Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Sebut KLB Demokrat Tak Lagi Wacana, Ferdinand: Kalau KTA Tak Saya Kembalikan, Pengen Ikut Nyalon

Wacana KLB Demokrat pun memicu reaksi mantan-mantan kader Partai Demokrat, di antaranya yakni Ferdinand Hutahaean.

KOMPAS.com/ABBA GABRILLIN
Ferdinand Hutahaean di Hotel Sultan, Jakarta, Minggu (17/2/2019) 

TRIBUNTERNATE.COM - Sejak Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan isu kudeta, gonjang-ganjing di tubuh Partai Demokrat terus berlanjut, bahkan semakin memanas.

Belum lagi, ada beberapa kader yang dipecat dari keanggotaan Partai Demokrat.

Wacana menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) pun terus digulirkan sejumlah mantan kader partai berlambang mercy itu.

Dua nama yang terus menggulirkan KLB Demokrat yakni Jhoni Allen Marbun dan Darmizal.

"Bertekad bulat menyelamatkan Partai Demokrat dari partai dinasti dari partai Keluarga Cikeas. Menuju KLB Partai Demokrat 2021," kata Jhoni Allen dalam video yang diterima Tribun Network.

"Untuk mengembalikan marwah Partai Demokrat sesuai namanya demokratis, terbuka dan modern, yang merupakan landasan partai yang didirikan oleh para pendiri," tambahnya.

Wacana KLB Demokrat pun memicu reaksi mantan kader Partai Demokrat.

Satu diantaranya yakni Ferdinand Hutahaean.

Ferdinand Hutahaean merupakan Mantan Kepala Divisi Advokasi dan Hukum Partai Demokrat.

Ia sempat menyinggung wacana KLB Demokrat melalui akun twitternya.

"Sy perhatikan soal KLB Partai Demokrat ini tdk lg sekedar isu atau sekedar wacana. Saya tak menduga akan secepat ini bergulir babak baru Demokrat. Sebagai mantan kader sy melihat ini sbg wujud dr hukum sebab akibat."

"KTA sy sdh sy kembalikan, kalau tdk, pengen jg ikut nyalon," tulis Ferdinand.

Cuitan Ferdinand Hutahaean itupun sempat di-retweet oleh mantan Politikus Demokrat lainnya, yakni Gede Pasek Suardika.

Baca juga: Polri Izinkan Dua Laga Uji Coba Timnas U-22 Indonesia Digelar 5 dan 7 Maret 2021

Baca juga: Tanggapan Pengamat Soal Ridwan Kamil Jika Terseret Konflik Partai Demokrat: Buang-buang Waktu

Komentar Loyalis Anas Urbaningrum

Loyalis Anas Urbaningrum Tri Dianto ikut berkomentar mengenai konflik internal yang terjadi Partai Demokrat.

Awalnya, Tri Dianto melalui akun twitternya menanggapi video Jhoni Allen yang tersebar di media sosial.

"Kalau bang jhony udah ngomong baru aku percaya. Baru tau ternyata santunnya itu munafik ya orang itu.selama ini semua di bodohin Wajah dengan air mata bahagia"

"Cuma dengan uang 100 juta ko bisa ya mengklaim pendiri sampai saat ini.dasar muka badak.maju terus bang jhony.aku doa kan semoga sukses bang Wajah dengan air mata bahagia," tulis Tri Dianto.

Seruan Jhoni Allen mengenai wacana menggulirkan Kongres Luar Biasa (KLB) pun ditanggapi Tri Dianto dengan candaan.

KLB yang berarti Kongres Luar Biasa diganti menjadi Kuliner Luar Biasa.

Sementara, orang dekat Anas Urbaningrum lainnya, yakni Gede Pasek Suardika, ikut berkomentar mengenai konflik yang terjadi di tubuh partai Demokrat.

"Sebagai Sekjen PPI, mencoba menjaga @anasurbaningrum dari pusaran angin taufan KLB. Saya berkewajiban ikut menjaga narasi & fakta sejarah agar berimbang. Sebab dg kondisi AU tirakat di Sukamiskin tdk bisa langsung merespon. Jd jgn baper & GR jika ada respon dari kami Sahabat AU," tulis Gede Pasek Suardika.

Baca juga: Jhoni Allen Anggap Dirinya Lemah, Wasekjen Partai Demokrat Protes: Bang Jhoni Ini Orang Sakti

SBY Benteng Kubu AHY

Pengamat politik sekaligus Direktur Eksekutif Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo menilai konflik internal Partai Demokrat semakin meruncing.

Terlebih setelah adanya pemecatan terhadap sejumlah pengurus dan kader partai berlambang bintang mercy tersebut.

Di satu sisi, bagi kubu Cikeas, tindakan pemecatan terhadap kader yang dianggap membangkang tersebut merupakan hal yang lazim terjadi di sejumlah partai.

Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menegakkan disiplin partai.

"Tentu saja, dalam konteks kepentingan kubu Cikeas, langkah pemecatan diambil dengan maksud untuk menciptakan stabilitas internal partai di tengah tekanan politik yang dialami kubu AHY (Cikeas)," kata Karyono kepada Tribunnews, Rabu (3/3/2021).

Karyono menambahkan, pemecatan tersebut dilakukan di tengah dorongan KLB yang kian menguat.

Tujuannya adalah untuk mengamankan status quo yakni posisi Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai ketua umum partai Demokrat.

Namun demikian, yang perlu diantisipasi adalah efek dari tindakan pemecatan yang dilakukan secara serentak.

Jika tak terkendali justru bisa berpotensi menimbulkan gejolak yang lebih besar. Besarnya gejolak tergantung pada situasi dan kondisi.

Di sinilah diperlukan kepiawaian kubu AHY dalam mengelola konflik.

Tidak hanya AHY yang diuji, tapi kelihaian dan pengaruh SBY menjadi taruhannya.

"SBY adalah benteng terakhir untuk mengamankan AHY sebagai ketua umum. Pengaruh SBY di internal untuk saat ini memang masih kuat. Tapi kekuatan SBY saat ini sedang diuji seberapa kuat dalam membentengi partai Demokrat," ucap Karyono.

Lantas, seberapa kuat pihak yang mendorong KLB?

Jika dilihat dari reaksi pasca pemecatan, nampak di permukaan dorongan KLB semakin menguat.

Pemecatan sejumlah kader justru memicu spektrum perlawanan kian meluas.

Pemecatan berpotensi mendorong kristalisasi pihak-pihak yang kurang puas terhadap kepemimpinan AHY.

Hal yang mesti diantisipasi adalah menyatunya pelbagai kelompok berpengaruh yang tidak puas, baik dari dalam maupun dari luar. Jika ini tidak berhasil dikelola dengan baik, maka bisa menggoyahkan benteng pertahanan kubu Cikeas.

Meski demikian, mewujudkan KLB tidak mudah jika menggunakan AD/ART Partai sebagai rujukan formal.

Pasalnya, penyelenggaraan KLB harus mendapat persetujuan Majelis Tinggi yang mana komposisi di Majelis Tinggi Demokrat didominasi kubu Cikeas, yang diketuai sendiri oleh SBY ayah kandung AHY.

Maka dari itu jika kelompok yang tidak puas terhadap kepemimpinan AHY menggunakan pendekatan formal untuk menyelenggarakan KLB bisa terkuras energinya.

"Karenanya, mereka perlu memikirkan cara lain jika hendak menggoyang kubu Cikeas," kata Karyono.

Sebagian artikel tayang di Tribun Jakarta dengan judul: Jhoni Allen Serukan KLB Demokrat, Ferdinand Hutahaean Tertarik Ikut Nyalon Tapi Ungkap Kendalanya 

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Tanggapi Isu KLB Demokrat, Ferdinand Hutahaean: Jika KTA Belum Saya Kembalikan, Ingin Juga Nyalon

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved