Sudah Ada 2 Warga Tewas Kena Mesin Babat Rumput, Pospera Aceh Barat Daya Minta Polisi Menertibkan
Tanggapan Ketua DPC Pospera Abdya, Harmansyah, soal terulangnya kejadian warga meninggal akibat terkena mesin pemotong rumput.
TRIBUNTERNATE.COM - Menanggapi terulangnya kejadian warga Aceh Barat Daya yang meninggal akibat anggota badannya putus terkena mesin pemotong rumput, Ketua DPC Posko Perjuangan Rakyat Kabupaten Aceh Barat Daya (Pospera Abdya) Harmansyah, buka suara.
Harmansyah meminta pihak kepolisian menertibkan mesin babat rumput yang sering digunakan para petani sawit untuk membersihkan lahan tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Harmansyah seusai terjadinya kasus seorang pria warga Aceh Barat Daya, Muksin (58), meninggal dunia akibat kakinya putus terkena mesin pemotong rumput pada Minggu (21/2/2021) siang.
Harmansnyah menyebutkan, kejadian yang dialami oleh Muksin ini bukan yang pertama kalinya.
Sebelum kasus Muksin, seorang perawat di Aceh Barat Daya, Anna Mutia (28) meninggal dunia usai tangannya putus terkena mesin pemotong rumput pada Desember 2020 lalu.
“Ini kejadian kedua kalinya, setelah perawat Anna,” ujar Harmansyah, dikutip dari Serambinews.com.
Menurut Harmansyah, karena kejadian ini sudah terulang kembali, sewajarnya pihak kepolisian melakukan penertiban.
“Sudah sepatutnya pihak kepolisian melakukan penertiban terhadap mesin babat rumput ini,” lanjut Harmansyah.
Baca juga: Kaki Kanannya Putus Terkena Mesin Pemotong Rumput, Seorang Pria di Aceh Barat Daya Meninggal Dunia
Baca juga: Kronologi Pembunuhan Ibu dan Anak di Aceh Timur, Pelaku Sempat Rudapaksa Korban setelah Menganiaya
Karena menurutnya, jika penggunaan mesin pemotong rumput itu tidak segera ditertibkan, maka dikhawatirkan akan muncul korban lainnya.
Ditambah, para petugas pembersih jalan raya, sangat sering menggunakan mesin pemotong tersebut, sehingga sangat membahayakan para pengguna jalan yang melintas.
Menurutnya, setidaknya mata pisaunya perlu diberi pengaman.
“Kalau tidak ditertibkan. Setidaknya mata pisaunya harus dipakai yang aman, apakah pakai tali atau penutup, sehingga tidak menimbulkan korban jiwa,” tegasnya.
Tanggapan Pihak Kepolisian
Merespons hal itu, Kapolres Abdya, AKBP Muhammad Nasution SIK melalui Kapolsek Kuala Batee, Ipda M Nasir SPd mengatakan, akan melakukan sosialisasi kepada para petani sawit.
Pihaknya mengatakan, akan memberikan sosialiasasi agar warga berhati-hati menggunakan menggunakan mesin pemotong rumput.
Pihaknya mengimbau agar warga tidak lagi menggunakan mata mesin pemotong rumput yang sudah tidak layak pakai.
Dirinya juga meminta warga agar menggunakan mesin pemotong rumput yang bagus.
"Memang tidak layak, kalau pun tetap pakai mesin potong rumput, pakai pisau yang bagus saja,” ujar Nasir.
Ia juga meminta agar warga tidak membeli mesin pemotong rumput yang murah karena mudah patah karena akan membahayakan.
“Jangan yang murah dan mudah patah, karena ini membahayakan pekerja dan orang lain," pintanya.
Nasir juga meminta, warga untuk menjadikan dua kejadian ini sebagai peringatan agar berhati-hati. "
Dua peristiwa ini, bisa menjadi obat dan peringatan bagi kita. Agar hati-hati, dan tidak memakai mata pisau seperti itu lagi, pakai yang aman saja," lanjutnya.
Baca juga: 4 Fakta Kecelakaan Maut Bus vs Mobil Avanza di Tebing Tinggi: 9 Remaja Masjid Al Iman Tewas
Baca juga: 4 Aplikasi Smartphone yang Beri Peringatan Banjir, Ada Peta Bencana hingga Google Maps
Kaki Kanannya Putus Terkena Mesin Pemotong Rumput, Seorang Pria di Aceh Barat Daya Tewas
Diwartakan, seorang pria di Aceh Barat Daya meninggal akibat kaki kanannya putus terkena mesin babat rumput pada Minggu (21/2/2021).
Pria tersebut adalah Muksin (58), seorang warga Keude Baro, Kecamatan Kuala Batee, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya).
Dikutip TribunTernate.com dari Serambinews.com, kaki Muksin putus terpotong mesin babat rumput miliknya sendiri sekitar pukul 10.00 WIB.
Kejadian itu terjadi saat Muksin sedang memotong rumpung di kebun milik seorang warga yang bernama Mailisma Hasibuan.
Kebun milik Mailisma ini berjarak sekitar 1,5 kilometer dari rumah korban.

Saat korban sedang memotong rumput, tiba-tiba mesin pemotong rumput milik korban patah.
Kemudian, mesin pemotong rumput yang patah itu mengenai kaki kanan korban hingga terputus.
Mengetahui kaki kanannya putus, korban sempat mencoba meminta pertolongan kepada warga.
Korban juga meminta tolong kepada warga agar menyampaikan kejadian tersebut kepada keluarga korban.
Mendegar korban meminta tolong, para warga mendatangi koeban.
Mereka mencoba melakukan evakuasi terhadap korban.
Warga hendak membawa korban ke Rumah Sakit Umum Teungku Peukan (RSUTP) Aceh Barat Daya.
Namun, nahas, korban sudah terlanjur meninggal akibat pendarahan hebat sebelum dilarikan ke rumah sakit.
Saat dievakuasi urat nadi korban sudah berhenti, sehingga warga menganggap korban sudah meninggal dunia.
Namun, untuk memastikan salah seorang warga menghubungi mobil ambulans untuk membawa korban ke RSUTP.
Seorang Perawat di Aceh Barat Daya Meninggal Dunia Usai Tangannya Putus Terkena Mesin Pemotong Rumput
Sebelumnya, seorang perawat Rumah Sakit Umum Teungku Peukan Aceh Barat Daya (RSUTP Abdya), Anna Mutia (28) meninggal dunia setelah tangannya putus terkena mesin pemotong rumput.
Korban ditemukan tergeletak di tengah jalan dalam kondisi tangan kanannya putus total.
Mengutip Serambinews.com, korban meninggal dunia di ruang ICU Rumah Sakit Umum Dr Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh, Selasa (5/1/2021) pagi.
Ibu satu anak ini ditemukan tergeletak tidak sadarkan diri di atas jalan Dusun Ingin Jaya, Gampong Ujong Padang Kecamatan Susoh menuju Gampong Ie Mameh, Kecamatan Kuala Batee, pada Senin (28/12/2020) pagi.
Diketahui, saat kejadian, korban mengendarai sepeda motor dalam perjalanan pulang setelah tugas piket malam di RSUTP Abdya.
Sebelum meninggal dunia, korban sempat menjalani operasi sambung tangan, yang mana tangan kanannya yang putus total, oleh tim dokter RSUZA Banda Aceh pada Senin (28/1/2020).
Namun, tangan yang sudah disambung itu harus dicopot kembali setelah dinyatakan tidak berfungsi, karena aliran darahnya tidak mengalir dengan baik.
Korban tetap berada di Ruang ICU RSUZA sejak operasi pertama, dalam kondisi tidak sadarkan diri hingga akhirnya meninggal dunia.
(TribunTernate.com/Qonitah)