siapa musuh terbesar Pak Karni Ilyas? Karni Ilyas, siapa musuh terbesar Jokowi? Ya Jokowi sendiri, siapa musuh terbesar Sujiwo Tejo? Sujiwo Tejo sendiri," jelas Sujiwo Tejo.

Sehingga, apa salahnya dengan ungkapan bahwa agama musuh besar Pancasila.

Lalu, Sujiwo Tejo melanjutkan bahwa di dunia ini memang selalu ada perang.

Namun, perang terbesar seorang manusia adalah dirinya sendiri.

"Jadi apa salahnya dengan musuh terbesar Pancasila adalah agama? Karena agama sudah nyatu dengan Pancasila."

"Apa problemnya di mana gitu loh? Ini setelah perang terbesar mengingatkan ini, ini perang ya besar, tapi ada perang yang lebih besar, memerangi dirimu sendiri," jelas dia.

Mendengar pernyataan itu, hadirin dan narasumber tampak kagum dengan ungkapan Sujiwo Tejo.

Mereka terlihat tersenyum-senyum mendengar apa yang diungkapkan Budayawan asal Jember tersebut.

Termasuk pembawa acara ILC, Karni Ilyas.

"Loh agama memang beda dengan Pancasila tetapi puncak-puncak sosio kultural agama ada di Pancasila jadinya which is jadinya satu," kata dia.

Bandingkan Kasus Penghinaan Terhadap Gubernur, Sujiwo Tejo: Aku Enggak Ada Urusan Sama Anies

Kemudian, Sujiwo Tejo menegaskan bahwa tidak bermaksud membela pihak pendukung Jokowi.

"Enggak salah, tapi aku enggak membela kaumnya Pak Jokowi ketika aku membela Ketua BPIP cuma mari kita sadar semua barangkali ini apa ya kayak peringatan dari Tuhan sebetulnya," ungkapnya.

Sedangkan, Fadjroel Rachman tampak tertawa mendengar ungkapan Sujiwo Tejo.

Sujiwo Tejo mengatakan, Pancasila kini lebih dimaknai hanya didukung oleh satu pihak.

Padahal, yang terpenting baginya adalah bagaimana implementasi Pancasila dalam kehidupan.

"Saya gini lo, kita dari tadi ngomong bertentangan Pancasila itu aliran Pancasila sudah dimaknai secara kiri."

"Enggak, kamu anti Pancasila, kamu pro Pancasila tapi enggak ada Pancasila ada enggak sih gitu," ucap Sujiwo Tejo.

Lihat videonya sejak menit awal:

Sujiwo Tejo Ucapkan Hal Ini, Karni Ilyas: Sampeyan Keliru, Gak Ada Hubungannya dengan Rasa Takut

Pandangan Karni Ilyas soal Sosok Sudjiwo Tedjo

Komedian Cak Lontong meminta Presiden Indonesia Lawyers Club (ILC) memberikan penilaian soal sosok kontroversial, Nikita Mirzani.

Hal ini bermula saat Karni Ilyas diminta menggambarkan kesannya terhadap tokoh-tokoh yang pernah ia panggil ke ILC melalui satu kata.

Tokoh yang disebutkan mulai dari Tenaga Ahli Kantor Staf Kepresidenan, Ali Mochtar Ngabalin, Presiden Jokowi, hingga politisi dan pengamat politik yang kerap jadi bintang tamu, Fadli Zon, Rocky Gerung, dan Mahfud MD.

Pria yang juga menjadi Pemimpin Redaksi tvOne itu awalnya menyebut kesannya terhadap Rocky Gerung menggunakan kata yang identik dengan sang pengamat politik.

Dikutip TribunWow.com dari kanal YouTube tvOneNews, Jumat (14/2/2020), awalnya Cak Lontong meminta agar Karni Ilyas secara singkat menjawab kesan terhadap narasumber ILC lewat satu kalimat.

"Pak banyak narasumber, banyak mungkin orang-orang terkenal yang Bapak jumpai di ILC, saya akan sebutkan beberapa nama," kata Cak Lontong.

"Dan saya berikan kesempatan Pak Karni untuk memberikan satu kata untuk setiap nama yang saya sebutkan, tanpa berpikir panjang," lanjutnya.

"Saya beri kesempatan kalau mau mengundurkan diri," canda Cak Lontong.

Pertanyaan pertama adalah kesannya terhadap Ngabalin.

"Pertama apa satu kata untuk, Ali Mochtar Ngabalin," tanya Cak Lontong.

"Jubir," jawab Karni Ilyas.

"Berikutnya, satu kata untuk Fadli Zon," tanya Cak Lontong.

"Kontroversial," jawab Karni Ilyas.

Fadli Zon yang turut hadir dalam acara tersebut tertawa mendengar jawaban Karni Ilyas.

Kemudian pria yang akrab disapa Bang Karni itu mengutarakan kesannya terhadap Rocky Gerung.

Ia menyebut kata 'dung*' untuk Rocky Gerung.

Jawaban tersebut disambut tawa penonton.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Budayawan Sudjiwo Tedjo, Pengamat Politik Rocky Gerung, Menko Polhukam Mahfud MD
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Budayawan Sudjiwo Tedjo, Pengamat Politik Rocky Gerung, Menko Polhukam Mahfud MD (Kolase Youtube Indonesia Lawyers Club)

Tak kalah menarik, kesan Karni Ilyas terhadap Sudjiwo Tedjo juga menuai reaksi meriah dari audiens.

Lantaran Karni Ilyas menyebut budayawan Sudjiwo Tedjo sebagai 'wong ed*n'.

Setelah Sudjiwo Tedjo tokoh selanjutnya adalah Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD.

Mahfud disebut Karni Ilyas sebagai tokoh yang memiliki wibawa.

Lalu setelah Mahfud adalah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang beberapa kali menjadi bahan pembicaraan di ILC karena persoalan yang terjadi di Ibu Kota dan yang menyangkut Anies sendiri.

Karni Ilyas mendeskripsikan Anies menggunakan kalimat sabar.

Pertanyaan selanjutnya sempat membuat Karni Ilyas berhenti sejenak untuk berpikir.

Ia ditanyakan kesannya terhadap Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Karni Ilyas lalu menggambarkan Jokowi sebagai orang yang rileks. (TribunWow.com/Mariah Gipty/Anung Malik)

Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul Komentari Ketua BPIP, Sudjiwo Tedjo Buat Karni Ilyas Tersenyum: Enggak Maksud Bela Kaum Jokowi

Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved