Virus Corona
Benarkah Vaksin Tuberkulosis Bisa Turunkan Angka Kematian Pasien Covid-19?
Sebuah studi awal dari Amerika menunjukkan vaksin tuberkulosis yang sudah berusia seabad, bisa berperan dalam mengurangi angka kematian Covid-19.
Adapun, orang tua lanjut usia berisiko lebih tinggi terinfeksi Covid-19.
Berdasarkan data, para peneliti memperkirakan bahwa peningkatan 10 persen dalam cakupan vaksin TB dapat menyebabkan penurunan 10 persen dalam kematian akibat Covid-19.
Para peneliti juga menantang Organisasi Kesehatan Dunia ( WHO) terkait vaksin TB yang disebut tidak ada bukti efektif.
• WHO Akui Virus Corona Menyebar di Udara dan Menular, Simak Pernyataan Resminya
• Deadline Jokowi 14 Hari Turunkan Kasus Corona, Khofifah: Jatim Sembuhkan 2.150 Pasien Covid-19
Mereka menuturkan, ini bukan studi pertama tentang potensi BCG untuk melindungi diri dari Covid-19.
"Studi ekologi semacam ini rentan terhadap bias dan rancu, termasuk perbedaan dalam demografi nasional dan beban penyakit."
"Tingkat pengujian untuk infeksi virus Covid-19, dan tahap pandemi di setiap negara," kata WHO saat itu.

Luis Escobar, salah satu penulis studi mengatakan penelitian ini telah mempertimbangkan kekhawatiran WHO.
"Semua negara berbeda. Guatemala memiliki populasi yang lebih muda dibanding katakanlah Italia."
"Jadi kami harus membuat penyesuaian data untuk mengakomodasi perbedaan itu," kata Escobar.
Para peneliti mengtakan, efek positif dari vaksin BCG sangat signifikan.
Namun, ahli belum memiliki jawaban pasti mengapa ini memberi dampak positif.
Perlu diketahui, nama BCG diambil dari mikrobiolog Perancis Albert Calmette dan Camille Guerin yang mengembangkannya.
Vaksin BCG mengandung strain hidup Mycobaterium bovis, yang terkait dengan bakteri penyebab TB.

Penyakit, yang menyebabkan satu dari tujuh kematian di Amerika dan Eropa pada pergantian abad ke-20.
Vaksin BCG sendiri mulai diperkenalkan pada tahun 1921.