Hasil Survei Indikator Politik Indonesia Ungkap 41 Persen Masyarakat Menolak Divaksin Covid-19
Hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI) menunjukan, hanya 55 persen masyarakat Indonesia yang bersedia divaksin Covid-19.
TRIBUNTERNATE.COM - Dalam rangka penanggulangan pandemi Covid-19, pemerintah mewajibkan masyarakat untuk menerima vaksin.
Bagi masyarakat yang menolak untuk vaksinasi, padahal sudah ditetapkan sebagai penerima vaksin akan mendapatkan sanksi administratif.
Terlepas dari hal itu, rupanya hanya 55 persen masyarakat Indonesia yang bersedia divaksin Covid-19.
Hal tersebut berdasarkan hasil survei Indikator Politik Indonesia (IPI).
Kemudian, sebanyak 41 persen responden masyarakat tidak bersedia divaksin Covid-19.
Sementara itu, sisanya 4,2 persen masyarakat mengatakan tidak tahu atau tidak jawab.
“Data kami menunjukan, survei Indikator 1 sampai 3 Februari yang mengatakan sangat bersedia itu 15,8 persen, cukup bersedia 39,1 persen, kalau saya jumlah itu kurang lebih 55 persen,” kata Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi dalam rilis survei secara daring, Minggu (21/2/2021).
Baca juga: Jokowi Teken Perpres, Penerima Vaksin yang Tolak Vaksinasi Terancam Tak Dapat Bansos hingga Didenda
Baca juga: Survei Indikator Politik: Hampir 21 Persen Masyarakat Indonesia Anggap Covid-19 Hoaks
Adapun survei tersebut dilakukan dengan pertanyaannya yaitu, "Jika vaksin Covid-19 sudah tersedia, apakah Ibu/Bapak bersedia melakukan vaksinasi Covid-19?"
Hasilnya, sebanyak 15,8 persen masyarakat mengatakan sangat bersedia, dan 39.1 persen cukup bersedia.
“Yang mengagetkan saya secara pribadi, surveinya dilakukan setelah presiden langsung menjadi orang pertama untuk divaksin, itu masih banyak yang enggak bersedia. Total itu 41 persen,” ucap Burhanuddin.
Burhanuddin mengatakan, jika merinci 41 persen yang tidak bersedia divaksin tersebut yakni terdiri dari 32,1 persen yang kurang bersedia dan 8,9 persen yang sangat tidak bersedia.
Padahal, lanjut dia, Survei Indikator Politik pada bulan Desember yang kurang bersedia atau sangat tidak bersedia yakni 43 persen.
“Jadi turun hanya 2 persen, efek presiden Jokowi ada, tapi efeknya hanya 2 persen menurunkan mereka yang awalnya tidak bersedia menjadi bersedia, karena masih ada juga nih 4,2 persen yang enggak mau jawab,” ucap Burhanuddin.
Adapun Survei Indikator Politik Indonesia ini dilakukan pada 1-3 Februari 2021. Survei ini melibatkan 1.200 responden menggunakan metode simple random samping.
Survei dilakukan dengan kontak telepon kepada responden akiban situasi pandemi Covid-19. Adapun toleransi kesalahan atau margin of error sebesar kurang lebih 2,9 persen.
Sampel responden berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Survei Indikator Politik: Hanya 55 Persen Masyarakat yang Bersedia Divaksin