Virus Corona
Sebanyak 21 Tenaga Medis di RS TNI Cirebon Diisolasi Gegara Keluarga Pasien Tak Jujur
Sebanyak 21 tenaga medis di Rumah Sakit TNI Ciremai Cirebon, Jawa Barat harus menjalani isolasi lantaran keluarga pasien tidak jujur.
TRIBUNTERNATE.COM - Kabar puluhan tenaga medis harus menjalani karantina lantaran ketidakjujuran pasien kembali terjadi.
Di mana sebelumnya, ada seorang pasien yang dirawat di Rumah Sakit TNI Ciremai Cirebon, Jawa Barat, meninggal dunia pada 15 April 2020 lalu.
Saat tiba di rumah sakit pada 14 April 2020, berdasarkan diagnosa awal, pasien tidak sadarkan diri, sesak napas dan tensi yang tinggi.
Kemudian keluarga pasien mengatakan kalau pasien memiliki riwayat kencing manis.
Ternyata, pasien tersebut pernah kontak dengan keluarganya yang PDP positif Covid-19 yang saat ini sudah meninggal dunia.
Akibatnya, sebanyak 21 tenaga medis di RS TNI Ciremai harus menjalani isolasi mandiri.
• Sederet Penyesuaian Tradisi dan Ibadah Sejumlah Daerah di Bulan Ramadhan saat Wabah Pandemi Corona
• Terendah Sepanjang Sejarah, Harga Minyak Mentah Anjlok di Bawah 0 Dollar AS Karena Corona
Adapun 21 tenaga medis itu terdiri dari 18 orang perawat IGD dan ICU, 1 dokter IGD, 1 dokter ICU dan 1 dokter spesialis saraf.
“Awalnya kami tidak tahu bahwa pasien tersebut pernah kontak dengan keluarganya yang PDP positif dan meninggal dunia.
Karena kami tanya keluarga pasien, tapi terus menyangkal,” kata Kepala Rumah Sakit TNI Ciremai Cirebon Letkol CKM Andre Novan, kepada wartawan di Kantor Public Safety Center, Kota Cirebon, Senin (20/4/2020).
Sejak awal, kata Andre, pihaknya sudah meminta keterangan lengkap terkait riwayat perjalanan pasien.
Namun, keluarga pasien tidak jujur.
“ Keluarga pasien tidak jujur. Kita mengikuti protokol yang ditetapkan pemerintah.
Kami tidak mendapatkan keterangan secara gamblang dari keluarga pasien. Tidak mungkin kami tanyakan pada pasien, karena kondisi pasien sudah koma,” kata Andre.
Hal senada diungkapkan Kepala Bidang Pelayanan Medis RS TNI Ciremai Tetri Yuniwati yang mengatakan, kalau keluarga pasien tidak jujur saat diminta keterangan terkait riwayat pasien.
Saat ditanya, sambungnya, keluarga pasien menjawab bahwa pasien tidak memiliki riwayat perjalanan keluar kota.
Selain itu, keluarga juga menyampaikan bahwa pasien tidak pernah kontak dengan orang dari luar kota.
“Sampai petugas kami menanyakan berulang-ulang, ini menyangkut kepentingan bersama.
Bapak yang mengantar sampai berkacak pinggang, karena merasa marah,” kata Tetri.
Kepada Tetry, pihak keluarga hanya mengatakan bahwa pasien memiliki riwayat kencing manis.
Merasa jenuh, PDP di Tegal yang Baru Pulang dari Jakarta Kabur dari Ruang Isolasi RS
Diberitakan sebelumnya, ada seorang pasien dalam pengawasan (PDP) Covid-19 kabur saat menjalani perawatan di RSI Harapan Anda, Kota Tegal, Jawa Tengah, pasien itu kabur dari ruang isolasi dibantu sang istri, Sabtu (18/4/2020) sekitar pukul 21.00 WIB.
Aksi kaburnya pasien PDP yang dibantu sang istri tersebut sempat terekam dalam kamera CCTV rumah sakit setempat.
Saat petugas medis menyambangi kediaman mereka di Desa Berkat, Kecamatan Tarub, Kabupaten Tegal, keduanya tidak ditemukan di rumahnya.
Wakil Ketua Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 yang juga Wakil Wali Kota Tegal, Jumadi mengaku sudah mendapat laporan tersebut.
• Erick Thohir Copot Refly Harun dari Jabatan Komisaris Utama Pelindo I, Perlu Refreshing di Pelindo
• Setelah Corona dan Covid, Kini Bayi Baru Lahir Diberi Nama Sanitiser, Ini Harapan Orangtua
Hingga akhirnya pasien tersebut ditemukan dan mau kembali menjalani perawatan di rumah sakit.
Pasien yang berprofesi sebagai sopir yang baru pulang dari Jakarta ini baru ditemukan di kampung halaman atau tempat kelahirannya di Desa Dawuhan, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Minggu (19/4/2020) siang.
"Alhamdulillah sudah ditemukan dan berjanji akan masuk lagi ke rumah sakit," kata Jumadi, saat dikonfirmasi melalui pesan singkat, Minggu (19/4/2020).
Jumadi mengatakan, alasan pasien tersebut kabur dari rumah sakit karena merasa jenuh di ruang isolasi.
Bahkan, sebelum kabur, pasien tersebut sempat meminta agar dirawat di ruang berbeda bukan di ruang isolasi Covid-19.
Namun, permintaannya tidak dipenuhi karena prosedur penanganan PDP di ruang isolasi berbeda dengan pasien pada umumnya.
"Yang namanya sakit begini (Covid-19) ada protokolnya. Tidak bisa pasien misalnya memilih minta di ruang VIP sendirian. Ruang isolasi berbeda dengan ruangan sakit biasa," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tegal dr. Hendadi Setiaji mengatakan, pasien saat ini sudah kembali masuk rumah sakit, tapi bukan ke RSI Harapan Anda Kota Tegal.
"Saat ini di RSUD Suradadi Kabupaten Tegal," kata Hendadi, saat dihubungi melalui sambungan telpon, Minggu (19/4/2020) malam.
Hendadi mengungkapkan, alasan pasien pulang selain merasa jenuh juga merasa sudah dalam kondisi sehat.
Padahal meski sudah merasa sehat, hasil swab PCR yang belum keluar maka belum bisa dipastikan sembuh.
"Jadi pasien ini sudah merasa sehat. Meski hasil swab PCR-nya belum turun," kata Hendadi.
“Awalnya Kami Tidak Tahu Pasien Pernah Kontak dengan Keluarganya yang PDP Positif dan Meninggal Dunia"
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "“Awalnya Kami Tidak Tahu Pasien Pernah Kontak dengan Keluarganya yang PDP Positif dan Meninggal Dunia"" dan "Dibantu Sang Istri, PDP di Tegal yang Baru Pulang dari Jakarta Kabur dari Ruang Isolasi RS"