Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Jika Vaksin Covid-19 Ditemukan, Ternyata Kelompok Inilah yang Kali Pertama Mendapatkannya

Sekitar 120 laboratorium di seluruh dunia saat ini sedang mengembangkan vaksin Covid-19.

Editor: Sansul Sardi
Institut Virologi Wuhan via Daily Mail
Dua peneliti dari Institut Virologi Wuhan tengah melakukan penelitian. 

TRIBUNTERNATE.COM - Hingga kini para ahli di dunia tengah berlomba untuk menemukan vaksin virus corona.

Padahal untuk menciptakan menghentikan virus ini, para ahli mengatakan diperlukan 15 miliar dosis vaksin Covid-19.

Hampir mustahil untuk mendistribusikan vaksin sebanyak itu sekaligus.

Jadi, siapa yang kemungkinan besar pertama kali mendapatkan vaksin tersebut?

Berapa lama lagi kita harus menunggu?

Sekitar 120 laboratorium di seluruh dunia saat ini sedang mengembangkan vaksin Covid-19, salah satu di antaranya dikembangkan oleh Australia dengan dipimpin oleh University of Queensland.

Dari sekian banyak usaha pengembangan vaksin, menurut catatan Asosiasi Perusahaan Farmasi Internasional (IFPMA) ada 12 kandidat yang berada di tahapan yang lebih maju di banding lainnya.

"Saya pikir dalam sejarah pengembangan vaksin, kita belum pernah melihat sebanyak ini laboratorium dan perusahaan yang berusaha menemukan vaksin untuk satu jenis penyakit yang sama," kata Thomas Cueni, Kepala IFPMA.

Para kandidat yang terdepan ini sudah mulai masuk ke tahap pengetesan ke manusia.

Idealnya, menurut ahli bioetik dari Johns Hopkins University, Jonathan Moreno, vaksin baru ini akan dites pada ribuan orang sebelum diluncurkan ke populasi yang lebih luas.

UPDATE Sebaran Virus Corona di Indonesia Jumat (12/6/2020): Tambah 1.111 Kasus Baru, 318 dari Jatim

BREAKING NEWS: Tambah 1.111, Jumlah Kasus Virus Corona di Indonesia Jadi 36.406 per 12 Juni 2020

"Teorinya, Anda bisa melakukan pengetesan 20.000 vaksin dan 10.000 placebo sehingga tidak ada yang tahu apa yang mereka dapatkan saat dites," kata Profesor Jonathan Moreno.

"Dan kita bisa melihat hasilnya dalam enam, delapan, atau 10 bulan setelahnya. Tetapi dunia ini tidak mau menunggu selama itu."

Profesor Jonathan mengatakan, ada cara untuk menghindarinya karena beberapa laboratorium yang melibatkan pengetesan pada binatang dan manusia secara simultan bisa mempercepat proses penemuan vaksin, meskipun penuh kontroversi.

"Anda mungkin mau mengetes vaksin ini pada hewan lebih dulu sebelum mengetesnya pada manusia.

Namun kita memiliki jadwal yang sedemikian rupa ketat sehingga kita melakukannya secara paralel pada hewan dan manusia," katanya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved