Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Penjelasan BMKG Mengenai Fenomena Suhu Udara Terasa Lebih Dingin di Malam Hari: Tanda Puncak Kemarau

Suhu dingin pada malam hari menjadi trending topic di Twitter pada Senin (27/7/2020) ini.

Editor: Sansul Sardi
KOMPAS.COM/DOK DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN BANJARNEGARA
Embun es di kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Minggu (26/7/2020) pagi. 

TRIBUNTERNATE.COM - Berikut penjelasan BMKG mengenai fenomena suhu di dingin yang terjadi di berbagai wilayah Indonesia.

Baru-baru ini tajuk suhu dingin pada malam hari menjadi trending topic di Twitter pada Senin (27/7/2020) ini.

Terlihat sejumlah warganet memperbincangkan suhu dingin yang dirasakan di DKI Jakarta hingga Kota Bekasi pada hari ini.

Pagi ini suhu udara di Cipinang Melayu, Jakarta Timur misalnya,tercatat  28 derajat celcius.

Kabid Diseminasi Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG, Hary T Djatmiko menyampaikan, udara dingin yang terjadi menandakan puncak musim kemarau akan datang.

Catat! Suhu Normal Tubuh Manusia, Lebih dari 38 Derajat Bisa jadi Gejala Corona

Suhu Udara di Sebagian Wilayah Indonesia Terasa Panas dan Terik saat Siang Hari, Ini Penjelasan BMKG

“Fenemona suhu udara dingin merupakan fenomena alamiah yang biasa terjadi di bulan puncak musim kemarau pada Juli hingga Agustus,” kata Hary dalam keterangan tertulis, Senin ini.

Suhu dingin yang lebih terasa belakangan ini juga diperkirakan karena kandungan uap atmosfer yang cukup sedikit.

Kandungan uap atmosfer ini kata Hary, bisa terlihat dari tutupan awan yang tidak signifikan akhir-akhir ini. Menurut analisis dia, uap dan air merupakan zat yang cukup efektif menyimpan energi panas.

Rendahnya kandungan uap atmosfer ini menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan bumi ke luar angkasa pada malam hari ini tidak tersimpan di atmosfer dan energi yang digunakan untuk meningkatkan suhu atmosfer di atmosfer lapisan dekat permukaan bumi tidak signifikan.

“Hal inilah yang menyebabkan suhu udara di Indonesia saat malam hari di musim kemarau relatif lebih rendah dibandingkan musim hujan atau peralihan,” kata Hary.

Hary menilai puncak kemarau memang menyebabkan suhu udaranya lebih dingin dan permukaan bumi yang kering.

Kondisi demikianlah yang menyebabkan panas matahari akan lebih banyak terbuang ke angkasa.

“Itu yang menyebabkan suhu udara musim kemarau lebih dingin daripada musim hujan,” ucap dia.

Selain itu, bulan Juli ini juga adalah periode musim dingin di Australia. Sifat massa udara yang ada di Australia dingin dan kering.

Hal itu menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia ke Indonesia yang dikenal sebagai Monsoon Dingin Australia berimplikasi pada penurunan udara yang cukup signifikan di malam hari.

Meski demikian, kata dia, saat ini belum merupakan puncak kemarau sehingga kondisi ini bukan merupakan kondisi yang paling signifikan.

"Diprakirakan pada Agustus dan awal September nanti kondisi dingin akan semakin terasa di wilayah Jawa, Bali, NTB, dan NTT,” ujar Hary. (Kompas.com/Cynthia Lova)

Analisis BMKG

Dingin, Lawu, Dieng dan hipotermia menjadi trending topic di Twitter pada Minggu (26/7/2020) pagi.

Beberapa warganet di berbagai daerah di Indonesia umumnya mengeluhkan udara dingin di wilayah mereka masing-masing.

Salah satu akun Twitter @ezawjinnie95L juga turut mengunggah soal hawa dingin di lokasi tempat tinggalnya, tepatnya di Bandung, Jawa Barat.

Berdasarkan gambar yang ia unggah, menunjukkan suhu tercatat 16 derajat selsius.

"Di kalian sekarang dingin gak? Disini dingin," tulis akun Twitter tersebut.

Mana yang Lebih Baik untuk Buka Puasa? Minum Air Dingin atau Air Hangat? Ini Penjelasan Dokter

Penjelasan BMKG soal Cuaca Panas dan Gerah di Indonesia Beserta Tips Menanggulanginya

Selain itu, akun Twitter @mingyuwifeuu juga mengunggah soal hawa dingin yang ia rasakan.

Ia mengunggah sebuah tangkapan layar suhu di daerahnya, yakni Dieng, Jawa Tengah, terlihat suhu udara di sana 12 derajat selsius.

Lantas, mengapa kondisi dapat terjadi seperti ini di banyak daerah?

Pertanda puncak musim kemarau akan datang

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal menjelaskan, udara dingin yang terjadi pada malam menjelang pagi hari di beberapa hari ini menandakan puncak musim kemarau akan datang.

Menurut Herizal, di beberapa wilayah di Indonesia saat ini menjelang puncak musim kemarau.

"Semakin cerah langit di musim kemarau akan semakin dingin udara dirasakan pada malam dan menjelang pagi hari," kata Herizal saat dihubungi Kompas.com, Minggu (26/7/2020).

Warganet mengungkapkan cuaca dingin akhir-akhir ini
Warganet mengungkapkan cuaca dingin akhir-akhir ini (screenshoot)

Saat menjelang dan pada puncak musim kemarau, Herizal melanjutkan, langit umumnya cerah di sepanjang hari.

Kondisi ini menyebabkan radiasi Matahari tidak banyak mengalami rintangan untuk masuk permukaan Bumi sehingga suhu pada siang hari menjadi hangat.

Sebaliknya, pada malam hari radiasi Bumi yang lepas ke angkasa juga bisa berlangsung maksimal karena langit yang cerah.

"Akibatnya, ketika malam hari radiasi yang diterima dari Matahari nol, sedangkan radiasi Bumi yang lepas ke angkasa maksimal. Pada kondisi seperti ini kondisi udara pada malam hari menjelang dan pada puncak kemarau lebih dingin dibanding kondisi udara malam hari di musim hujan," papar Herizal.

Uap air di atmosfer dan kecepatan angin

Sementara itu, prakirawan cuaca BMKG Nanda Alfuadi menyebut bahwa udara dingin yang terjadi di malam menjelang pagi hari, ada dua hal yang mempengaruhi.

Dua hal tersebut yakni kandungan uap air di atmosfer dan kecepatan angin.

"Kandungan uap air di atmosfer yang cukup rendah di wilayah Indonesia bagian selatan dalam beberapa pekan ini menyebabkan radiasi gelombang panjang dari Bumi, yang dapat menghangatkan atmosfer Bumi lapisan bawah, terlepas ke angkasa," kata Nanda.

Sehingga, energi yang digunakan untuk menghangatkan atmosfer di lapisan bawah akan lebih kecil dibandingkan ketika kandungan uap air di atmosfer relatif cukup banyak.

Hal ini secara kasat mata, lanjut Nanda, juga terlihat dari berkurangnya tutupan awan dalam beberapa pekan ini dibandingkan dengan bulan lalu.

"Kondisi atmosfer yang cukup kering tersebut diperkuat dengan kecepatan angin dari selatan Indonesia yang cukup kuat sehingga seolah udara di Indonesia bagian selatan terasa semakin dingin," terang Nanda.

Meski demikian, katanya, saat ini belum merupakan puncak kemarau sehingga kondisi ini bukan merupakan kondisi yang paling signifikan.

"Diprakirakan pada Agustus dan awal September nanti kondisi dingin akan semakin terasa di wilayah Jawa, Bali, NTB, dan NTT," jelas Nanda. (Kompas.com/Dandy Bayu Bramasta)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Suhu Dingin Jadi Perbincangan di Twitter, BMKG Sebut Itu Tanda Puncak Kemarau" dan "Warganet Ungkapkan Suhu Dingin di Twitter, Begini Analisis BMKG"

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved