Merger Kemenristek dan Kemendikbud: Bambang Brodjonegoro Pamit, Isu Reshuffle Mencuat Lagi
Selain menggabungkan Kemenristek ke Kemendibud, Pemerintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga akan membentuk lembaga baru, yakni Kementerian Investasi
Rencana pemerintah menggabungkan Kemendikbud dan Kemenristek menjadi Kemendikbud dan Ristek cukup mengejutkan karena di awal periode pertama pemerintahannya, Jokowi membentuk pos Kemendikbud dan Kemenristek Dikti.
Saat itu, Mendikbud adalah Anies Baswedan, sementara Menristek Dikti adalah M Nasir.
Namun, di periode keduanya, Jokowi kembali menggabungkan fungsi Dikti ke Kemendikbud.
Nadiem Makarim kemudian ditunjuk menjadi Mendikbud, sementara Kemenristek tetap menjadi sebuah kementerian.
Tapi ada badan baru berupa Badan Riset dan Inovasi Nasional yang melekat. Kementeriannya menjadi Kemenristek/BRIN.
Kini, Jokowi kembali mengutak-atik kementerian ini.
Fungsi Ristek digabung lagi dengan Kemendikbud menjadi Kemendikbud dan Ristek.
Belum jelas bagaimana nasib BRIN setelah penggabungan ini, apakah digabung di bawah Kemendikbud dan Ristek atau menjadi satu badan tersendiri.

Tak jelas juga bagaimana nasib Bambang Brodjonegoro maupun Nadiem Makarim setelah peleburan ini.
Entah siapa di antara mereka yang akan memimpin kementerian baru itu, demikian juga soal lembaga baru bernama Kementerian Investasi.
Pihak Istana tak merespon saat ditanya soal nomenklatur kementerian dan perubahan posisi menteri itu.
Begitu juga Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko.
Moeldoko menolak menjawab hal itu saat ditanya dalam jumpa pers di kantor KSP, Gedung Bina Graha, Komple Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat, (9/4).
Seiring persetujuan DPR terkait rencana pemerintah merombak dan menambah nomenklatur baru di pemerintahan, isu kocok ulang kabinet (reshuffle) pun kembali mengemuka.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hendrawan Supratikno mengatakan reshuffle hampir pasti dilakukan setelah adanya perubahan kursi kepemimpinan tingkat menteri di kabinet.