Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Meski Masih dalam Tingkat yang Tinggi, Angka Kematian Mingguan Covid-19 di Dunia Terus Menurun

WHO: Jumlah kematian mingguan akibat Covid-19 dilaporkan terus menurun di seluruh dunia dan berada pada level terendah dalam hampir satu tahun.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
Ilustrasi Makam Covid-19 - WHO: Jumlah kematian mingguan akibat Covid-19 dilaporkan terus menurun di seluruh dunia dan berada pada level terendah dalam hampir satu tahun. 

TRIBUNTERNATE.COM - Jumlah kematian mingguan akibat Covid-19 dilaporkan terus menurun di seluruh dunia dan berada pada level terendah dalam hampir satu tahun.

Hal ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Meskipun ada penurunan kematian mingguan akibat virus corona, Tedros mengatakan jumlah korban masih pada tingkat yang sangat tinggi, yakni hampir 50.000 kematian seminggu, dan jumlah sebenarnya diperkirakan lebih tinggi.

Dipaparkan Tedros, kematian menurun di setiap wilayah kecuali Eropa, di mana beberapa negara sedang menghadapi gelombang kasus dan kematian baru.

“Dan tentu saja, kematian tertinggi di negara-negara dan populasi dengan akses paling sedikit ke vaksin," kata Tedros seperti dikutip dari Anadolu Agency.

Baca juga: Korea Selatan akan Masukkan Gangguan Menstruasi dalam Daftar Efek Samping Usai Vaksinasi Covid-19

Baca juga: Jadikan Kota Ini sebagai Objek Penelitian Vaksin, Pfizer akan Vaksinasi Seluruh Penduduk Kota Toledo

Tedros mengatakan bahwa masih ada tiga negara di dunia yang belum mulai memvaksinasi yaitu Burundi, Eritrea, dan Korea Utara.

Selain itu, 56 negara yang tidak masuk ke dalam pasar vaksin global tidak dapat mencapai target vaksinasi 10% dari populasi mereka pada akhir September, dan kebanyakan adalah negara di Afrika.

“Bahkan lebih banyak negara yang berisiko kehilangan target 40% pada akhir tahun ini,” kata Tedros.

ILUSTRASI Pemberian vaksin Covid-19 di Afrikas. - Dalam foto: Seorang petugas kesehatan memberikan vaksin SINOVAC Covid-19 pada anak di bawah umur selama Uji Klinis Vaksin Covid-19 Numolux/SINOVAC Pediatric di Universitas Ilmu Kesehatan Sefako Makgatho di Pretoria, pada 10 September 2021.
ILUSTRASI Pemberian vaksin Covid-19 di Afrikas. - Dalam foto: Seorang petugas kesehatan memberikan vaksin SINOVAC Covid-19 pada anak di bawah umur selama Uji Klinis Vaksin Covid-19 Numolux/SINOVAC Pediatric di Universitas Ilmu Kesehatan Sefako Makgatho di Pretoria, pada 10 September 2021. (AFP/PHILL MAGAKOE)

“Sekitar setengah dari negara lainnya dibatasi oleh pasokan. Mereka memiliki program vaksinasi yang sedang berjalan tetapi tidak memiliki persediaan yang cukup untuk mempercepat cukup untuk mencapai target.”

Dia membuat permohonan lain kepada negara dan perusahaan untuk mengontrol pasokan vaksin global untuk memprioritaskan pasokan ke COVAX dan AVAT (African Vaccine Acquisition Trust).

COVAX dipimpin bersama oleh Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI), Gavi, aliansi vaksin dunia, dan WHO, dengan mitra pengirimannya UNICEF, untuk mempercepat pengembangan dan pembuatan vaksin Covid-19 yang adil dan merata.

Baca juga: WHO Akan Umumkan Tim Baru untuk Meneliti Asal Usul Covid-19, Salah Satunya dari Bidang Biosekuriti

Baca juga: Kepala Ilmuwan WHO Minta Dunia Tak Buru-buru Beri Vaksin Booster pada Populasi Umum, Ini Alasannya

“Dengan tindakan agresif dan ambisius, sebagian besar negara-negara ini (yang tertinggal) masih dapat mencapai target 40% pada akhir tahun ini atau berada di jalur yang jelas untuk mencapainya,” kata Tedros.

Dia mengatakan WHO dan mitranya bekerja dengan negara-negara untuk memperkuat kapasitas teknis dan logistik di lapangan untuk meluncurkan vaksin.

Pada kesempatan yang sama, Tedros mengumumkan usulan anggota Kelompok Penasihat Ilmiah WHO untuk Asal-usul Patogen Novel (Scientific Advisory Group for the Origins of Novel Pathogens/SAGO)

Sebanyak 26 ahli dari seluruh dunia dipilih dari lebih dari 700 pendaftar.

Mereka dipilih karena keahlian dan pengalaman kelas dunia dalam berbagai disiplin ilmu, serta keragaman geografis dan gender mereka.

SAGO akan menyarankan WHO untuk mengembangkan kerangka kerja global untuk mendefinisikan dan memandu studi tentang asal usul patogen yang muncul dan kemunculan kembali dengan potensi epidemi dan pandemi, termasuk virus Covid-19.

(TribunTernate.com/Qonitah)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved