Kenaikan Kasus Omicron Diprediksi Lebih Cepat dan Tinggi, Menkes Imbau Masyarakat Tidak Panik
Budi menekankan agar masyarakat tetap waspada namun tidak perlu panik jika ada kenaikan jumlah kasus varian Omicron yang cepat dan banyak.
TRIBUNTERNATE.COM - Kenaikan kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia diprediksi lebih cepat dan tinggi.
Meski begitu, pemerintah meminta masyarakat tidak perlu panik, tetapi tetap waspada.
Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, tingkat perawatan di rumahsakit untuk pasien Omicron di sejumlah negara yang telah melewati puncak kasus berkisar 30-40% dibanding hospitalisasi varian Delta.
“Jadi, walaupun kenaikannya lebih cepat dan tinggi, jumlah kasusnya akan lebih banyak dan naik penularannya lebih cepat, hospitalisasinya lebih rendah,” katanya, dikutip dari setkab.go.id, Senin (17/1).
Oleh karena itu, Budi menekankan, agar masyarakat tetap waspada namun tidak perlu panik jika ada kenaikan jumlah kasus varian Omicron yang cepat dan banyak.
Dia menegaskan, pemerintah terus memantau secara ketat kondisi pasien konfirmasi Omicron yang memerlukan perawatan rumahsakit.
“(Pasien) yang butuh oksigen hanya tiga (orang), dan itu pun masuk kategori ringan. Jadi, tidak perlu sampai ventilator, masih oksigen biasa yang dipasang di mulut, tidak dimasukkan ke dalam," ujarnya.
"Dan, dari tiga orang (pasien Omicron) yang diberikan oksigen, dua di antaranya sudah sembuh dan sudah pulang,” imbuh Budi.
Baca juga: Positif Covid-19 Usai Pulang dari Turki, Thariq Halilintar: Ini Ketiga Kalinya, Kemungkinan Omicron
Baca juga: WHO: Omicron Bahaya bagi yang Belum Divaksinasi dan Bisa Timbulkan Varian Baru yang Lebih Ganas
Pemerintah memprediksikan, puncak kasus Omicron di Indonesia akan terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.
Budi mengatakan, berdasarkan pengamatan terhadap sejumlah negara, puncak kasus varian Omicron tercapai secara cepat dan tinggi, waktunya berkisar antara 35-65 hari.
“Indonesia pertama kali teridentifikasi (varian Omicron) adalah pertengahan Desember, tapi kasus mulai naik di awal Januari," ungkapnya.
"Nah, antara 35-65 hari akan terjadi kenaikan yang cukup cepat dan tinggi. Itu yang memang harus dipersiapkan oleh masyarakat,” ujar menteri kesehatan.
Jabodetabek diprediksi alami kenaikan kasus Omicron pada Februari - Maret 2022
Pemerintah memperkirakan puncak gelombang kenaikan kasus Omicron di Indonesia terjadi pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.
Wilayah DKI Jakarta dan Bodetabek diperkirakan menjadi daerah pertama yang akan mengalami lonjakan kasus.
