Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Ahli: Varian Virus Corona Baru 'Mu' Kemungkinan Besar Tak Lebih Dominan dari Varian Delta

Meskipun telah menjadi VOI, para ahli mengatakan varian Mu tak mungkin menyalip varian Delta yang menjadi VOC yang menyumbang lebih dari 90 persen

Freepik
ILUSTRASI Covid-19 - Meskipun telah menjadi variant of interest, para ahli mengatakan varian 'Mu' tidak mungkin menyalip varian Delta yang menjadi variant of concern (VOC) yang sekarang menyumbang lebih dari 90 persen infeksi secara global. 

TRIBUNTERNATE.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menyatakan varian baru virus corona menjadi variant of interest (VOI).

Meskipun telah menjadi variant of interest, para ahli mengatakan varian itu tidak mungkin menyalip varian Delta yang menjadi variant of concern (VOC) yang sekarang menyumbang lebih dari 90 persen infeksi secara global.

Dr Sebastian Maurer-Stroh, direktur eksekutif Institut Bioinformatika dari Badan Sains, Teknologi dan Penelitian, mengatakan varian Mu menyumbang kurang dari 1 persen.

"Untuk menyebabkan wabah yang lebih besar, varian apa pun harus cocok dan varian ini diklasifikasikan menarik karena mengandung fitur yang diketahui membuat virus berhasil (menembus pertahanan antibodi)," kata Dr Maurer-Stroh seperti dikutip dari The Strait Times, Sabtu (4/9/2021).

Dirinya menambahkan bahwa varian Lambda yang menjadi VOI di Amerika Selatan, jumlahnya sekarang telah menurun, dan diambil alih oleh varian Delta.

Delta dinobatkan sebagai VOI pada 4 April 2021 dan menjadi VOC pada 11 Mei 2021.

Meskipun tergolong baru, varian Delta telah menggantikan tiga VOC lainnya yakni Alpha, Beta dan Gamma, dan menjadi varian yang dominan secara global.

Associate Professor David Allen, associate vice president untuk inovasi dan penerjemahan kesehatan di National University of Singapore, juga memiliki pandangan yang sama.

Ilustrasi virus corona
Ilustrasi virus corona (Freepik)

Prof Allen adalah yang membantu Singapura mengadakan pelatihan penyakit menular tiga dekade lalu, dan merupakan kepala pendiri penyakit menular di Rumah Sakit Tan Tock Seng.

"Saya pikir kita perlu mewaspadai Mu dan potensinya menyebabkan bahaya seperti varian lainnya, tapi saya tidak akan mengangkat Mu ke sumber kekhawatiran saat ini," kata Prof Allen.

Di Kolombia, di mana varian Mu muncul pada bulan Januari dan telah melonjak hingga mencapai lebih dari 80 persen dari semua varian yang ada.

Namun, sekarang varian ini telah dengan cepat kalah dari varian Delta, yang muncul di negara Amerika Selatan beberapa bulan yang lalu.

"Varian Delta dengan cepat menyalip varian Mu, dan varian Mu telah menyusut. Jika tren berlanjut, varian Delta akan menjadi varian dominan di Kolombia dalam beberapa minggu ke depan," lanjutnya.

Secara global, Prof Allen mengatakan, varian Delta telah menjadi varian yang dominan dibandingkan dengan varian lain.

Kemudian, Dr Maurer-Stroh menambahkan bahwa vaksin yang ada saat ini kemungkinan dapat bekerja melawan varian Mu seperti terhadap varian Delta.

(TribunTernate.com/Qonitah)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved