Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Survei: Mayoritas Karyawan Memilih Resign Jika Tidak Ada Fleksibilitas WFH di Masa Pandemi Covid-19

Tanpa adanya fleksibilitas, 60 persen responden survei bakal mempertimbangkan untuk meninggalkan pekerjaan mereka pasca-pandemi Covid-19.

Pexels.com/Burst
ILUSTRASI bekerja dari rumah atau WFH. 

TRIBUNTERNATE.COM - Imbauan untuk tetap berada di rumah untuk mencegah penyebaran COVID-19 menyebabkan beberapa kantor menerapkan sistem bekerja dari rumah atau work from home (WFH).

Di tengah pandemi COVID-19 yang memunculkan imbauan WFH, rupanya sistem kerja dari rumah juga mendapat sambutan baik dari karyawan perusahaan.

Sebagian karyawan perusahaan juga memiliki preferensi fleksibilitas dalam bekerja.

Hal ini terlihat dari sebuah survei yang dilaksanakan oleh firma jasa profesional multinasional Ernst & Young (EY) yang berpusat di London, Inggris.

Dalam survei yang bertajuk EY 2021 Work Reimagined Employee Survey itu, hanya 15 persen karyawan di Asia Tenggara yang disurvei memilih bekerja penuh waktu waktu atau full time di kantor.

Kemudian, survei tersebut juga menunjukkan bahwa sebanyak 32 persen karyawan lebih memilih bekerja dari mana saja.

Sebanyak 29 persen karyawan memilih bekerja jarak jauh alias remote, dan sebanyak 23 persen karyawan menginginkan kerja hibrida atau kombinasi di kantor dan jarak jauh.

"Pandemi COVID-19 telah menyebabkan perubahan besar di tempat kita bekerja, kapan kita bekerja, dan bagaimana kita bekerja. Perusahaan yang mendorong metode kerja hibrida dan memberikan fleksibilitas bagi karyawan untuk bekerja di mana saja dan kapan saja, tergolong cepat berkembang dan unggul," ujar Tan Lay Keng selaku EY Asean People Advisory Service Leader.

Survei ini sendiri dibuat EY secara global dengan mengobservasi perspektif dari lebih dari 16.000 orang karyawan di 16 negara.

Adapun, 1.037 responden di antaranya berada di Asia Tenggara yang meliputi Singapura, Malaysia, Indonesia, dan Filipina.

Baca juga: Atasi Darurat Covid-19 di Tanah Air, 4 Negara Ini Sudah Kirim Bantuan untuk Indonesia

Baca juga: Selama Masa Perpanjangan PPKM Level 4, Pemerintah akan Tingkatkan Testing and Tracing di Jawa-Bali

Baca juga: 9 Mitos soal Makanan yang Bisa Sembuhkan Covid-19, Racikan Air Kelapa & Jeruk Nipis Justru Berbahaya

Baca juga: Erick Thohir Minta Mahasiswa RI Peneliti Vaksin AZ Pulang, Politisi PKS Sebut Itu Cuma Gimmick

Survei tersebut juga menemukan fakta bahwa sembilan dari 10 karyawan menginginkan fleksibilitas dari segi tempat dan waktu bekerja.

Tanpa adanya fleksibilitas, lebih dari setengahnya atau 60 persen responden survei bakal mempertimbangkan untuk meninggalkan pekerjaan mereka pasca-pandemi Covid-19.

Sementara itu, ketika diberikan pilihan di antara dua pekerjaan, preferensi responden terbagi secara rata, yakni 49 persen memilih fleksibilitas waktu bekerja dan 48 persen memilih fleksibilitas lokasi bekerja.

Dalam survei tersebut juga meneliti sikap para karyawan terhadap praktik kerja yang ada dan mayoritas dari mereka berpendapat positif tentang dampak kerja jarak jauh.

Hasilnya, sebanyak 53 persen responden meyakini bahwa budaya organisasi di tempat kerja mereka telah berubah dan membaik selama pandemik COVID-19, dan hanya 31 persen yang justru mengklaim budaya tersebut telah memburuk.

(TribunTernate.com/Intern)

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved