Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Penelitian: Dua Dosis Vaksin Covid-19 Pfizer atau AstraZeneca Terbukti Efektif Lawan Varian Delta

Penelitian dari Public Health England menyatakan bahwa 2 dosis vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca efektif lawan varian Delta hingga 80%.

Freepik
ILUSTRASI Vaksin Covid-19. Sebuah hasil penelitian menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 Pfizer dan AstraZeneca efektif lawan varian delta. 

TRIBUNTERNATE.COM - Sebuah penelitian oleh Public Health England menyatakan bahwa dua dosis vaksin Covid-19 Pfizer-BioNTech dan AstraZeneca hampir sama efektifnya dalam melawan varian Delta.

Hasil penelitian ini diterbitkan dalam New England Journal of Medicine pada Rabu (21/7/2021).

Menurut penelitian ini, dua dosis suntikan Pfizer-BioNTech hasilnya 88 persen efektif mencegah penyakit simtomatik dari varian Delta, dan 93,7 persen efektif terhadap varian Alpha.

Secara umum, ini hampir sama seperti yang dilaporkan sebelumnya.

Selain itu, ditemukan juga bahwa dua suntikan vaksin AstraZeneca, 67 persen efektif terhadap varian Delta, naik dari pengujian sebelumnya yang hanya 60 persen.

Sementara itu, AstraZeneca juga 74,5 persen efektif terhadap varian Alpha, naik jika dibandingkan dengan perkiraan awal efektivitas yakni sebesar 66 persen.

"Hanya perbedaan kecil dalam efektivitas vaksin yang dicatat dengan varian Delta dibandingkan dengan varian Alpha setelah menerima dua dosis vaksin," tulis peneliti Public Health England dalam penelitian tersebut.

Namun hasil studi ini menegaskan, satu dosis vaksin belum cukup untuk memberikan perlindungan maksimal.

Ilustrasi vaksin Covid-19 dari Universitas Oxford dan AstraZeneca, foto diambil pada 23 November 2020.
Ilustrasi vaksin Covid-19 dari Universitas Oxford dan AstraZeneca, foto diambil pada 23 November 2020. (JOEL SAGET / AFP)

Kesehatan Masyarakat Inggris sebelumnya mengatakan bahwa dosis pertama dari kedua vaksin itu sekitar 33 persen efektif terhadap penyakit simtomatik dari varian Delta.

Studi lengkap yang diterbitkan pada hari Rabu ini menemukan bahwa satu dosis suntikan Pfizer-BioNTech adalah 36 persen efektif, dan satu dosis vaksin AstraZeneca sekitar 30 persen efektif.

"Temuan kami tentang penurunan efektivitas setelah dosis pertama akan mendukung upaya untuk memaksimalkan penyerapan vaksin dengan dua dosis di antara kelompok rentan dalam konteks peredaran varian Delta," kata penulis penelitian.

Hasil penelitian ini mengonfirmasi temuan utama oleh Public Health England pada Mei lalu tentang kemanjuran vaksin Covid-19 yang dibuat Pfizer-BioNTech dan Oxford-Astrazeneca yang berdasarkan data riil.

Sementara, data dari Israel memperkirakan efektivitas suntikan Pfizer-BioNTech yang lebih rendah terhadap penyakit bergejala, meskipun perlindungan terhadap penyakit parah tetap tinggi.

Baca juga: Vaksinasi Booster Pakai Moderna untuk Tenaga Kesehatan Resmi Dimulai

Baca juga: BPOM Izinkan Penggunaan Vaksin Pfizer, Diberikan pada Usia 12 Tahun ke Atas, Ini Efek Sampingnya

Vaksin Sinopharm

Sementara itu, hasil studi laboratorium berdasarkan sampel dari warga Sri Lanka menunjukkan efektivitas vaksin Sinopham.

Studi ini dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Sri Jayewardenepura dan Dewan Kota Kolombo di Sri Lanka, serta Universitas Oxford di Inggris. Itu diterbitkan pada Senin (19 Juli) menjelang peer review.

Hasil studi itu menyebutkan, vaksin Covid-19 Sinopharm memunculkan respons antibodi yang lebih lemah terhadap varian Delta.

Disebutkan, orang yang menerima vaksin Sinopharm menunjukkan penurunan tingkat antibodi 1,38 kali untuk melawan varian Delta, dibandingkan jika dipakai untuk melawan virus corona yang pertama muncul di Wuhan.

Varian Delta, pertama kali ditemukan di India akhir tahun lalu, sejak itu menjadi versi dominan virus di seluruh dunia dan berada di balik lonjakan infeksi baru-baru ini yang dilaporkan di banyak negara, termasuk Inggris, Indonesia, Amerika Serikat, dan Korea Selatan.

Varian ini telah terdeteksi di lebih dari 90 negara di seluruh dunia.

Studi ini juga menyebutkan, vaksin dari Sinopharm, secara resmi dari China National Pharmaceutical Group, juga menunjukkan penurunan sepuluh kali lipat lebih terhadap tingkat antibodi untuk melawan varian Beta, yang pertama kali ditemukan di Afrika Selatan.

Para peneliti mengatakan, mereka tidak menemukan perbedaan yang signifikan dalam tingkat antibodi terhadap dua varian dari serum darah orang yang divaksinasi dibandingkan dengan serum mereka yang telah terinfeksi secara alami.

Ini menunjukkan bahwa vaksin Sinopharm mungkin dapat menginduksi respons berbasis antibodi terhadap dua varian yang serupa dengan tingkat yang terlihat setelah infeksi alami, kata surat kabar itu.

Vaksin dua dosis adalah salah satu suntikan Covid-19 yang paling banyak digunakan di China, dan Sinopharm setuju untuk menyediakan hingga 170 juta dosis untuk skema pembagian vaksin global Covax hingga pertengahan 2022.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Hasil Studi: Dua Dosis Vaksin Pfizer atau Astrazeneca Efektif Lawan Varian Delta

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved