Vanessa Angel Meninggal Dunia
Bukan Microsleep, Pakar Sebut Sopir Vanessa Alami Automatic Behavior Syndrome & Distraction
Pakar keselamatan berkendara dari JDDC menyebutkan, sopir Vanessa Angel tidak mengalami microsleep melainkan auto behaviour syndrome dan distraction.
TRIBUNTERNATE.COM - Pakar keselamatan berkendara dari JDDC atau Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu menyebutkan, sopir Vanessa Angel tidak mengalami microsleep melainkan auto behaviour syndrome dan driver distraction.
Jusri menyimpulkan hal ini dari analisisnya terhadap point of origin dan point of accident.
“Kalau melihat kronologi kecelakaan, point of origin dan point of accident, berangkat jam 5 pagi, kurang lebih sudah (jalan) 700 km, saya lihat di sini bukan microsleep, lebih ke auto behaviour syndrome,” kata Jusri dalam wawancaranya yang disiarkan di kanal YouTube KompasTV, Sabtu (6/11/2021).
Jusri menerangkan, auto behavior syndrome adalah sebuah kondisi terjadi kepada manusia yang mengalami kelelahan ekstrem.
Jika mengalami kondisi ini, seseorang akan tetap mengalami kesulitan untuk terjaga meskipun telah diberikan stimulus yang diharapkan dapat membangunkannya.
“Auto behavior syndrome yaitu keletihan yang sangat. Walaupun diberi stimulus dengan kita buka kaca, mendengar musik, bahkan menampar muka kita agar terjaga, tapi nggak lama kemudian kita akan mengantuk (lagi),” terang Jusri.
Baca juga: Doddy Sudrajat Sebut Vanessa Angel Berubah Sejak Menikah dengan Bibi Ardiansyah: Balik ke yang Dulu
Baca juga: Kepada Polisi, Tubagus Joddy Mengaku Sempat Tukar Posisi Sopir dengan Bibi Andriansyah
Baca juga: Terungkap, Ini Sosok Dua Tersangka dalam Kasus Tewasnya Mahasiswa UNS Saat Mengikuti Diklatsar Menwa
Kemudian, Jusri menerangkan perbedaan auto behavior syndrome dengan microsleep.
“Tetapi kalau microsleep, ada yang klakson saja dia akan bubar lagi, dia akan konsentrasi lagi. Jadi kudu dipahami kondisi driver.”
Selain itu, dikatakan Jusri, ada satu lagi kondisi yang kemungkinan dialami pengemudi mobil milik Vanessa Angel yaitu driver distraction.
Jusri mengatakan driver distraction ini terkait dengan video yang diunggah di Insta Story sang pengemudi.
“Analisis saya ada faktor-faktor distracted, driver distraction. Melihat dari Instagram Story-nya jadi ada kemungkinan dugaan mengalami distracted saat melakukan multitasking ini,” ujarnya.
“Konsentrasinya akan hilang (karena distraction). Dalam 1 detik saja dalam kecepatan 100 itu sudah 28 meter dia menempuh, gampang sekali dia menghajar objek-objek statik di bahu jalan.”
Video selengkapnya.
Roy Suryo ragu sopir Vanessa Angel mengantuk
Pakar telematika Roy Suryo menyampaikan analisis terkait penyebab kecelakaan yang menewaskan Vanessa Angel dan Febri Andriansyah alias Bibi Ardiansyah.
Roy Suryo terlihat hadir dalam prosesi pemakaman Vanessa dan Bibi di Taman Makam Islam Malaka, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (5/11/2021).
Setelah prosesi pemakaman selesai, Roy Suryo menyinggung soal penyebab kecelakaan yang menimpa tetangganya tersebut.
Analisis yang disampaikan Roy Suryo mengacu pada unggahan video di Instagram Story sopir Vanessa Angel, Tubagus Joddy.
"Supir yang bersangkutan itu menyatakan mengantuk. Tetapi sebenarnya 44 menit sebelum kejadian dia sempat mengunggah di Instastory dan itu dalam kecepatan yang cukup tinggi," kata Roy Suryo seusai pemakaman Vanessa Angel dan suami di TPU Islam Malaka, Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Jumat (5/11/2021) seperti dikutip dari TribunJakarta.com.
Roy Suryo menjelaskan, video Instastory itu diunggah pada pukul 11.44 WIB. Sedangkan kecelakaan terjadi pukul 12.32.
"Jadi ada 44 menit dari KM 555 itu ketika dia mengunggah Instastory sampai dia di KM 672," ungkap dia.
Dari analisis tersebut, ia memperkirakan sopir melaju dengan kecepatan rata-rata 159 Km/jam.

"Nah kalau saya hitung ternyata kecepatannya cukup tinggi, rata rata 159 Km/jam. Jadi kalau rata-rata itu bisa jadi suatu saat bisa melebihi dari 170 Km/jam atau bahkan 180 Km/jam," ujar Roy Suryo.
Roy pun ragu dengan pengakuan sang sopir yang mengantuk saat terjadi kecelakaan.
Sebab, menurut dia, pengemudi yang mengantuk biasanya melaju dengan kecepatan rendah.
"Kalau dikatakan mengantuk, rasanya kok tidak. Mengantuk itu kecenderungan kecepatannya pelan Ini kecepatannya sangat-sangat tinggi," kata dia.
(TribunTernate.com/Qonitah)