Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Epidemiolog Tak Berani Beri Kepastian Kapan Pandemi Covid-19 Berakhir Meski Sudah Ada Vaksin

India yang sebelumnya dianggap berhasil melandaikan kurva pandemi kini mengalami lonjakan kasus infeksi dan kematian yang tinggi.

Daily Mail UK
Ilustrasi suntikan vaksin Covid-19. 

TRIBUNTERNATE.COM - Pandemi virus corona penyebab penyakit Covid-19 secara global masih belum menunjukkan tanda-tanda berakhir.

Ratusan negara masih berjuang untuk menaklukkan pandemi Covid-19.

Dalam beberapa hari terakhir, pandemi Covid-19 di India menjadi sorotan internasional.

India yang sebelumnya dianggap berhasil melandaikan kurva pandemi kini mengalami lonjakan kasus infeksi dan kematian yang tinggi.

Awalnya penurunan kasus infeksi Covid-19 yang terjadi di India dalam beberapa pekan terakhir dinilai sebagai kabar baik.

Bahkan, positivity rate Covid-19 di India jauh berada di Indonesia karena telah sampai di bawah 5 persen.

Namun dalam beberapa waktu belakangan, India mengalami 'badai' infeksi Covid-19.

Hal ini diungkapkan langsung oleh Perdana Menteri India Narendra Modi.

Baca juga: Jelang Idul Fitri, Jokowi Ingatkan Potensi Indonesia Alami Tsunami Covid-19 seperti India

Baca juga: WHO: Varian Baru Virus Corona Penyebab Tsunami Covid-19 di India Sudah Terdeteksi di 17 Negara

Baca juga: Dirjen WHO: Gambaran Situasi Pandemi Covid-19 di India Sangat Memilukan

Setidaknya terjadi 349.691 kasus harian, rekor lagi dalam empat hari beruntun.

Hingga kini, India mencatatkan jika angka total orang yang terinfeksi Covid-19 adalah 16,96 juta.

India menjadi negara terparah kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

Di sisi lain, di ibu kota New Delhi, satu orang meninggal setiap empat menit akibat tertular virus corona.

Dari kasus di India saat ini, ada beberapa pesan yang bisa diambil.

Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman
Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman (Tangkapan Layar YouTube Kompas TV)

Baca juga: Terungkap Fakta soal Babi Ngepet: Hanya Karangan, Pelaku Beli Babi Rp 900 Ribu & Akui Ingin Terkenal

Baca juga: Larangan Mudik Diberlakukan, Wapres RI Sempat Minta Dispensasi untuk Santri, Ini Kata Menag RI

Baca juga: Menantu Amien Rais Ridho Rahmadi Jadi Ketum Partai Ummat: Panggilan Mulia Ini Tak Bisa Saya Tolak

Menurut Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman, ada tiga hal yang perlu dipahami.

Pertama, pandemi Covid-19 adalah hal serius yang tidak dapat dianggap sepele.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved