Bandingkan Kasus Penghinaan Terhadap Gubernur, Sujiwo Tejo: Aku Enggak Ada Urusan Sama Anies
udjiwo Tedjo menanggapi hangatnya kasus-kasus penghinaan terhadap pemimpin-pemimpin pemerintahan, di antaranya adalah gubernur.
TRIBUNTERNATE.COM - Kasus-kasus penghinaan terhadap pemimpin-pemimpin pemerintahan, di antaranya terhadap gubernur memang belakangan ini kian marak terjadi.
Melihat hal itu, budayawan Sudjiwo Tedjo turut menanggapi kasus hangat tersebut.
Sudjiwo Tedjo mengatakan kini tidak ada lagi keadilan di Indonesia sebab tidak semua penghina pemimpin memiliki nasib yang sama.
Ia membandingkan kasus penghinaan terhadap Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dengan kasus penghinaan lain yang ia tidak sebutkan namanya.
Dikutip TribunWow.com dari video unggahan kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (11/2/2020), mulanya Sudjiwo Tedjo mengatakan untuk dapat memajukan Indonesia harus bisa memiliki kepercayaan terhadap pemimpin dan keadilan.
"Kita akan bisa bergerak ke depan, tapi kita harus percaya pada pemimpin, dan kedua percaya pada keadilan," katanya.
Sudjiwo Tedjo lanjut mengatakan saat ini susah untuk percaya adanya keadilan di Indonesia.
Ia mencontohkan adanya kasus penghinaan terhadap Anies Baswedan, namun penghinanya bisa bebas berkeliaran tanpa sanksi apapun.
"Sekarang bagaimana saya percaya kepada keadilan, orang yang menghina Beliau (Anies Baswedan) enggak diapa-apain," ujarnya.
Sudjiwo Tedjo membandingkan apabila yang dihina adalah orang lain yang tidak ia sebutkan namanya maka akan menimbulkan reaksi keras dari publik.
• Tahu Lucinta Luna Ditangkap karena Kasus Narkoba, Hotman Paris: Aduh Temanku Kenapa Terjadi Itu?
• Belum Tuntas Virus Corona, Muncul Penyakit Baru di Afrika yang Tewaskan Belasan Orang
"Yang menghina yang lain, ini pasti nanti aku diserang," katanya.
"Disangka aku membela Anies, aku enggak ada urusan sama Anies, aku punya nomor telephonenya aja enggak."
"Dulu sebelum jadi gubernur sempat kontak-kontakan, habis itu enggak mau," lanjut Sudjiwo Tedjo.
Dirinya mengatakan kepanikan dan ketakutan masyarakat saat ini terjadi karena tidak adanya lagi kepercayaan terhadap pemerintah Indonesia.
"Jadi jangan salahkan kalau orang Corona panik di Natuna," katanya.