Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Viral Media Sosial

Sosiolog Tanggapi Viralnya Panic Buying Susu Beruang di Media Sosial: Karena Demonstration Effect

Menurut sosiolog, panic buying muncul karena seseorang meniru tindakan orang lain dalam jumlah banyak, atau demonstration effect.

Tangkap layar Twitter via Kompas.com
Viral video panic buying susu beruang di sebuah supermarket. 

TRIBUNTERNATE.COM - Di tengah melonjaknya kasus infeksi Covid-19, produk susu siap minum kemasan kaleng menjadi incaran masyarakat.

Bahkan, sempat beredar sebuah video yang memperlihatkan warga berbondong-bondong memborong dan saling berebut susu beruang di sebuah supermarket.

Video tersebut pun menjadi viral dan diperbincangkan warganet.

Sejumlah akun media sosial juga mengunggah video warga berebut membeli susu berunag, salah satunya akun Instagram, @abouttngid, Sabtu (3/7/2021).

Dalam video yang viral ini, masyarakat bukan hanya beli satu buah kaleng susu beruang saja, melainkan sampai memborong satu pack lebih.

Sampai artikel ini terbit, video itu telah ditonton lebih dari 27 ribu kali.

Kejadian masyarakat memborong dan saling berebut susu kaleng ini disebut-sebut sebagai fenomena panic buying.

Fenomena itu membuat stok susu beruang saat ini mulai sulit ditemukan di pasar, hingga gerai-gerai minimarket.

Baca juga: 4 Hal yang Berubah dari Jungkook BTS Seiring Dewasa, Salah Satunya Mulai Nyaman Dipanggil Oppa

Baca juga: Sudah Ikut Vaksinasi? Berikut Cara Download Sertifikat Vaksinasi Covid-19 di Laman Pedulilindungi.id

Baca juga: Pemerintah Tetapkan Harga Eceran Tertinggi 11 Obat Terapi Covid-19, Ahli: Gunakan Sesuai Kondisi

Viral video sejumlah warga memborong susu beruang
Viral video di jagat media sosial, sejumlah warga memborong rebutan susu beruang di salah satu supermarket, disebut panic buying.

Menanggapi fenomena ini, sosiolog dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Drajat Tri Kartono menjelaskan apa yang disebut panic buying.

Menurutnya, panic buying muncul karena seseorang meniru tindakan orang lain dalam jumlah banyak, atau demonstration effect.

"Melakukan sesuatu karena melihat orang lain melakukan dalam jumlah banyak."

"(Ibarat) saya tidak punya alasan yang sangat penting terhadap kebutuhan barang itu."

"Tapi karena orang lain melakukannya, jadi saya merasa juga harus ikut membeli," jelas Drajat ketika dihubungi Tribunnews, Senin (5/7/2021).

Panic buying juga dapat terjadi karena kepanikan masyarakat melihat ada sistem yang tidak berjalan normal.

"Susu ini atau produk lain, seperti obat cacing, itu terjadi karena sistem pendukung kesehatan sudah tidak mampu berjalan lagi dengan normal (gagal)."

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved