BMKG Sebut Gempa Bumi di Sulbar Berbeda dengan Gempa di Palu, Sulteng, Ini Penjelasannya
Kepala Pusat Seismologi Teknik BMKG mengungkapkan gempa bumi di Sulawesi Barat memiliki perbedaan dengan yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah.
TRIBUNTERNATE.COM - Dua wilayah di Pulau Sulawesi diguncang gempa bumi yang cukup kuat.
Pertama, gempa bumi, tsunami, dan likuefaksi di Kota Palu, Sulawesi Tengah yang terjadi pada 28 September 2018 lalu.
Kedua, gempa bumi di wilayah Kabupaten Mamuju dan Majene, Sulawesi Barat pada Jumat (15/1/2021).
Kepala Pusat Seismologi Teknik Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Rahmat Triyono mengungkapkan gempa bumi di Sulawesi Barat memiliki perbedaan dengan yang terjadi di Palu, Sulawesi Tengah.
Rahmat mengatakan, gempa yang terjadi di dua wilayah tersebut memiliki perbedaan percepatan pergerakan sesarnya.
"Gempa bumi (Sulbar) yang terjadi sekarang sangat berbeda dengan gempa bumi yang terjadi di Palu karena percepatan pergerakan sesarnya gempa bumi Palu dan Mamuju sangat berbeda, di Palu sekitar 35mm/tahun sedangkan di Mamuju sekitar 10-15mm/tahun. Tentunya tingkat aktivitas di Mamuju sangat jauh berbeda pergeserannya dengan di Palu," jelas Rahmat melalui keterangan tertulis, Selasa (19/1/2021).
Baca juga: Gempa Bumi di Sulawesi Barat: Jumlah Korban Meninggal Dunia Mencapai 89 Orang
Baca juga: Airlangga Hartarto Positif Covid-19: Istana Mengaku Tak Tahu, Kemenko Perekonomian Beri Keterangan
BMKG mencatat gempa susulan yang terjadi di Palu mencapai ratusan bahkan ribuan kali dalam sehari.
Sedangkan, di Mamuju hingga hari Senin (18/1/2021) kemarin, hanya terdapat 31 kali gempa bumi dan sebagian besar tidak dirasakan.
Berdasarkan data tersebut, BMKG belum mampu menyimpulkan bahwa waktu gempa susulan akan berakhir.
"Apabila trennya masih tinggi dan jumlah hari akan semakin panjang, itu artinya gempa susulannya juga akan panjang. Namun di tabel BMKG sudah menurun drastis, harapannya hal ini tidak akan berlangsung lama," ucap Rahmat.
Adapun Rahmat menjelaskan bahwa potensi adanya gempa susulan merupakan bagian dari pelepasan energi.
"Ini bagian dari pelepasan energi, jadi setiap kali kejadian gempa bumi yang besar selalu akan diikuti oleh gempa-gempa susulan dan tentunya intensitasnya lama-kelamaan akan menurun," tutur Rahmat.
Dirinya mengatakan gempa susulan ini akhirnya akan berhenti dan kemudian Mamuju akan normal kembali.
BMKG juga telah memasang peralatan untuk melakukan perhitungan percepatan pergerakan tanah di sekitar Mamuju serta melakukan pemetaan sebaran kerusakan.
Selain itu akan dilakukan pemeriksanaan ke lapangan terhadap informasi peta guncangan yang telah dirilis apakah sejalan atau tidak.
BMKG bekerja sama dengan satgas tim gabungan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam melakukan sosialisasi langsung dengan mendatangi pos-pos pengungsian sehingga masyarakat dapat tenang dan tidak panik.