Dijual Murah di Pasar dan Layak Konsumsi, Telur Infertil Ternyata Cepat Membusuk, Ini Cirinya
Meski dilarang peredarannya oleh pemerintah, telur ayam infertil masih banyak ditemukan di pasaran.
TRIBUNTERNATE.COM - Berikut cara membedakan telur infertil yang dijual di pasaran.
Seperti diketahui, meski dilarang peredarannya oleh pemerintah, telur ayam infertil masih banyak ditemukan di pasaran.
Sebagai informasi, telur infertil merupakan telur yang berasal dari perusahaan breeding (pembibitan) atau yang dikenal dengan nama telur HE atau hatched egg.
Beberapa waktu lalu, polisi menggrebek gudang milik pedagang sembako yang menjual telur infertil di Kota Tasikmalaya.
Di tangan pedagang, telur-telur kiriman dari Lampung itu dihargai lebih murah dari telur ayam ras.
Larangan menjual telur ayam HE diatur dalam Permentan Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.
Dalam Bab III pasal 13 disebutkan, pelaku usaha integrasi, pembibit GPS, pembibit PS, pelaku usaha mandiri dan koperasi dilarang memperjualbelikan telur tertunas dan infertil sebagai telur konsumsi.
Telur HE merujuk pada telur yang tak digunakan atau produk yang tak terpakai dari perusahaan breeding untuk pembibitan anakan ayam atau day old chick (DOC) ayam broiler atau ayam pedaging ( apa itu telur infertil).
Kepada Kompas.com, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan), I Ketut Diarmita menjelaskan, sebenarnya telur HE layak konsumsi.
• Geprek Bensu Kini Jadi Polemik, Begini Cerita Ruben Onsu Rintis Bisnis Kuliner, Berawal dari Telur
• Bahaya Jika Dikonsumsi, Ini Ciri-ciri Telur Infertil yang Sempat Ditemukan di Pasaran
Namun, telur HE lebih cepat membusuk karena berasal dari ayam betina yang sudah dibuahi pejantan.
"Terkait telur HE sebenarnya pada aturan yang ada adalah integrator (perusahaan breeding) tidak boleh memperjualbelikan telur itu. Walaupun sebenarnya telur tersebut layak dikonsumsi," jelas Ketut beberapa waktu lalu.
Telur yang cepat membusuk, membuat telur HE tak bisa diperdagangkan di pasar.
Ini mengingat distribusi telur yang bisa sampai berhari-hari hingga ke tangan konsumen.
Idealnya, telur HE harus segera dikonsumsi tak lebih dari seminggu setelah keluar dari perusahaan pembibitan atau integrator.
"Terkait telur HE mungkin saja oleh integrator breeding niatnya telur HE dimusnahkan atau dibagikan ke orang atau masyarakat miskin sebagai CSR, tapi oleh oknum tertentu mungkin saja diperjualbelikan," ujar dia.
Dilarang keras dijual di pasar
Pertimbangan lain, menurut Ketut, peredaran telur HE ke pasar akan mengganggu harga telur negeri yang diproduksi peternak ayam layer.
Ini karena harga telur infertil jauh lebih murah dibanding telur ayam ras.
"Karena telur tersebut akan mengganggu telur peternak layer," tutur Ketut.
Ia menegaskan, Kementan tak segan untuk menindak perusahaan breeding yang melanggar aturan peredaran telur HE atau telur infertil.
Namun, untuk menindak, perlu ada bukti yang mendukung lantaran penjual telur HE adalah oknum perusahaan.
"Tapi, oleh oknum tertentu mungkin saja diperjualbelikan, ini kan membutuhkan pembuktian.
Kami pasti menurunkan PPNS jika ada laporan tertulis dari masyarakat, atau pihak yang merasa dirugikan, kejadiannya di mana, bukti-buktinya apa, dan seterusnya," ungkap Ketut.
"Selanjutnya PPNS akan koordinasi dengan Korwas (Koordinator Pengawas) di mana kejadian itu terjadi," tukas Ketut lagi.
Secara fisik, ciri telur ayam infertil yakni warna cangkang yang pucat atau keputihan dan jika diteropong dengan senter seringkali tampak bintik merah.
Harganya pun lebih murah dari harga ayam ras pada umumnya yang biasanya dijual di atas Rp 20.000 per kilogram di pasar. (Kompas.com/Muhammad Idris)
Waspadai Telur Ayam Infertil yang Dijual Murah di Pasar
Telur ayam HE atau hatched egg masih banyak beredar di pasaran. Telur jenis ini sebenarnya dilarang dijual di pasar oleh Kementerian Pertanian (Kementan).
Telur HE merupakan telur yang berasal dari ayam perusahaan pembibitan atau breeding.
Larangan menjual telur HE diatur dalam Permentan Nomor 32 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi.
Dalam Bab III pasal 13 disebutkan, pelaku usaha integrasi, pembibit GPS, pembibit PS, pelaku usaha mandiri dan koperasi dilarang memperjualbelikan telur tertunas dan infertil sebagai telur konsumsi.
Telur HE merujuk pada telur yang tak digunakan atau produk yang tak terpakai dari perusahaan breeding untuk pembibitan anakan ayam atau day old chick (DOC) ayam broiler atau ayam pedaging.
Salah satu jenis telur HE yakni telur infertil. Telur infertil adalah produk buangan atau residu dari breeding ayam broiler, atau dari telur-telur yang tidak bisa ditetaskan.
• Fakta-fakta Terbongkarnya Penjualan Telur Infertil di Tasimalaya: Dijual Setengah Harga Normal
• Ingat, Telur Ayam Infertil Cepat Busuk! Begini Cara Mudah Membedakannya dengan Telur Ayam Ras
Selain dari telur ayam infertil, telur HE juga bisa berasal dari telur fertil atau telur tertunas (sudah dibuahi pejantan) namun tak ditetaskan perusahaan breeding.
Alasannya antara lain suplai anakan ayam atau DOC yang sudah terlalu banyak, sehingga biaya menetaskan telur lebih mahal dari harga jual DOC.
Apa itu telur inferil, lalu apa ciri-ciri telur infertil untuk membedakannya dengan telur ayam ras?
Kepada Kompas.com, Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional (PPRN) Blitar Rofiyasifun, menjelaskan telur infertil memiliki ciri fisik cangkang telur berwarna pucat atau putih. Sementara telur ayam negeri memiliki warna agak kecoklatan.
"Paling gampang bedakannya, kalau ciri telur HE itu warnanya pucat. Kalau telur biasa kan warnanya agak cokelat.
Memang telur ayam negeri juga ada yang putih, itu biasanya berasal dari ayam yang sakit, tapi itu jumlahnya sedikit," ujar Rofiyasifun beberapa waktu lalu.
Selain itu, ciri pada telur HE pada umumnya, biasanya akan tampak bintik hitam atau merah saat diteropong dengan menggunakan senter.
Telur infertil dilarang dijual di pasar
Selain itu, dari sisi harga, telur ayam infertil ini sangat murah. Harganya hanya berada di kisaran Rp 7.000 sampai Rp 10.000 per kg, jauh di bawah harga telur ayam ras yang umumnya dijual di pasar di atas Rp 20.000 per kg.
"Murah karena telur ini harus segera cepat dijual, karena dia akan cepat busuk dalam seminggu. Makanya dijual sangat murah. Dari sisi kualitas juga kurang. Telur HE harusnya dimusnahkan atau untuk CSR perusahaan," kata Rofiyasifun.
Selain itu, ciri telur infertil, cangkang telur infertil biasanya lebih tipis ketimbang telur ayam ras pada umumnya ( ciri telur ayam infertil).
Ukuran telur HE dan telur ayam negeri pun hampir sama, dan tak ada perbedaan rasa ketika sudah dimasak untuk dikonsumsi.
Kendati demikian, berbeda dengan telur ayam negeri, telur HE lebih cepat membusuk, biasanya setelah lewat satu minggu.
Ini karena telur HE berasal dari ayam yang telah dibuahi pejantan. Selain itu, telur HE biasanya sudah beberapa hari tersimpan di tempat penyimpanan maupun mesin tetas perusahaan.
Faktor inilah yang membuat telur HE harganya jauh lebih murah dibandingkan telur ayam ras yang bisa dijual pedagang di pasar.
Sementara itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan, I Ketut Diarmita menjelaskan, telur HE hanya boleh ditetaskan untuk menjadi DOC atau anak ayam. Telur HE tak boleh dijual di pasar.
"Terkait telur HE mungkin saja oleh integrator breeding niatnya telor HE dimusnahkan atau dibagikan ke orang atau masyarakat miskin sebagai CSR," kata Ketut dikonfirmasi.
"Terkait pengawasan, kami sebenarnya fokus mengawasi telur yang dikonsumsi dan dihasilkan oleh peternak layer. Karena telur HE itu output-nya kan DOC," imbuh dia.
Beredarnya telur infertil di pasaran bisa jadi karena ulah oknum perusahaan breeding.
Pihaknya, tak segan untuk menindak perusahaan yang melanggar aturan peredaran telur HE.
"Tapi oleh oknum tertentu mungkin saja diperjual belikan, ini kan membutuhkan pembuktian. Kami pasti menurunkan PPNS jika ada laporan tertulis dari masyarakat, atau pihak yang merasa dirugikan, kejadiannya di mana, bukti buktinya apa dan seterusnya. Selanjutnya PPNS akan koordinasi dengan Korwas (Koordinator Pengawas) di mana kejadian itu terjadi," tegas Ketut. (Kompas.com/Muhammad Idris)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Telur Infertil Layak Konsumsi, Tapi Cepat Membusuk" dan "Waspadai Telur Ayam Infertil yang Dijual Murah di Pasar, Ini Cirinya"