Sinetron Ikatan Cinta 'Booming', Ini Kata Pakar Unair
Sinetron Ikatan Cinta yang tayang di RCTI belakangan mendapat banyak perhatian dari masyarakat.
TRIBUNTERNATE.COM - Sinetron Ikatan Cinta yang tayang di RCTI belakangan mendapat banyak perhatian dari masyarakat.
Pasalnya, masyarakat menganggap sinetron Ikatan Cinta memiliki alur cerita yang menarik dan berbeda dari sinetron lain.
Bahkan, sinetron itu memecahkan rekor di rating tertinggi.
Menanggapi hal itu, pakar media Universitas Airlangga ( Unair), Rachmah Ida angkat bicara.
Menurut dia, ada tiga alasan sinetron itu sangat digemari masyarakat.
Pertama, sinetron Ikatan Cinta itu menjadi alternatif hiburan masyarakat ditengah pandemi Covid-19 belum selesai.
"Masyarakat sudah stres dengan berita Covid-19 dan tertekan Covid-19, sehingga jadi pelarian cari tayangan hiburan di televisi," katanya melansir laman Unair, Jumat (29/1/2021).
Baca juga: Sinopsis Ikatan Cinta Jumat, 29 Januari 2021: Rahasia Masa Lalu Al Terbongkar, Andin Mau Memaafkan?
Baca juga: Syuting Sinetron Ikatan Cinta Picu Kerumunan, Bupati Bogor: Kalau Melanggar, Harus Dibubarkan
Alasan kedua, sinetron Ikatan Cinta itu digemari oleh masyarakat.
Karena, tayangan televisi lain lebih banyak yang bersifat monoton atau seragam.
Ketiga, adanya sinetron Ikatan Cinta itu bisa membangun fantasi bagi masyarakat yang saat ini sedang stres akibat Covid-19.
Berbicara tentang penonton pada konteks media studies, mereka dinilai sebagai khalayak yang aktif dalam menerjemahkan sendiri makna teks media.
Berdasarkan hal itu, hanya ada satu atau dua orang yang terpengaruh akibat menonton sinetron maupun tayangan televisi lainnya.
" Penonton yang terpengaruh akibat sinetron, karena merasa apa yang ditayangkan memiliki kesamaan dengan hidupnya, tetapi kemungkinan jumlah penonton yang terpengaruh hanya sedikit," jelas dia.

Tayangan televisi jadi hiburan sehat
Guru Besar Fakultas FISIP Unair ini berharap ke depannya tayangan di televisi bisa memberdayakan masyarakat, memberikan pencerahan, dan memberikan hiburan yang sehat.