Kisah Mantan Pramugari Lolos dari Kecelakaan Pesawat di Palembang, Laura: Evakuasi Tak Segampang Itu
Laura Lazarus mengalami kecelakaan pesawat pertama di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang
TRIBUNTERNATE.COM - Mantan pramugari, Laura Lazarus berbagi kisah saat dirinya dua kali lolos dari kecelakaan pesawat.
Diakui Laura, ia mengalami dua kali kecelakaan pesawat dalam rentang waktu 1,5 tahun.
Kecelakaan pertama yang dialaminya terjadi di Palembang, Sumatera Selatan, pada Juli 2004.
Kala itu, cuaca sedang sangat buruk dan pesawat yang ditumpanginya tergelincir.
Pesawat tergelincir beberapa ratus meter dari Landasan Udara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, dan mengakibatkan roda depan pesawat terbenam dalam lumpur.
Hal itu diceritakan Laura saat menjadi bintang tamu dalam sebuah vlog yang dipandu Ashanty dan diunggah di kanal YouTube The Hermansyah A6, Senin (18/1/2021).
Dalam vlog tersebut, Laura Lazarus menceritakan kronologi kecelakaan pesawat yang pernah ia alami.
"Roda depan terbenam lumpur," ujarnya.
Ia pun sempat mengikuti evakuasi penumpang dalam keadaan hujan.
Tak peduli dengan pakaian dan sepatu yang ia kenakan, Laura bersama rekan lainnya dengan gesit membantu mengevakuasi penumpang.
"Dengan rok tinggi, lari-lari," kata Laura.
Baca juga: Kisah Laura Lazarus, Mantan Pramugari yang Selamat dari Kecelakaan Pesawat 16 Tahun Lalu di Solo
Baca juga: Jenazah Pramugari NAM Air Korban Sriwijaya Air Tiba di Rumah Duka, Disambut Isak Tangis Keluarga
Menurutnya, walaupun sudah belajar banyak mengenai tugas pramugari termasuk safety, pada saat kejadian tetaplah panik.
Bahkan yang biasanya sudah hafal diluar kepala menjadi hilang seketika.
"Kita sekolah belajar teori untuk evakuasi penumpang, tapi ternyata waktu kejadian berlangsung, nggak segampang itu. Kita panik," ujar kakak dari dua bersaudara ini.
Syukur, tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan pesawat di Palembang tersebut.
Tak dipungkiri, Laura dan teman-teman seprofesinya sempat mengalami trauma pasca-kejadian tersebut.
Mereka pun sadar bahwa profesi sebagai pramugari bisa mengakibatkan kematian yang lebih cepat.
Untuk memulihkan rasa trauma, para awak pun diberikan waktu istirahat selama lima bulan.
Masa pemulihan itu digunakan untuk proses healing psikis dan fisik, apakah masih terjadi trauma akibat kecelakaan pesawat yang terjadi.
"Lima bulan tidak terbang. Ditanya banyak sekali," terangnya.

Terlepas dari kecelakaan tersebut, Laura mengungkap bahwa tugas service adalah bagian kecil dari keseluruhan tugas pramugari.
Justru, safety adalah materi dan praktek yang terus diberikan selama menjadi pramugari.
Pembelajaran itu terus dilakukan, tidak hanya ketika pendidikan saja.
“Service bagian kecil,” ucap perempuan kelahiran Jakarta itu.
“Paling banyak adalah safety,” tambahnya.
Video selengkapnya:
Baca juga: Viral Video Diduga Suara Minta Tolong saat Damkar Cari Sriwijaya Air, Ini Kata Pengunggah Video
Baca juga: DVI Polri Kembali Identifikasi 5 Korban Sriwijaya Air SJ182, Termasuk Anak 2 Tahun, Total 34 Korban
Kecelakaan Pesawat Kedua Lebih Mengenaskan
Setelah mengalami kecelakaan di Palembang, Laura kembali mengalami kecelakaan di Solo.
Bahkan kecelakaan kedua ini lebih parah.
Dalam kanal YouTube The Hermansyah A6, Laura Lazarus menceritakan keadaannya pasca-kecelakaan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT538 di Solo tahun 2004 silam.
Pada 30 November 2004, pesawat yang dinaiki Laura Lazarus tergelincir dan menghantam pemakaman saat hendak mendarat di Bandara Adi Sumarmo, Solo, Jawa Tengah.
Ia menyebut, cuaca saat itu terbilang buruk.
"Pas mau mendarat pesawat itu keluar landasan lagi, nabrak pager, berhentinya di atas kuburan," ucap mantan pramugari yang kini menjadi seorang motivator tersebut.
"Korbannya dari depan sampai row 10," lanjutnya.

Laura Lazarus juga menjelaskan bahwa orang yang duduk di sekelilingnya meninggal dunia akibat kecelakaan itu.
" Oh oke, ini aku pernah denger. Aku tahu juga apa pesawatnya," kata Ashanty saat mendengarkan cerita Laura.
Akibat kecelakaan itu, 26 orang tewas, termasuk teman seprofesi Laura Lazarus.
Selain itu, tercatat ada 55 orang luka berat dan 63 orang luka ringan.
Laura Lazarus menjadi salah satu korban luka berat dalam kecelakaan pesawat Lion Air JT538 itu.
Menurut pengakuan Laura Lazarus, dirinya ditemukan di bagian bawah sayap pesawat karena terpental.
Meskipun kejadiannya sudah cukup lama, pengalaman kelam itu masih terekam jelas di ingatannya.
Laura Lazarus mengaku, saat itu ia nyaris pasrah dengan kondisi tubuhnya yang menderita luka cukup parah.
"Mata keluar, tulang pipi keluar," ungkapnya.
Bahkan, akibat luka-luka yang disebabkan kecelakaan pesawat tersebut, dirinya sempat merasa takut sendiri ketika bercermin.
"Tangan copot, pinggang patah, betis hilang setengah bagian," lanjutnya.
Laura Lazarus pun masih teringat dengan jelas bagaimana proses kejadian itu.
Walaupun sebagian tubuhnya luka dan tak normal lagi seperti sedia kala, Laura Lazarus masih terus bersyukur karena dirinya selamat dalam kecelakaan itu.
"Intinya bersyukur," ucap Laura.
Kini, kondisi laura sudah membaik setelah melakukan belasan kali operasi.
(TribunTernate.com/ Efrilia Aminati)