Kisah Inspiratif Pebulutangkis Apriyani, Saat Kecil Jualan Sayur, Main Bulu Tangkis Pakai Raket Kayu
Pemain yang juga biasa disapa Ani itu pernah mengalami masa-masa kecil berjualan sayur keliling kampung.
Sedangkan Opande pekerjaannya PNS. Tapi sebagian waktunya dia juga bertani.
Apri mengaku pernah bejualan sayur demi mendapatkan tambahan uang jajan.
Untuk bisa mendapatkan raket bulu tangkis, orang tuanya pernah menggadaikan perhiasan.
"Gadai perhiasan memang betul. Waktu itu saya ingat banget saya masih kecil deh. Jadi di depan rumah itu kan halamannya lumayan besar. Tetangga saya itu laki-laki. Nah dia juga senang bulu tangkis," kata Apri dalam wawancara di kanal Youtube Indosportdotcom.
"Karena saya nggak ada raket. Saya pakai raket dari kayu. Dibuatin sama Opande. Dibuat dari kayu. Di situ main aja berdua sama anak cowok itu," kata Ani.
"Kok nya juga kok yang sudah rusak banget. Kita main, main, main.. Tak tuk, tak tuk,tak tuk. Gitu! Enak aja. Sampe sore sampai keringat sudah itu mandi. Kayak gitu. Jadi nggak mikir sampai ke sini," katanya.
Banyak orang di sekitar Apri yang menilai dia akan sulit berkembang karena postur tubuh yang pendek.
Itu menjadi tantangan lainnya yang harus dia hadapi. Ada yang menyepelekan Apri karena dia memiliki postur tubuh pendek.
"Mereka menganggap tidak mungkin lah Saya jadi pemain (bulu tangkis) orangnya pendek. Banyak yang menganggap begitu. Tapi Omande sama Opande tetap mendukung untuk terus jalan," katanya.
"Di rumah saya itu, mamah saya suka menanam cabe rawit, sayur, jagung. Kaya gitu-gitu. Di belakang rumah kan luas tuh. Dipetik-petikin sama mamah saya terus diikat".

"Dia bilang gini. Ani (kata Almarhumah ibu) Kamu kan tidak ada uang jajan. Jadi jual ini Sayur. Gitu, Ngajarinnya sampai gitu mamah saya. Omande Almarhumah".
"Iya mah, berapa nih satu ikat. Harganya seribu. Kalau ada yang tawar 500 perak nggak apa-apa. Atau kalau nggak, kamu naikin dulu deh harganya jadi 1500 gitu. Nanti kalau ditawar baru (turun)," katanya.
"Udah jalan. Ada sayur, terong. Itu dua itu kebanyakan di belakang rumah dua itu. Keluar saya, Terong sayur, terong sayur. Alhamdulillah suka habis aja (jualannya, red)," kata Apri.
Sudah dari kecil Apriyani sudah siap menerima komitmen dan melalui perjuangan sulit.
Ibaratnya, "Mau saya makan nasi sama garam saja pun saya akan jalani," kata Apriyani.