Analisis Ahli Terkait Aksi Teror di Mabes Polri, Nekat atau Aksi Terencana untuk Bunuh Diri?
Reza Indragiri Amriel seorang ahli Psikologi Forensik beberkan analisisnya terkait serangan teror di Mabes Polri, Rabu (31/3/2021) sore.
TRIBUNTERNATE.COM - Reza Indragiri Amriel seorang ahli Psikologi Forensik beberkan analisisnya terkait peristiwa serangan teror di Mabes Polri yang terjadi pada Rabu (31/3/2021) sore.
Analisis tersebut dilakukan untuk mengidentifikasi apakah teror tersebut aksi nekat atau terencana.
Nekat menurut Reza ialah sang pelaku melakukan aksinya tanpa perhitungan atau kalkulasi.
Namun menurut hasil analisisnya, Reza melihat teror tersebut sebagai aksi terencana, bahkan lebih dari itu.
"Saya justru membayangkan ini bukan hanya serangan terencana terhadap polisi. Bukan sebatas ingin memviktimisasi polisi," katanya kepada Tribunnews, Kamis (1/4/2021).
Reza menyakini, pelaku teror di Mabes Polri sudah pasti bisa membayangkan risiko yang akan dia hadapi saat menyerang di pusat jantung lembaga kepolisian.
"Jadi, serangan tersebut sekaligus merupakan aksi terencana untuk bunuh diri (suicide by cops)," katanya menekankan.

Baca juga: Identitas Wanita Terduga Teroris yang Nekat Terabas Mabes Polri Terungkap, Usianya Masih 26 Tahun
Baca juga: VIDEO Terduga Teroris Ditembak di Mabes Polri, Petugas Lakukan Penyisiran untuk Antisipasi Bom
Pria yang juga sebagai konsultan Lentera Anak Foundation ini melanjutkan analisisnya.
Reza kemudian melempar pertanyaan, apakah setiap serangan termasuk penembakan terhadap polisi bisa disebut sebagai aksi teror?
Ia menyebut, di Amerika Serikat, mengacu The Serve and Protection Act, serangan terhadap aparat penegak hukum disebut sebagai hate crime. Bukan terorisme.
"Di Indonesia boleh beda, tentunya," ucapnya.
Reza melanjutkan, penyebutan hate crime menunjukkan bahwa pelaku penembakan yang menyasar polisi tidak serta-merta disikapi sebagai (terduga) teroris.
"Butuh cermatan spesifik kejadian per kejadian, untuk memprosesnya secara hukum dengan pasal yang tepat sekaligus menangkal kejadian berikutnya secara tepat sasaran," tandasnya.
Detik-detik ZA Serang Mabes Polri
ZA, wanita berusia 25 tahun diketahui memposting bendera ISIS di akun instagramnya dan mengucapkan kata-kata perpisahan kepada keluarga melalui grup WhatsApp sebelum menyerang Mabes Polri, Rabu (31/3/2021) sore.
Hal tersebut diungkap Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat memberikan keterangan pers di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (31/3/2021) malam.
Menurut Listyo, beberapa jam sebelum melakukan aksinya, ZA membuat akun instagram.
Dalam instagram yang baru dibuat kurang dari 24 jam tersebut, ZA memposting bendera ISIS dan tulisan tentang jihad.
"Memiliki Instagram yang baru dibuat pada 21 jam lalu di mana di dalamnya ada bendera ISIS dan tulisan bagaimana perjuangan jihad," kata Listyo.
Tak hanya itu, ZA pun menulis surat wasiat untuk keluarganya dalam dua lembar kertas putih.
Sebelum datang ke Mabes Polri, diketahui ZA juga menulis kata-kata perpisahan untuk keluarganya di WhatsApp.

Baca juga: Terduga Teroris yang Nekat Masuk Mabes Polri Berjenis Kelamin Perempuan, Barang Bawaan Diperiksa
Baca juga: Wanita Terlibat Aksi Teror Bom Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Latar Belakang Psikososial-nya Rapuh
"Ditemukan juga surat wasiat dan ada kata-kata di WA grup keluarga bahwa yang bersangkutan akan pamit," ujar Kapolri.
Kemudian, ZA pun datang ke Mabes Polri.
ZA diketahui masuk ke komplek Mabes Polri melalui pintu belakang.
Kepada petugas jaga, ZA awalnya berpura-pura menanyakan kantor pos.
Kemudian petugas yang berjaga di pos mengarahkan ZA ke kantor pos.
Setelah itu ZA pun berjalan ke arah gerbang utama Mabes Polri.
"Masuk dari pintu belakang mengarah ke pos gerbang utama mabes Polri," kata Listyo.
Namun, di tengah jalan pelaku kembali lagi ke pos jaga dan menyerang petugas.
ZA langsung mengeluarkan senjata api jenis pistol dan melesatkan tembakan.
"Menembak 6 kali. 2 kali anggota di dalam pos, 2 di luar, dan menembak lagi pada anggota yang ada di belakangnya," kata dia.
Melihat aksi tersebut, petugas pun kemudian mengambil tindakan tegas dan terukur dengan menembak ZA.
Setelah tubuhnya diterjang timah panas, ZA pun terkapar meregang nyawa.
"Ditemukan identitas ZA umur 25 tahun alamat di Lapangan Tembak. Berdasarkan identifikasi memang identitasnya sesuai. Berdasarkan profiling maka yang bersangkutan adalah tersangka lone wolf yang berideologi radikal ISIS yang dibuktikan postingan di sosial media," kata Listyo.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul "Aksi Teror di Mabes Polri Nekat atau Terencana? Ini Analisis Ahli"