Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Hashim Sebut Prabowo Marah Besar dan Merasa Dikhianati oleh Edhy Prabowo

Hashim justru blak-blakan menceritakan kemarahan kakaknya kepada Edhy Prabowo yang merupakan eks ajudan pribadi sekaligus orang kepercayaan Prabowo.

Editor: Sansul Sardi
KOMPAS.com/Ihsanuddin
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto 

Demikian pula saat Prabowo diberhentikan dari TNI pada 1998 lantaran dinilai oleh Dewan Kehormatan Perwira (DKP) terlibat dalam serangkaian peristiwa penculikan aktivis saat ia menjabat Danjen Kopassus, Edhy tetap setia sebagai ajudan pribadi.

Hingga pada saat Prabowo mengasingkan diri ke Yordania pun Edhy turut diboyong ke sana. Edhy turut mendampingi Prabowo merintis bisnis di Yordania. Saat itu bisnis Prabowo bergerak di bidang pertambangan dan perkebunan.

Prabowo kemudian kembali ke Indonesia sekitar tahun 2000 dan aktif bergerak di Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Malang melintang di Ormas HKTI, Prabowo lalu mendirikan Partai Gerindra yang basis massanya sebagian besar berasal dari HKTI.

Baca juga: Setelah Edhy Prabowo, Kini KPK Tangkap Wali Kota Cimahi Ajay Muhammad Priatna, Sita Uang Rp 420 Juta

Baca juga: Dua Tersangka di Kasus Suap Edhy Prabowo Serahkan Diri ke KPK dan Ditahan Selama 20 Hari

Di masa awal pembentukan Gerindra hingga partai besutan Prabowo masuk sebagai anggota koalisi pemerintah, Edhy selalu berdampingan dengan putra Sumitro Djojohadikusumo itu.

Bahkan keduanya sama-sama menjabat menteri di Kabinet Indonesia Maju. Prabowo menjabat Menteri Pertahanan sedangkan Edhy menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan.

“Makanya dia (Prabowo) bilang ke saya, dia sangat kecewa dengan anak yang dia angkat (Edhy Prabowo) dari selokan 25 tahun lalu,” kata Hashim.

Adapun Edhy sedianya telah meminta maaf kepada Prabowo begitu ia ditetapkan sebagai tersangka dalam korupsi izin ekspor benih lobster oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

"Minta maaf kepada Pak Prabowo Subianto, guru saya, mentor yang sudah mengajarkan banyak hal," ucap Edhy di gedung KPK, 26 November.

Edhy bilang, ia juga mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Wakil Ketua Umum Gerindra dan Menteri Kelautan dan Perikanan.

Kini Edhy tak lagi berdampingan dengan Prabowo. Ia harus menjalani serangkaian pemeriksaan oleh KPK.

KPK pun telah menggeledah rumah dinas Edhy Prabowo di Jalan Widya Chandra, Jakarta. Dalam penggeledahan tersebut, KPK membawa delapan sepeda sebagai barang bukti.

KPK juga telah menjadwalkan pemeriksaan terhadap lima orang saksi dalam kasus yang menjerat Edhy Prabowo.

Lima saksi yang dipanggil yakni, Direktur Utama PT Aero Citra Kargo (ACK) Amri, Komisaris PT ACK Achmad Bachtiar, Manager PT Dua Putra Perkasa (DPP), Direktur Keuangan PT DPP Zainul Fatih, dan Manager Kapal PT DPP Agus Kurniawanto.

Dalam kasus tersebut Edhy Prabowo diduga menerima uang hasil suap terkait izin ekspor benih lobster senilai Rp 3,4 miliar melalui PT Aero Citra Kargo (PT ACK) dan 100.000 dollar AS dari Direktur PT Dua Putra Perkasa (PT DPP) Suharjito.

PT ACK diduga menerima uang dari beberapa perusahaan eksportir benih lobster karena ekspor hanya dapat dilakukan melalui perusahaan tersebut dengan biaya angkut Rp 1.800 per ekor.

Uang tersebut salah satunya dari PT DPP yang mentransfer uang Rp 731.573.564 agar memperoleh penetapan kegiatan ekspor benih lobster.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Saat Prabowo Marah Besar dan Merasa Dikhianati Edhy Prabowo"
Penulis : Rakhmat Nur Hakim
Editor : Jessi Carina

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved