Gempa di Sulawesi Barat
Keadaan Serba Terbatas, Pengungsi Gempa Sulbar Mulai Terserang Penyakit
Pengungsi korban gempa Sulawesi Barat mulai terserang penyakit karena keadaan yang serba terbatas di pengungsian.
TRIBUNTERNATE.COM - Kesehatan para pengungsi korban gempa Sulawesi Barat mulai terganggu.
Para pengungsi mulai mengeluhkan berbagai penyakit.
Mayoritas penyakit yang diderita para pengungsi adalah flu, batuk, demam, hingga diare.
Ummy Ketua Tim Sukarelawan RSUD Tadalako Donggala, yang bertugas menangani pengungsi di Kelurahan Rangas, Kecamatan Simboro, Mamuju Sulawesi Barat mengatakan, total hampir sekitar 125 orang ia periksa pada Selasa (19/1/2021).
Rinciannya adalah pasien anak sekitar 54 orang.
Sedangkan pasien dewasa berjumlah hampir 56 orang.
Ia menyebutkan, mayoritas penyakit yang dikeluhkan anak-anak adalah diare.
"Anak-anak pada diare, bahkan sudah desentri," ujar Ummy seperti yang disiarkan di kanal Youtube KompasTV.
Dirinya juga menyampaikan, kemungkinan penyebabnya adalah masuknya bakteri ke dalam tubuh mereka.
"Penyebabnya adalah bakteri," jelas Ummy.
Baca juga: BMKG Sebut Gempa Bumi di Sulbar Berbeda dengan Gempa di Palu, Sulteng, Ini Penjelasannya
Baca juga: Setelah Kalsel, Jokowi Bertolak ke Sulbar Tinjau Lokasi Terdampak Gempa pada Selasa Pagi
Hal ini disebabkan lantaran mereka sudah mengungsi beberapa hari, sehingga kebersihan kurang.
Selain itu, para pengungsi juga mendapatkan asupan logistik dan makanan seadanya.
Senada yang terjadi kepada pengungsi di Kelurahan Rangas, pengungsi di Sport Center Majene kesehatannya juga mulai terganggu.
Hal ini ini disebabkan oleh kondisi cuaca yang buruk.
Selain itu, kondisi keterbatasan di tenda pengungsian juga semakin mendukung terjadinya keadaan ini.
Pengungsi di Sport Center Majene mulai terserang berbagai penyakit.
Mayoritas penyakit yang diderita adalah flu, demam, batuk, dan diare.
Rahma Syam, perawat yang bertugas di kamp pengungsian, menjelaskan mekanisme penanganan pasien di pengungsian Sport Center Majene.
"Kalau ada yang sakit, konsul ke dokter, tanya keluhanannya, baru dikasih obat," jelas Rahma.
Ia menyebutkan, obat yang disediakan oleh tim medis, kebanyakan hanya berupa paracetamol.
Selain itu, petugas kesehatan hanya melayani pengungsi dalam dua hari sekali.
Hal ini disebabkan oleh adanya keterbatasan perawat.
Keberadaan stok obat juga menipis, petugas hanya menyiapkan obat panas dan demam di pengungsian.
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi), diketahui sudah memantau kondisi pasca gempa di Sulawesi Barat, pada Selasa (19/1/2021).
Tujuannya adalah memantau penanganan dampak bencana di Mamuju dan Majene.
Kunjungan Jokowi ke Sulbar
Tepat sehari setelah melaksanakan kunjungan kerja ke Kalimantan Selatan dalam rangka meninjau banjir, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melanjutkan kunjungannya ke Sulawesi Barat.
Ia bertolak ke Sulawesi Barat pagi ini Selasa (19/1/2021), untuk meninjau keadaan pasca-gempa.
Hal ini diketahui dari unggahannya di akun Instagram resmi Presiden Jokowi, @jokowi.
Ia mengunggah sebuah foto yang disertai dengan keterangan kunjungan ke wilayah terdampak gempa.
Jokowi menyebutkan ia pergi bersama rombongan terbatas,
Salah satu menteri yang mendampingi Jokowi dalam kunjungan ke Sulawesi Barat adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basoeki Hadimoeljono.
"Saya ke Sulbar untuk memantau penanganan dampak bencana di Mamuju dan Majene," tulis Jokowi.
Berikut adalah keterangan yang ditulis Presiden Jokowi tentang keberangkatannya menuju Sulawesi Barat di akun Instagramnya.
"Selamat pagi.
Sulawesi Barat diguncang gempa bumi beberapa hari lalu yang telah menimbulkan kerusakan rumah-rumah warga dan sarana umum, serta menimbulkan korban jiwa.
Pagi ini, bersama rombongan terbatas, di antaranya Menteri PUPR, saya ke Sulbar untuk memantau penanganan dampak bencana di Mamuju dan Majene."
Diketahui, Jokowi lepas landas menuju Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, dengan menggunakan Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma sekitar pukul 07.35 WIB.
Kepala Negara terbang ke Mamuju bersama rombongan terbatas dan tetap melakukan protokol kesehatan yang ketat.
Setibanya di Bandar Udara Tampa Padang, Sulawesi Barat, Kepala Negara dan rombongan terbatas diagendakan untuk langsung bergerak menuju posko pengungsian bagi warga terdampak gempa dan meninjau kerusakan rumah warga beserta sarana umum yang berlokasi di Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene.
Dari Kabupaten Majene, Presiden dijadwalkan untuk kembali ke Kabupaten Mamuju guna meninjau salah satu lokasi terdampak gempa dan lokasi pengungsian lainnya.
"Wilayah gempa, kantor gubernur, tempat pengungsian, dan rumah-rumah yang menjadi korban gempa," kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono kepada wartawan, Selasa (19/1/2021), sebagaimana dilansir Tribunnews.com.
(TribunTernate.com/Qonitah Rohmadiena)