Halmahera Timur
Halmahera Timur Berbenah Menuju Transformasi Kemajuan

Virus Corona

Kasus Omicron di Indonesia Terus Bertambah, Kini Total Jadi 840 Kasus

Siti Nadia Tarmidzi menyebut, data hingga Senin (17/1/2022), total kasus Covid-19 varian Omicron mencapai  840 kasus.

TRIBUNNEWS/HERUDIN
ILUSTRASI TES PCR COVID-19 - Dalam foto: Petugas medis melakukan tes swab PCR kepada warga tiga RT di RW 03, yaitu RT 01, RT 02 dan RT 08 Sumur Batu, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (14/6/2021). 

TRIBUNTERNATE.COM - Virus corona varian Omicron pertama kali terdeteksi di Indonesia pada pertengahan Desember 2021 lalu.

Sejak itu, jumlah kasus infeksi Covid-19 varian Omicron di Tanah Air terus bertambah.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmidizi mengungkap update perkembangan laju kasus varian Omicron di Indonesia.

Nadia menyebut, data hingga Senin (17/1/2022), total kasus Covid-19 varian Omicron mencapai  840 kasus.

Dari 840 kasus tersebut, 174 di antaranya merupakan transmisi lokal.

"Jadi sejak kita deteksi pada tanggal 15 Desember sampai 17 Januari saat ini sudah ada 840 kasus positif Omicron."

"Dimana kalau yang transmisi lokal itu sudah kita identifikasi ada 174 kasus," ucap Nadia dalam diskusi virtual yang disiarkan di YouTube Katadata, Selasa (18/1/2022).

Lanjut Nadia, untuk kasus Omicron yang berasal dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) ada sebanyak 609.

Baca juga: Viral Kisah Rohana Anak TKW Indonesia, Ditinggal Ibu Kandung hingga Dirawat Warga Malaysia

Baca juga: Citra Satelit Tangkap Kerusakan di Tonga akibat Erupsi Gunung Berapi Bawah Laut dan Tsunami

Jubir Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi Sebut 2 Persen Pelaku Perjalanan Internasional Positif COvid-19 saat masuk Indonesia (Youtube Kementerian Kesehatan RI) Sabtu (10/9/2021)
Jubir Vaksinasi Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi Sebut 2 Persen Pelaku Perjalanan Internasional Positif COvid-19 saat masuk Indonesia (Youtube Kementerian Kesehatan RI) Sabtu (10/9/2021) (Youtube Kementerian Kesehatan RI)

Namun, masih ada 57 kasus Omicron yang belum teridentifikasi apakah imported case atau transmisi lokal.

"Masih ada 57 kasus lagi yang sedang kita lakukan penyelidikan epidemiologinya untuk memastikan apakah ini transmisi lokal ataukah PPLN," jelas dia.

Nadia menuturkan, kasus Omicron di RI mayoritas merupakan PPLN yang berasal dari Arab Saudi, Turki hingga Uni Emirat Arab.

"Tertinggi kalau kita lihat terkait PPLN, itu adalah Arab Saudi, kedua Turki yang biasa didominasi wisatawan, USA, Malaysia, Uni Emira Arab," ucap Nadia.

Selain itu, Nadia menyebut dari total 804 kasus Omicron, sekitar 79 persen sudah divaksinasi dosis lengkap.

Walaupun masih bisa terpapar Omicron, gejala orang yang sudah divaksin akan lebih ringan dibanding belum vaksinasi.

Untuk itu, ia mengingatkan masyarakat untuk segera vaksinasi dosis lengkap.

"Menjadi orang yang sudah divaksin saja masih bisa terkena Omicron, apalagi yang belum divaksin."

"Kita juga melihat orang yang telah divaksin, kemudian tertular Omicron, gejalanya lebih ringan," tutur Nadia.

Baca juga: Australia Alami Hari Paling Kritis Akibat Omicron, Indonesia Justru Buka Lebar Pintu Internasional

Baca juga: Kenaikan Kasus Omicron Diprediksi Lebih Cepat dan Tinggi, Menkes Imbau Masyarakat Tidak Panik

Hadapi Omicron, Pemerintah Perkuat Telemedecine

Diberitakan Tribunnews.com sebelumnya, pemerintah melakukan penguatan di berbagai pintu masuk negara seperti testing, tracing dan treatment untuk menekan penyebaran Omicron di Indonesia.

Pemerintah juga menjalankan program percepatan vaksinasi Covid-19 dan booster.

Untuk testing sendiri, Juru Bicara Pemerintah untuk Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro dari Kementerian Kesehatan sudah mendistribusikan kit S Gene Target Failure (SGTF) guna mendeteksi varian SARS-CoV-2 atau varian Omicron di Indonesia

SGTF ini merupakan salah satu metode mendeteksi varian Omicron.

Sejauh ini Reisa menyebutkan terkait kapasitas, pemerintah PCR dan SGTF sedang mengupayakan akan dipercepat.

"Kalau ada kasus penanganannya bisa dilakukan sedini mungkin. Pemerintah juga meningkatkan rasio dari treasing pada daerah jumlah kasus positif diketahui lebih 30 orang," ungkap Reisa pada siaran Radio Kesehatan, Selasa (18/1/2022).

Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro
Juru Bicara Pemerintah dan Duta Adaptasi Kebiasaan Baru, Reisa Broto Asmoro (IST)

Proses ini menjadi penting, untuk mencegah terjadinya peyebaran penyakit makin meluas.

Treasing pun melibatkan banyak orang dan pihak di antaranya seperti Polri, TNI, sampai masyakarat.

Selain itu Reisa menyebutkan update terbaru dari treatment yang disediakan pemerintah.

Di antaranya menyediakan isolasi terpusat dan mandiri untuk gejala ringan, tanpa gejala.

"Sedangkan muncul gejala sedang berat, disediakan rumah sakit dengan kapasitas yang mencukupi. Kalau kondisi sekarang di Indonesia, kasus Omicron memang didominasi tanpa gejala atau ringan," kata Reisa menambahkan.

Di sisi lain, pemerintah ingin kembali menguatkan pelayanan dari telemedecine.

"Ini sangat bermanfaat. Ada 17 platform telemedecine yang menyediakan jasa konsultasi dokter, pengiriman obat, semua gratis bagi pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri di rumah," paparnya.

(Tribunnews.com/Shella LatifaAisyah Nursyamsi)

Baca berita lainnya soal virus corona

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul UPDATE Kasus Omicron di Indonesia: Total Jadi 840 Kasus, 174 di Antaranya Transmisi Lokal

Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved