Usmar Ismail akan Ditetapkan jadi Pahlawan Nasional di Hari Pahlawan 2021, Ini Profil dan Karyanya
Bapak Perfilman Indonesia, Usmar Ismail akan ditetapkan sebagai pahlawan nasional tepat di Hari Pahlawan 2021, berikut profil serta karya-karyanya.
Namun sayang, acara yang direncanakan itu gagal karena mereka baru sampai di tempat saat matahari tenggelam dan mereka hampir pingsan karena kelelahan mengayuh perahu menuju Pelabuhan Muara.
Akan tetapi, acara yang gagal itu dicatat oleh rekannya, Rosihan Anwar, sebagai tanda bahwa Usmar Ismail memang berbakat menjadi sutradara di mana ia memiliki daya khayal untuk menyajikan tontonan yang menarik dan mengesankan.
Karier Usmar Ismail
Mengutip Ensiklopedia Kemdikbud, pada masa pendudukan Jepang, Usmar Ismail menjadi wakil kepala bagian Drama di Pusat Kebudayaan.
Saat menduduki jabatan itu, ia melakukan langkah-langkah pembaharuan di bidang sandiwara.
Bersama sang kakak, Dr. Abu Hanifah, dan para seniman, intelektual, serta seniman muda masa itu, seperti Cornel Simanjuntak, mereka mendirikan perkumpulan sandiwara "Maya".
Padahal, pada masa itu, sandiwara dalam pandangan umum adalah bidang kegiatan untuk kalangan rendah.
Kemudian pada masa revolusi, Usmar Ismail menjadi tentara dengan pangkat mayor dan berdomisili di pusat pemerintahan RI, Yogyakarta.
Baca juga: Tema Hari Pahlawan 10 November 2021, Berikut Makna Logo Hari Pahlawan ke-76 dan Sejarah Singkatnya
Saat tinggal di Yogyakarta, Usmar Ismail memimpin harian Patriot dan majalah Arena sebagai gelanggang bagi seniman muda.
Selain itu, Usmar Ismail juga bertindak sebagai ketua Badan Musyawarah Kebudayaan Indonesia, Serikat Artis Sandiwara dan PWI (Persatuan Wartawan Indonesia).
Sejak itu, perhatiannya terhadap dunia film pun mulai terlihat.
Bersama-sama dengan seniman bekas anggota "Maya", mereka lalu menyelenggarakan diskusi-diskusi mengenai film.
Usmar Ismail juga pernah ditangkap oleh Belanda pada 1948 saat sedang melaksanakan tugas sebagai jurnalis di mana ia meliput perundingan Belanda-RI di Jakarta.
Usmar Ismail ditangkap lantaran Belanda tahu bahwa dirinya adalah juga seorang mayor tentara.
Ia kemudian ditahan, namun juga dipekerjakan di studio film untuk membantu Andjar Asmara membuat film.