Viral Media Sosial
Viral Pria di Kabupaten Pinrang Mengaku Jadi Joki Vaksin Covid-19 Demi Uang, Sudah Disuntik 16 Kali
Viral pengakuan pria di Kabupaten Pinrang jadi joki vaksin Covid-19, Kementerian Kesehatan RI dan Kepolisian lakukan pendalaman.
TRIBUNTERNATE.COM - Sebuah video yang memperlihatkan pengakuan seorang pria di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, menjadi joki vaksin Covid-19 untuk mendapatkan uang beredar viral di media sosial.
Hal ini pun mendapat sorotan dari pihak Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes).
Kementerian Kesehatan RI akan mendalami pengakuan pria dalam video tersebut.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan kebenaran video berdurasi 31 detik itu.
Pihaknya akan memastikan kabar tersebut, ke instansi terkait di provinsi Sulawesi Selatan.
"Nanti dicek dulu ke Sulawesi Selatan," ujar Nadia saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (21/12/2021).
Sementara itu dikutip dari TribunTimur, Kapolres Pinrang, AKBP M Arief Sugihartono mengatakan, pihaknya masih melakukan penanganan atas video viral tersebut
"Sementara masih dalam penanganan untuk ditindaklanjuti," kata Arief saat dikonfirmasi Tribun-Timur.com.
Ia mengaku sementara masih melakukan validitas pernyataan orang yang ada di video viral tersebut.
"Kami masih pelajari dulu validitas pernyataan orang tersebut. Apakah betul atau tidak," tuturnya, Senin (20/12/2021).
Baca juga: Desak Warga Dunia Tunda Liburan, WHO: Perayaan yang Dibatalkan Lebih Baik daripada Nyawa yang Hilang
Baca juga: Varian Omicron Sudah Masuk Indonesia, Pemerintah Tetap Tidak Tutup Pintu Masuk, Mengapa?
Sudah 16 Kali Suntik Vaksin
Video pengakuan pria menjadi joki vaksin Covid-19 beredar viral di media sosial, Senin, (20/12/2021).
Dalam video tersebut tampak seorang laki-laki mengenakan kaos oblong.
Ia mengaku jika telah beberapa kali menggantikan orang untuk divaksin.
"Assalamualaikum wr wb. Saya Abdul Rahim. Saya telah menggantikan 14 orang untuk divaksin," katanya dalam video tersebut.

Dirinya mengaku telah menerima suntikan vaksinasi sebanyak 16 kali.
"Adapun saya sudah menerima suntikan sebanyak 16 kali," tuturnya.
"Adapun upah yang saya terima sebanyak Rp 100 ribu sampai Rp 800 ribu," ucapnya mengakhiri video.
Baca juga: Viral Video Habib Bahar bin Smith Berendam di Jacuzzi, Ini Kata Kuasa Hukum
Baca juga: Tanggapan Kapolri soal Tagar #NoViralNoJustice, Minta Jajaran Berbenah: Wajib Beri Respon Cepat!
Kejadian Serupa di Selandia Baru
Pria asal Selandia Baru diduga dibayar untuk menjadi orang lain dan divaksin atas nama orang tersebut.
Ia menjadi joki vaksin dan bisa divaksin 10 kali dalam sehari.
Dilansir DW, pria yang tak disebutkan namanya itu mengunjungi beberapa pusat vaksinasi Covid-19.
Media lokal menyebut pria itu dibayar untuk menggantikan orang lain untuk divaksin.
Kementerian Kesehatan negara itu menanggapi masalah ini dengan serius, kata manajer program vaksin dan imunisasi COVID-19 Astrid Koornneef kepada Stuff.
"Kami sangat prihatin dengan situasi ini dan bekerja sama dengan instansi terkait," katanya.
"Mengambuk identitas orang lain dan menerima perawatan medis atas nama orang tersebut adalah tindakan yang berbahaya," kata Koornneef seperti dikutip New Zealand Herald.
Baca juga: Catat! Ini Aturan Khusus saat Nataru, Anak Usia di Bawah 12 Tahun Wajib PCR sebelum Naik Kereta Api

"Ini akan berbahaya bagi orang yang menerima vaksin atas nama orang lain dan juga orang lain yang datanya tertulis sudah divaksin padahal belum."
Kementerian tidak mengatakan kapan dan di mana insiden itu terjadi tetapi meminta pria itu untuk mengunjungi dokter untuk berkonsultasi sesegera mungkin.
Ahli vaksin Universitas Auckland Helen Petousis-Harris mengatakan kepada Stuff bahwa belum ada penelitian mengenai dosis berlebihan seperti itu.
Sehingga, sulit untuk memprediksi apa yang mungkin terjadi pada seseorang yang divaksin hingga 10 kali dalam satu hari.
Petousis-Harris mengatakan pria itu kemungkinan akan merasa buruk selama satu atau dua hari karena tubuhnya meningkatkan respons kekebalan terhadap beberapa vaksin.
"Ini sangat egois," tambahnya.
Sementara itu, Direktur Institut Malaghan dan profesor imunologi Graham Le Gros mengatakan tindakan itu "konyol dan berbahaya."
Meski begitu, ia menambahkan bahwa pria itu tidak mungkin meninggal karena 10 vaksinasi.
Tetapi mendapat begitu banyak dosis dapat berarti vaksin tidak berfungsi dengan baik.
Le Gros mengatakan mereka yang menerima vaksin atas nama orang lain "tidak membuat diri mereka lebih aman."
"Mereka justru bersikap konyol karena menghalangi orang yang harusnya dibuat aman."

Di Selandia Baru, masyarakat tidak harus menunjukkan identitas saat menerima vaksin.
Sejak kasus melonjak pada Oktober lalu, negara itu membatalkan strategi nol-COVID.
Pemerintah dipuji secara luas karena tingkat infeksi yang sangat rendah untuk sebagian besar pandemi.
Pengunjung yang divaksinasi akan diberi kebebasan lagi mulai April.
Banyak bisnis dan fasilitas negara menggunakan sertifikat vaksinasi domestik yang hanya memungkinkan orang yang divaksinasi penuh mengakses ke tempat-tempat umum.
Dengan populasi 5 juta, negara ini telah melaporkan sekitar 12.500 kasus dan 46 kematian sejak awal pandemi.
Sekitar 89% penduduk sudah divaksinasi lengkap.
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Kemenkes dan Polisi Dalami Pengakuan Pria di Sulawesi Selatan Jadi Joki Vaksin Covid Demi Uang