Menristek: Inggris Temukan Strain Baru Virus Corona karena Punya Pemantauan Molekuler Terbaik Dunia
Pemantauan serta pengawasan virus corona di Inggris, membuat negara tersebut dapat menemukan varian baru virus corona.
TRIBUNTERNATE.COM - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan varian baru virus corona ditemukan karena Inggris memiliki fasilitas molekuler terbaik di dunia.
Pemantauan serta pengawasan virus corona di Inggris, membuat negara tersebut dapat menemukan varian baru virus corona.
"Inggris adalah salah satu negara yang punya monitoring dan surveilance genomic dan molekuler terbaik di dunia. Karena itu mereka bisa mendeteksi, bahwa ada mutasi yang menyebabkan penularan yang lebih cepat," ucap Bambang yang disiarkan channel Youtube BNPB, Kamis (24/12/2020).
Bambang mengungkapkan varian baru ini ditemukan di Inggris pada 20 september.
Per 13 Desember, sudah ada lebih dari 1.100 kasus varian virus corona baru yang terdeteksi di Inggris Raya.
Peningkatannya kasus varian baru di Inggris, menurut Bambang, terjadi cukup cepat.
Baca juga: Penjelasan Dokter Anak Soal Video Balita Diberi Racikan Kuning Telur Ayam Mentah Campur Susu: Bahaya
Baca juga: Kekeuh Minta Cerai setelah 20 Tahun Jadi Istri Kedua, Nita Thalia Akui Masih Sayang Nurdin Rudythia
Baca juga: Ada Prabowo, Rismaharini, Sandiaga Uno di Kabinet, Jokowi Disebut Beri Panggung untuk Capres 2024
Baca juga: Strain Baru Virus Corona di Inggris, Ilmuwan: Lebih Mudah Menginfeksi Anak-anak
"Sehingga di bulan November-Desember, itu peringatannya luar biasa. Sehingga di Inggris Tenggara yang paling terdampak dari pemeriksaan sampel 50 persennya mengandung ini, jadi sangat masif di Inggris," jelas Bambang.
Seperti diketahui, otoritas Inggris kini telah bergerak untuk memperluas kebijakan sistem penguncian (lockdown) terkait munculnya varian baru lainnya dari virus corona (Covid-19).
Ini merupakan varian kedua setelah temuan strain baru yang ditemukan di Inggris tenggara pekan lalu.
Strain baru ini dikabarkan lebih mudah menular dibanding yang baru saja ditemukan di negara itu, namun tidak lebih parah dari virus sebelumnya.
Menkes Inggris: Varian Virus Baru Covid-19di Inggris Diduga Dari Afrika Selatan
Otoritas Inggris kini telah bergerak untuk memperluas kebijakan sistem penguncian (lockdown) terkait munculnya varian baru lainnya dari virus corona (Covid-19).
Ini merupakan varian kedua setelah temuan strain baru yang ditemukan di Inggris bagian tenggara pekan lalu.
Strain baru ini dikabarkan lebih mudah menular dibanding yang baru saja ditemukan di negara itu, tetapi tidak lebih parah dari virus sebelumnya.
Dikutip dari laman Sputnik News, Kamis (24/12/2020), otoritas kesehatan Inggris telah mengidentifikasi jenis mutasi kedua dari virus corona pada Rabu kemarin.
Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock mengatakan strain tersebut tampaknya sampai di Inggris dari Afrika Selatan.
"Kami telah mendeteksi dua kasus dari varian baru virus corona di Inggris. Varian yang lebih baru ini sangat mengkhawatirkan karena menular lebih cepat dan tampaknya telah bermutasi lebih jauh daripada varian baru sebelumnya yang dikabarkan telah ditemukan di Inggris," kata Hancock.
Ia menjelaskan, mereka yang terinfeksi varian baru virus itu pun saat ini telah dikarantina, begitu pula siapapun yang telah melakukan kontak dekat dengan mereka.
Hancock mengimbau kepada orang-orang yang baru saja bepergian ke Afrika Selatan untuk melakukan karantina mandiri.
Lebih lanjut ia menyebut ada lebih banyak wilayah negara, termasuk sebagian besar timur dan tenggara Inggris, akan masuk dalam penerapan kebijakan pembatasan sosial Zona Tingkat 4 (Tier 4).
Pemberlakuan kebijakan ini akan mulai diterapkan pada momen Boxing Day, 26 Desember mendatang.
Pembatasan sosial ini serupa dengan sistem penguncian (lockdown), termasuk diantaranya melakukan penutupan bisnis yang tidak penting, warga pun hanya akan diizinkan keluar untuk berbelanja makanan, olahraga, dan mengunjungi rumah sakit.
Mereka yang bekerja pun akan dipaksa untuk berdiam di rumah pula.
Hancock menekankan bahwa ia 'dengan senang hati' memberitahu kepada warga Inggris bahwa vaksin Oxford-AstraZeneca telah menyerahkan paket data lengkapnya ke Badan Pengatur Produk Obat dan Kesehatan untuk persetujuan.
"Langkah selanjutnya adalah keputusan terkait pendistribusian vaksin yang telah diproduksi, termasuk di sini, di Inggris," jelas Hancock.
Namun, ia mengaku tidak tahu berapa lama peluncuran vaksinasi lengkap itu akan berlangsung.
Perlu diketahui, otoritas Inggris saat ini sedang berjuang untuk memerangi mutasi pertama virus corona, yang keberadaannya terungkap ke publik pada awal bulan ini.
Hancock dan pejabat kesehatan lainnya di Inggris telah mendesak warga di sana untuk mengikuti aturan dan membatasi kontak sosial sebanyak mungkin karena masalah ini sangat serius.
Terlepas dari sifatnya yang lebih menular, para profesional medis telah mengindikasikan bahwa virus corona yang bermutasi ini tidak lebih berbahaya dibandingkan virus aslinya.
Pembatasan sosial yang diumumkan sebelumnya, telah memicu gelombang protes di London, 29 penangkapan pun dilakukan pada hari Sabtu saat sekitar 17.000 orang berkumpul di Lapangan Parlemen Inggris untuk melampiaskan kemarahan mereka.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menristek: Varian Baru Corona Ditemukan karena Inggris Miliki Pemantauan Molekuler Terbaik di Dunia
Penulis: Fahdi Fahlevi
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Menkes Inggris: Varian Virus Baru Covid-19di Inggris Diduga Dari Afrika Selatan
Penulis: Fitri Wulandari