Virus Corona
Ridwan Kamil Ungkap Tantangan Terbesar di Tengah Wabah Corona: Jangan Sampai Ada Opsi Lockdown
Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengungkap tantangan terbesar di tengah wabah virus corona atau Covid-19 di Indonesia.
TRIBUNTERNATE.COM - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengungkap tantangan terbesar di tengah wabah virus corona atau Covid-19 di Indonesia.
Hal itu diungkapkan Ridwan Kamil saat melakukan teleconference dengan Najwa Shihab yang ditayangkan dalam acara Mata Najwa, Rabu (18/3/2020).
Ridwan Kamil mengungkap telah dilakukan 230 tes corona di Jawa Barat.
Dari tes tersebut, rupanya ditemukan ada dua kasus yang positif virus corona.
Kabar buruknya, kata Ridwan Kamil, kedua orang yang positif Covid-19 tidak menunjukkan gejala sakit.
“Mereka yang tampak sehat tapi positif corona, itu yang membuat kami waspada,” kata Ridwan Kamil.
• Pasien Positif Corona yang Meninggal di Medan Ternyata Dokter, Sempat Pergi ke Yerussalem dan Italia
• Ini Alasan Indonesia Belum Lakukan Lockdown, Sri Mulyani: Anggaran Siap, tapi Logistik Belum
Selanjutnya, Najwa menyinggung soal penerapan social distancing di Jawa Barat.
Di mana masih ada sejumlah warga yang melakukan aktivitas di luar rumah disaat pemerintah mengimbau untuk menjaga jarak atau social distancing.
"Ini secara hukum, sifatnya kita adalah melakukan penutupan di aset-aset, seperti ruang publik itu bisa dilakukan. Tapi di luar ruang publik, ruang privat itu kita masih bentuknya adalah mengimbau," ujar Ridwan Kamil.
Lebih lanjut, kata Ridwan Kamil, banyaknya warga yang melakukan interaksi di ruang publik justru memungkinkan penyebaran virus corona dengan cepat.
Sehingga hal tersebut menimbulkan tantangan baru bagi pemerintah.
Menurut Ridwan Kamil, tantangan terbesar saat ini bukanlah soal perawatan pasien corona di rumah sakit.
Namun, bagaimana pemerintah meyakinkan masyarakat untuk menghindari ruang publik dan mengurangi interaksi sosial.
"Social distancing belum dipatuhi, sehingga tantangan saat ini, menurut saya, bukan masalah perawatan mereka-mereka yang sakit. Justru tantangan terbesar hari ini adalah meyakinkan publik untuk memahami bahwa penyakit ini menular lewat kerapatan interaksi sosial dan satu-satunya cara mencegah penularan yaitu menjaga jarak dan mengisolasi diri itu lebih baik," terang Ridwan Kamil.
• Untuk Pertama Kalinya, China Melaporkan Tidak Ada Kasus Baru Virus Corona Domestik
• Kisah Dokter di Inggris Sembuh dari Corona, Beberkan Awal Mula Gejala Dialami hingga Isolasi Sendiri
Namun, hal itu, menurut Ridwan Kamil tidaklah mudah dilakukan karena beberapa orang tidak bisa menjalankan pekerjaan di rumah.
Selain itu, Ridwan Kamil juga menyinggung soal lockdown.
Di mana menurutnya, ada banyak hal yang harus disiapkan sebelum memutuskan untuk lockdown.
"Jangan sampai ada opsi lockdown. Kalau lockdown dilakukan harus siap dulu dari sisi logistik, pangan, dampak ekonomi terukur atau enggak, kesiapan tentara, TNI, dan lain sebagainya itu harus diukur untuk memutuskan hal terburuk yang sudah dilakukan di negara-negara lain," imbuhnya.
Video selengkapnya:
Jokowi Larang Pemerintah Daerah Lakukan Lockdown
Melansir Kompas.com, Presiden Joko Widodo melarang pemerintah daerah untuk melakukan lockdown atau karantina wilayah dalam menghadapi penyebaran virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19.
Jokowi menegaskan bahwa kebijakan lockdown hanya dapat diambil oleh pemerintah pusat.
"Kebijakan lockdown, baik di tingkat nasional dan tingkat daerah, adalah kebijakan pemerintah pusat," ucap Presiden Jokowi dalam jumpa pers di Istana Bogor, Senin (16/3/2020).
"Kebijakan ini tak boleh diambil oleh pemda, dan tak ada kita berpikiran untuk kebijakan lockdown," kata Jokowi.
Jokowi menyebutkan, saat ini yang terpenting dilakukan adalah bagaimana mengurangi mobilitas orang, menjaga jarak, serta mengurangi kerumunan orang yang membawa risiko lebih besar pada penyebaran Covid-19.
Salah satu caranya adalah dengan melakukan aktivitas yang produktif dari rumah.
"Kebijakan belajar dari rumah kerja dari rumah dan ibadah di rumah perlu terus kita gencarkan untuk menghindari Covid-19 dengan tetap mempertahankan pelayanan kepada masyarakat," kata dia.
• Viral Surat Terbuka Dokter Tifauzia Tyassuma untuk Jokowi: Lakukan Lockdown Sesegera Mungkin!
• Simak 10 Cara Pencegahan Corona dari Kementerian Kesehatan, Hindari Segitiga Wajah
Tak hanya soal lockdown, Jokowi juga meminta semua kebijakan besar di tingkat daerah harus dibahas dengan pemerintah pusat.
Namun, ia tak merinci lebih jauh kebijakan besar yang dimaksud.
"Untuk konsultasi, supaya cepat, saya minta daerah membahas dengan kementerian terkait, termasuk dengan satgas Covid-19," kata Presiden.
Sejumlah negara memutuskan untuk melakukan lockdown dalam mengatasi penyebaran virus corona yang semakin luas.
Negara yang melakukan lockdown itu antara lain Italia, Denmark, Filipina, dan Irlandia.
Langkah ini sebelumnya telah dilakukan China yang melakukan lockdown terhadap sejumlah wilayah yang terkena wabah virus corona, khususnya di Kota Wuhan dan Provinsi Hubei.
Namun, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Ahmad Yurianto sebelumnya telah mengungkap bahwa Indonesia tidak akan melakukan lockdown, baik secara total maupun wilayah.
Menurut dia, lockdown justru akan meningkatkan peluang penyebaran virus corona di wilayah yang terdampak.
"Kalau di-lockdown, malah kita tidak bisa berbuat apa-apa. Konsekuensinya, kasus (Covid-19) di wilayah itu bisa jadi naik dengan cepat," ujar Yuri.
Hingga Minggu (15/3/2020), diketahui ada 117 kasus Covid-19 yang terjadi di seluruh wilayah Indonesia.
Dari jumlah itu, sebanyak 104 orang dalam perawatan intensif, delapan orang dinyatakan sembuh dan lima orang meninggal dunia.
(TribunTernate.com/Rohmana Kurniandari, Kompas.com/Ihsanudin)