Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Anda Merasa Sakit Setelah Membaca Informasi Gejala Corona? Begini Penjelasan Psikiater

Salah satu tanda kita mengalami kecemasan adalah ketika membaca tentang gejala-gejala infeksi virus corona.

Editor: Sansul Sardi
Shutterstock
Ilustrasi virus corona. 

TRIBUNTERNATE.COM – Saat ini banyak sekali informasi yang beredar mengenai virus corona atau Covid-19.

Tentunya informasi ini digunakan untuk membekali diri dengan informasi seputar infeksi virus corona yang memang dibutuhkan agar kita tetap waspada.

Namun, tak jarang informasi-informasi tersebut menimbulkan kecemasan berlebihan.

Salah satu tanda kita mengalami kecemasan adalah ketika membaca tentang gejala-gejala infeksi virus corona, mendadak kita juga merasa memiliki gejala tersebut.

Walau sebenarnya kita berada dalam kondisi sehat, namun “sensasi sakit” itu bisa membuat kita makin cemas dan galau apakah harus memeriksakan diri ke dokter.

Fenomena tersebut sebenarnya adalah hal yang normal.

Menurut penjelasan psikiater dr.Andri, hal itu disebut dengan reaksi psikosomatis tubuh.

Tak Ada Akses Air, Sabun dan RS Tak Memadahi, Ahli Sebut Virus Corona Akan Jadi Momok Baru di Afrika

Pemerintah Sudah Rogoh Rp 158,2 Triliun untuk Tangani Wabah Corona

“Keitka kita membaca berita atau cerita tentang gejala virus corona, tiba-tiba kita merasa tenggorokan kita agak gatal, nyeri, dan merasa sedikit meriang, walau suhu tubuh normal. Itu wajar,” ujarnya melalui akun Twitternya @mbahndi.

Ia mengatakan, reaksi psikosomatis itu timbul karena kecemasan yang dipicu oleh berita-berita yang terus menerus terkait virus corona atau Covid-19.

“Amygdala atau pusat rasa cemas, sekaligus memori kita, jadi terlalu aktif bekerja. Akhirnya kadang dia tidak sanggup mengatasi kerja berat itu,” papar dokter dari RS Omni Alam Sutera Tangerang ini.

Amygdala yang bekerja berlebihan ini juga mengaktifkan sistem saraf otonom secara berlebihan.

Kita pun akan selalu berada dalam kondisi siaga terus menerus.

“Ketidakseimbangan ini yang membuat gejala psikosomatis muncul sebagai suatu reaksi untuk siap siaga menghadapi ancaman,” paparnya.

Penelitian juga mencatat bahwa kesalahan diagnosis dapat menyebabkan kewaspadaan berlebihan, meningkatkan kecemasan, dan perilaku keselamatan ekstrem.

Dampaknya negatif bagi masyarakat, seperti terlalu banyak menggunakan sumber daya medis (masker, hand sanitizer, dan lainnya), bahkan kehilangan pekerjaan.??

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved