Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Ramadhan 2021

Rekomendasi Cerita Islami Pendamping Ngabuburit: Kisah Abdul Qadir Al Jailani, Seorang Pemuda Jujur

Rekomendasi cerita islami pendamping waktu ngabuburit: Kisah teladan Abdul Qadir Al Jailani, pemuda jujur yang mengubah hidup sekawanan perampok.

Kompas.com
Ilustrasi padang pasir Gurun Sahara yang tandus, gersang dan panas.(Sergey Pesterev) 

TRIBUNTERNATE.COM- Setelah beraktivitas seharian, tibalah saatnya bagi kita untuk menunggu waktu berbuka puasa.

Usai menyiapkan buka puasa, membaca sebuah kisah teladan islami merupakan sebuah ide yang menarik untuk mengisi waktu ngabuburit.

Berikut rekomendasi cerita islami pendamping waktu ngabuburit tentang Kisah Abdul Qadir Al Jailani, seorang pemuda yang Jujur, dilansir oleh TribunTernate.com dari Islamcan.

Kisah teladan Abdul Qadir Al Jailani, seorang pemuda jujur yang mengubah hidup sekawanan perampok 

Abdul Qadir Al Jailani adalah seorang cendikiawan Islam terkemuka yang lahir pada abad ke-11 M, di Persia.

Kisah awal Abdul Qadir Al Jailani menggambarkan dirinya sebagai seorang pemuda dengan kecenderungan kuat untuk belajar.

Abdul Qadir Al Jailani juga memiliki seorang ibu salehah yang mendorong putranya untuk menimba ilmu.

Kejadian berikut ini diriwayatkan dalam sejumlah biografi Abdul Qadir Jilani.

Pada usia delapan belas tahun, Abdul Qadir Al Jailani meminta izin kepada ibunya untuk pergi ke Baghdad guna melanjutkan pendidikannya.

Pada saat itu, Baghdad merupakani pusat aktivitas politik, komersial dan budaya, serta pusat pembelajaran dunia.

Mendengar hal ini, ibunya sangat senang mengirim putranya untuk mengikuti jalur beasiswa yang lebih tinggi.

Baca juga: Tips Agar Puasa Ramadhan Diterima Allah SWT, Berikut Hal-hal yang Batalkan Pahala Puasa

Baca juga: Ini Cara Bangkitkan Semangat Bulan Suci Ramadhan yang Mulai Layu Saat Masuki Waktu Pertengahan Puasa

Ilustrasi padang pasir Gurun Sahara yang tandus, gersang dan panas.(Sergey Pesterev)
Ilustrasi perjalanan. (Kompas.com)

Untuk tujuan itulah sang ibu telah menyimpan empat puluh koin emas untuk Abdul Qadir.

Saat ibunya menyiapkan persediaan untuk perjalanannya, ia menjahit koin emas itu ke lapisan mantel anaknya agar tersimpan dengan aman.

Sebelum Abdul Qadir bergabung dengan rombongan untuk melakukan perjalanan ke Baghdad, ibunya memberinya sebuah nasihat.

Nasihat perpisahannya kepada putranya adalah untuk menjadi seorang yang jujur.

"Kapan pun kamu berbicara, katakan yang sebenarnya. Ingatlah bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda, 'Sejati mengarah pada kebenaran dan kebenaran mengarah ke Surga' dan Alquran mengatakan kepada kita, "Hai kamu yang beriman! Berhati-hatilah dengan kewajibanmu kepada Tuhan, dan jadilah yang jujur (Quran 9: 119)," ujar sang ibu kepada Abdul Qadir.

Namun, dalam perjalanan ke Baghdad, rombongan itu diserang oleh sekelompok perampok.

Saat para perampok mulai mengambil semua barang berharga dari para musafir itu, salah satu perampok mulai menggeledah barang-barang milik Abdul Qadir.

Saat sedang menggeledah barang milik Abdul Qadir, si perampok bertanya apakah dirinya memiliki sebuah barang yang berharga.

"Apakah kamu memiliki sesuatu yang berharga?" tanya perampok itu kepada Abdul Qadir.

Abdul Qadir dengan tenang menjawab, "Ya."

Mendengar hal ini, perampok tersebut dengan panik mencari lebih jauh.

Namun, sang perampok tidak dapat menemukan apapun.

Kemudian, perampok itu membawa Abdul Qadir menemui pemimpinnya.

"Anak laki-laki ini mengatakan dia memiliki barang berharga tetapi saya tidak dapat menemukan apa pun padanya," ujar si perampok kepada pemimpinnya.

Lalu, sang pemimpin perampok bertanya kepada Abdul Qadir, "Apakah kamu menyembunyikan barang berharga?"

Sekali lagi Abdul Qadir menjawab, "Ya."

Kemudian, perampok itu bertanya, "Apa yang kamu sembunyikan?"

Abdul Qadir menjawab, "Empat puluh koin emas."

Setelah pencarian lebih lanjut, perampok menemukan koin yang tersembunyi di lapisan mantel Abdul Qadir.

Baca juga: Bagaimana Hukumnya Membayar Utang Puasa Ramadhan Setelah Nisfu Syaban, Haram atau Halal?

Baca juga: Jelang Puasa Ramadhan 2021, Ini Hal Penting yang Perlu Diketahui soal Zakat Fitrah

Sikap Abdul Qadir yang tenang mengaku memiliki barang berharga membuat kelompok perampok itu kebingungan.

Hal ini membuat kawanan perampok itu ingin tahu lebih banyak tentang Abdul Qadir yang mengatakan kejujuran.

Perampok itu menanyakan nama dan asal Abdul Qadir.

"Namaku Abdul Qadir dan saya berasal dari provinsi Jilan di Persia," jawab Abdul Qadir.

"Kemana kamu pergi?" tanya perampok itu.

"Saya akan pergi ke Bagdad," ujar Abdul Qadir.

"Apa rencanamu di Baghdad?" perampok itu kembali bertanya,

"Saya ingin belajar dengan ulama terhebat untuk menimba ilmu," jawab Abdul Qadir jujur.

"Mengapa kamu tidak menyembunyikan kebenaran, dan menyimpan koin emasmu dari kami?" tanya perampok itu lagi.

Kemudian, Abdul Qadir menceritakan nasehat yang diberikan ibunya.

Dirinya juga menceritakan teladan Nabi SAW dan Alquran untuk manusia agar selalu berbicara kebenaran atau jujur.

Mendengar cerita dari Abdul Qadir ini, perampok itu diliputi penyesalan.

Kemudian, perampok itu berseru kepada teman-temannya.

"Anak laki-laki ini tidak takut, dan memiliki iman yang tak tergoyahkan kepada Tuhan. Dia memiliki keberanian untuk melawan orang-orang seperti kita. Memang ibunya telah mengajarinya dengan bijaksana dan dia adalah contoh nyata menjadi seorang Muslim," ujar perampok itu kepada kawanannya.

Lalu, perampok itu menutupi wajahnya karena malu.

Air mata pun mulai mengalir di wajahnya, sembari ia memeluk Abdul Qadir dan meminta maaf.

Merespon permintaan maaf perampok itu, Abdul Qadir menjawab, "Kamu hanya perlu berdoa kepada Tuhan, dan meminta pengampunan dan bimbingan. Insya Allah kamu akan dapat berubah,"

Mendengar ini pemimpin perampok menyuruh anak buahnya untuk mengembalikan segala sesuatu yang diambil dari rombongan musafir itu.

Seteah itu, pemimpin perampok tersebut berdoa kepada Allah.

"Ya Tuhan, anak laki-laki ini telah menunjukkan kepada kami jalan yang lurus. Maafkan kami dan bimbing kami ke jalan yang benar," ucap pemimpin perampok itu.

Kisah Abdul Qadir ini merupakan contoh bagaimana sebuah teladan sederhana dari sikap jujur yang ditanamkan oleh seorang ibu kepada anak laki-lakinya, dapat mempengaruhi sekelompok perampok untuk mengubah hidup mereka.

Kini, Abdul Qadir Al Jailani dikenal sebagai seorang cendikiawan dan guru besar ilmu hukum Islam.

(TribunTernate.com/Qonitah)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved