Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Pernyataan Yaqut 'Kemenag Hadiah Negara untuk NU' Tuai Kritikan, Anwar Abbas: Bubarkan Saja

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengusulkan agar Kementerian Agama (Kemenag) dibubarkan.

Humas Kemenag RI
Menteri Agama RI Yaqut Cholil Qoumas 

TRIBUNTERNATE.COM - Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas belum lama ini menuai kritikan dari banyak pihak.

Dalam pernyataannya, Yaqut mengatakan bahwa Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah khusus dari negara untuk Nahdlatul Ulama (NU), bukan untuk umat Islam secara umum.

Hal itu disampaikan Yaqut saat memberikan sambutan di webinar bertajuk Santri Membangun Negeri dalam Sudut Pandang Politik, Ekonomi, Budaya, dan Revolusi Teknologi yang ditayangkan di kanal YouTube TVNU, Rabu (20/10/2021).

Pernyataan tersebut berbuntut panjang. Banyak pihak kemudian angkat suara dan mengkritik menteri agama.

Bahkan, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas sampai mengusulkan agar Kementerian Agama (Kemenag) dibubarkan.

Hal itu ia sampaikan merespons pernyataan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut bahwa Kemenag adalah hadiah negara spesifik untuk Nahdlatul Ulama (NU), bukan umat Islam secara umum, apalagi umat agama lain.

Anwar menyayangkan pernyataan dan cara berpikir Yaqut itu.

Ia tidak mau Kemenag tetap dipertahankan jika dikelola pihak-pihak yang berpikiran seperti itu.

”Saya minta Kementerian Agama lebih baik dibubarkan saja karena akan membuat gaduh, di mana mudaratnya pasti akan jauh lebih besar dari manfaatnya," kata Anwar dalam keterangan tertulisnya, Minggu (24/10).

Anwar menyebut Kemenag hanya akan dikelola oleh orang NU jika pola pikir seperti itu dibiarkan.

Ia mengaku tidak bisa terima jika hal tersebut terjadi.

Menurut Anwar pernyataan Kemenag adalah hadiah negara untuk NU tidak mencerminkan akal sehat.

Ia juga menyebut klaim Yaqut itu tak menghargai kelompok dan elemen umat dan masyarakat lain.

Baca juga: Erick Thohir hingga Gus Yaqut, Ini Menteri Kabinet Indonesia Maju dengan Kinerja Terbaik Versi LPI

Baca juga: Panduan Kemenag RI tentang Penggunaan Pengeras Suara untuk Azan di Masjid, Langgar dan Mushala

Anwar juga mengungkit pernyataan serupa dari Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj.

Anwar menyitir ucapan Said soal jabatan agama akan salah semua jika tidak ditangani orang NU.

”Semestinya sebagai seorang menteri dan pemimpin umat mereka lebih mencerminkan dan mengedepankan sikap arif serta bersikap dan bertindak sebagai negarawan," ucap Anwar.

Sebelumnya Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mendapat sorotan dan kritik lantaran pernyataan kontroversialnya yang menyebut Kemenag merupakan hadiah negara untuk NU.

Hal itu ia sampaikan di acara webinar RMI PBNU dalam peringatan Hari Santri 2021, Rabu (20/10).

”Kemenag itu hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum tapi secara spesifik untuk NU," kata Gus Yaqut.

Pernyataan itu muncul dalam closing statemen Yaqut saat membuka webinar tersebut.

Mulanya, Yaqut mengatakan beberapa waktu lalu ada perdebatan kecil di Kemenag.

”Ada perdebatan kecil di kementerian. Ketika mendiskusikan Kementerian Agama, saya berkeinginan mengubah tagline, tagline Kemenag kan Ikhlas Beramal, saya bilang enggak ada ikhlas ditulis itu, namanya ikhlas itu di dalam hati kok ditulis?" papar dia.

"Ya ini, menunjukkan enggak ikhlas. Enggak ikhlas mungkin kalau ada bantuan terus minta potongan, itu enggak ikhlas. Kelihatan membantu tapi minta potongan itu enggak ikhlas. Ikhlas Beramal itu enggak bagus, enggak pas, ada perdebatan kecil," tambah dia.

Dari sana, Ketua Umum GP Ansor itu kemudain mengatakan perdebatan terus berkembang hingga menyinggung sejarah berdirinya Kemenag.

Yaqut mengatakan, ketika itu ada pihak yang tidak setuju Kemenag menjadi kementerian semua agama.

"Kemudian berkembang jadi sejarah asal usul Kemenag. Ada yang bilang, enggak bisa Kemenag hadiah negara untuk umat Islam karena waktu itu perdebatannya bahwa kementerian ini harus jadi kementerian semua agama, melindungi semua umat agama," ucap Yaqut.

"Tapi ada yang tidak setuju, karena katanya kementerian ini harus agama Islam, karena Kemenag itu hadiah negara untuk umat Islam. Saya bantah bukan, Kemenag itu hadiah negara untuk NU, bukan untuk umat Islam secara umum, tapi secara spesifik untuk NU," ucap dia.

Oleh sebab itu, Yaqut menilai wajar saja jika saat ini NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag.

Sebab ia menilai NU mempunyai jasa besar dalam cikal bakal lahirnya Kemenag.

"Jadi wajar kalau sekarang NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag. Kenapa begitu? Kemenag itu muncul karena pencoretan 7 kata dalam Piagam Jakarta, yang mengusulkan jadi juru damai Bapak Wahab Chasbullah dari NU. Kemudian lahir Kemenag," kata Yaqut.

"Nah wajar kalau kita minta Dirjen Pesantren, banyak afirmasi pesantren dan santri NU wajar-wajar saja, tidak ada yang salah," tutur Yaqut.

Pernyataan Yaqut itu yang kemudian mendapat banyak sorotan.

Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti mengaku tidak memahami apa tujuan Yaqut menyampaikan masalah itu.

"Saya tidak tahu apa maksud dan tujuan menteri agama membuat pernyataan tersebut," kata Mu'ti saat dikonfirmasi, Minggu (24/10).

Sepemahamannya Mu’ti, sejarah cikal bakal terbentuknya Kemenag juga tidak sesuai dengan apa yang disampaikan Yaqut.

"Setahu saya sejarah Kementerian Agama berbeda dengan yang disampaikan Menteri Agama," kata Mu'ti.

Ia pun menolak berkomentar banyak terhadap masalah ini. Menurutnya, Yaqut sudah paham betul dengan apa yang harus ia lakukan. "Menag lebih tahu apa langkah yang terbaik," tutup dia.

Dari kalangan NU sendiri Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini mengaku tak setuju dengan pernyataan Yaqut itu. Ia juga menyayangkan pernyataan yang dinilainya kurang bijaksana itu.

”Dengan segala hormat dan kerendahan hati, tentang pernyataan Pak Menteri Agama tentu itu hak beliau. Meski saya pribadi dapat menyatakan bahwa komentar tersebut tidak pas dan kurang bijaksana dalam perspektif membangun spirit kenegarawanan,” kata Helmy, Minggu (24/10).

“Kemenag hadiah negara untuk semua agama, bukan hanya untuk NU atau hanya untuk umat Islam,” imbuh dia.

Helmy mengakui NU juga punya peran besar dalam pembentukan Piagam Jakarta.

Namun, ia menerangkan itu tidak berarti NU dapat semena-mena berkuasa atas Kementerian Agama atau merasa ada hak khusus.

Ia menjelaskan peran NU jauh sebelum kemerdekaan telah memposisikan pesantren sebagai pilar pembentuk karakter mental bangsa yang bertumpu kepada akhlaqul karimah.

Sehingga NU sebagai stakeholder terbesar dari Kemenag terlihat jelas dan juga banyak mengatur tentang zakat, haji, madrasah, pesantren dan pendidikan keagamaan lainnya.

“Meski demikian, NU tidak memiliki motivasi menguasai ataupun memiliki semacam privilege dalam pengelolaan kekuasaan dan pemerintahan, karena NU adalah jam'iyah diniyah ijtima'iyah [organisasi keagamaan & kemasyarakatan],” ujar Helmy.

”Prinsip bagi NU adalah siapa saja boleh memimpin dan berkuasa dengan landasan, ‘Tasharruful imam 'ala ro iyyah manutun bil maslahah’, atau kepemimpinan harus melahirkan kesejahteraan dan kemaslahatan,” tambah dia.

Di sisi lain, Helmy menilai semua elemen bangsa memiliki peran terhadap berdirinya NKRI. Artinya, agama lain juga memiliki peran dalam sejarah Kemenag.

”Pada dasarnya semua elemen sejarah bangsa punya peran strategis dalam pendirian NKRI, melahirkan Pancasila, UUD 1945 dalam keanekaragaman suku, ras, agama dan golongan. Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya. (tribun network/fah/den/dod)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Ramai-ramai Kritik Menteri Agama yang Ucap Kemenag Hadiah Negara bagi NU, Buya Anwar: Bubarkan Saja

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved