Perhatikan 5 Tanda Ini Sebelum Putuskan Menikah, Apakah Pasanganmu Orang yang Tepat Jadi Pendamping?
Seringkali, meskipun kita memiliki hubungan yang hebat dan menyenangkan dengan pasangan, namun kisah itu tak bisa dilanjutkan ke jenjang pernikahan.
Pada awal hubungan, banyak orang menjalaninya dengan konsep: "kita melawan dunia" karena hubungan dengan pasangan tak direstui keluarga dan teman.
Namun, pernikahan tidak sekadar melibatkan dua orang saja, sehingga kita membutuhkan persetujuan lingkungan terhadap siapa yang akan kita pilih sebagai pasangan hidup.
"Kita akan membutuhkan dukungan dari teman-teman dan keluarga, terutama jika berencana memiliki anak," kata Bennett.
3. Memohon untuk dinikahi
Seharusnya, kita tidak perlu susah payah memohon agar pasangan kita mau menikahi. Kita dan pasangan mestinya sudah punya tujuan yang sama.
Bennett mengatakan, ada banyak pasangan yang pernikahannya benar-benar diusahakan oleh satu pihak, sementara pihak lainnya merasa diseret atau terpaksa.
"Situasi ini akan membawa bencana karena salah satu pihak tidak melabuhkan hatinya di sana atau belum siap berumah tangga," kata Bennett.
Jika kita merasa menjadi pihak yang berupaya keras membawa hubunganmu ke jenjang pernikahan sementara pasanganmu sebaliknya, maka itu merupakan tanda negatif bagi masa depan pernikahan.

4. Ingin memperbaiki pasangan
Mungkin kita berpikir bahwa waktu bisa mengubah seseorang. Namun sayangnya, anggapan tersebut salah.
Seseorang akan tetap menjadi dirinya. Pasangan kita tidak akan bertransformasi menjadi orang berbeda hanya karena mengucap sumpah setia.
Pernikahan sangat jarang "memperbaiki" seseorang. Jika kita ingin menikah, namun mengalami situasi seperti ini, Bennett menyarankan untuk tak melanjutkan pernikahan.
"Jika pasangan sering selingkuh, mereka akan melakukannya bahkan setelah menikah."
"Jika pasangan orang yang penuh drama dan sering bertengkar lewat pesan singkat, maka dia akan melakukan hal sama setelah pernikahan," kata Bennett.
5. Lebih tertarik pada pesta pernikahan